Annan menerima nobel perdamaian pada 2001.
CB, GHANA -- Kofi Annan meninggal dunia pada usia 80 tahun. Ia meninggal
dengan banyak torehan prestasi yang berdampak pada perdamaian dunia.
Annan bergabung dengan PBB pada usia 26 tahun. Kemudian, ia menjabat
sebagai sekretaris jenderal PBB ketujuh, selama hampir dua dekade dari
1997 hingga 2006.
Dilansir Aljazirah, setelah bergabung
pada 1962, Annan merupakan staf pertama yang menjabat pimpinan PBB. Hal
itu juga merupakan pertama bagi negara sub-Sahara Afrika tempat di mana
ia berasal. Annan juga menerima Nobel Perdamaian Dunia pada 2001.
Diplomat Ghana itu mulai bekerja untuk menangani epidemi AIDS hingga mendorong tujuan adopsi
Millennium Development Goals.
Hal itu merupakan salah satu upaya mencapai target untuk memberantas
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan global. Usahanya tersebut
membawa keuntungan bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Dia
juga mendorong reformasi dalam organisasi PBB. Hal itu terutama
re-orientasi fokus PBB terhadap isu-isu hak asasi manusia yang
diwujudkan oleh pembentukan Dewan Hak Asasi Manusia pada 2006.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Sekjen PBB, Annan pada 2012 menjabat selama enam bulan sebagai utusan khusus untuk Suriah yang dilanda perang.
Tidak lama, ia mengundurkan diri, sebagai bagian dari protes atas
kurangnya persatuan oleh kekuatan dunia dan meningkatnya militerisasi di
lapangan.
Baru-baru ini, Annan memimpin penyelidikan
komisi independen terhadap krisis Rohingya Myanmar. Ia melihat lebih
dari 700 ribu orang tahun lalu melarikan diri dari negara itu ke negara
tetangga Bangladesh.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Pangeran Zeid Ra'ad Al Husein mengungkapkan belasungkawanya di akun
Twitter resmi. Ia berduka cita mendalam atas kepergian Annan yang merupakan salah seorang yang mengubah dunia.
"Saya
sedih atas kematian Kofi Annan. Kofi adalah lambang kelayakan dan kasih
sayang manusia. Di dunia yang sekarang dipenuhi para pemimpin yang
bukan apa-apa selain itu, kerugian dunia menjadi semakin menyakitkan.
Dia adalah seorang teman untuk ribuan orang dan seorang pemimpin untuk
jutaan orang," tulis Al Husien.
Kematian Annan mendorong
Presiden Nana Akufo Addo mengumumkan pekan berkabung nasional. "Dia
membawa Ghana menjadi dikenal ke negara kita dengan posisi ini dan
melalui perilaku dan keahliannya di arena global," kata Akufo-Addo.
"Dia
adalah seorang yang sangat percaya pada kapasitas orang Ghana untuk
memetakan jalannya sendiri menuju jalan kemajuan dan kemakmuran," ujar
Akufo-Addo menambahkan.
Tribut juga mengalir dari para
diplomat dan pemimpin internasional. Seperti Teheran hingga London ke
Washington yang memuji ia sebagai "pemimpin besar".
Kelompok
advokasi perdamaian dan hak asasi manusia yang diciptakan oleh mantan
pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela juga menyatakan penghargaan
kepada Annan. Annan pernah menjadi ketua kelompok tersebut. Mereka
mengatakan bahwa Annan dikagumi dan dihormati secara global dalam sebuah
pernyataan pada hari Sabtu.
"Dunia telah kehilangan sosok
yang menginspirasi, seseorang yang pencapaiannya tidak akan pernah
terlupakan, dan komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan akan
bertahan untuk menginspirasi generasi mendatang," kata Wakil Ketua Gro
Harlem Brundtland. Annan meninggalkan istri, Nane, dan tiga anak, Ama,
Kojo dan Nina.