Israel melancarkan serangan balasan atas
serangan roket Hamas di Jalur Gaza yang merupakan bentrokan terhebat
sejak 2014. (AFP/Mahmud Hams)
Dalam rekaman video yang diedarkan Departemen Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan "pertanyaannya bukan apakah konfontrasi (dengan Hamas) akan terjadi, tetapi kapan konfrontasi itu terjadi."
Lieberman tampaknya juga mengisyaratkan bahwa seluruh warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza sejak terjadi aksi protes dan bentrokan di perbatasan pada 30 Maret lalu adalah anggota Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza.
"Hamas kehilangan 168 orang yang tewas, 4.348 luka dan puluhan infrastruktur terorisme hancur," ujarnya dalam video yang diedarkan Senin (13/8).
Kebanyakan korban tewas adalah kaum muda yang melakukan aksi protes atau terlibat bentrokan dengan tentara Israel di dekat pagar perbatasan dengan Jalur Gaza yang diblokade oleh Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dua wartawan dan tiga petugas medis juga termasuk dalam korban yang tewas.
Israel mengatakan langkahnya perlu dilakukan untuk mempertahankan perbatasan dan menghentikan infiltrasi atau serangan.
Di kubu negara ini hanya satu tentara yang tewas sejak bentrokan pada 30 Maret lalu.
Militer Israel meningkatkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Kamis (9/8) sebagai balasan atas penembakan sekitar 180 roket dan mortir oleh Hamas yang dimulai pada Rabu (8/8) malam.
Serangan udara Israel menyebabkan tiga orang tewas termasuk seorang ibu dan bayinya. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
|
Ini adalah salah satu peningkatan bentrokan paling serius sejak perang Gaza 2014 setelah terjadi ketegangan beberapa bulan sebelumnya.
Para pejabat PBB dan Mesir masih berusaha mencapai kesepakatan gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas, meski pihak Israel hingg kini belum memberikan tanggapan atas langkah tersebut.
Israel dan pejuang Hamas di Gaza telah terlibat dalam tiga kali peperangan sejak 2008.
Credit cnnindonesia.com