Warga Gaza berjanji akan terus melaksanakan aksi demonstrasi setiap pekannya.
CB,
YERUSALEM -- Israel kembali menghentikan pengiriman bahan bakar dan gas
ke Jalur Gaza mulai Kamis (2/8). Ini sebagai tanggapan atas tindakan
Hamas yang meluncurkan balon pembakar sehingga membakar ladang di
Israel.
Kantor Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman
pada Rabu (1/8) mengatakan telah memerintahkan penghentian pasokan bahan
bakar ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom sampai pemberitahuan
lebih lanjut.
"Keputusan telah diambil mengingat teror terus-menerus melalui
balon pembakar dan gesekan di sepanjang pagar (perbatasan)," kata
pernyataan itu.
Bulan lalu Israel juga melakukan langkah
serupa. Israel mencegah pengiriman bahan bakar dan gas melalui
satu-satunya penyeberangan komersial dengan Gaza. Sepekan kemudian
Israel kembali mengizinkan pasokan bahan bakar dan gas memasuki Gaza
setelah ketegangan dengan Hamas mereda.
Penyeberangan
Kerem Shalom, yang dikenal orang Palestina sebagai Karem Abu Salem
ditutup pada 9 Juli. Awalnya, hanya barang-barang yang dianggap sebagai
kebutuhan kemanusiaan yang diizinkan masuk Gaza. Seperti makanan,
perlengkapan kebersihan dan persediaan medis, bahan bakar, makanan hewan
dan ternak.
Warga Gaza berjanji akan terus melaksanakan
aksi demonstrasi setiap pekannya sampai Israel mencabut sanksi ekonomi
di wilayah itu. Setidaknya 155 warga Palestina telah tewas dalam protes
dan satu tentara Israel ditembak mati oleh seorang penembak di Gaza.
Israel
telah kehilangan tanah pertanian dan hutan karena kebakaran yang
disebabkan oleh layang-layang dan balon helium yang diterbangkan dari
Gaza. Israel telah menanggapi dengan mencegah masuknya barang-barang
komersial yang tidak penting ke Gaza.
Anggota
Gaza's National Comittee for Breaking the Siege, Salah Abdul Ati
mengaku telah menyerahkan bukti-bukti kekerasan Israel ke Pengadilan
Kejahatan Internasional (ICC).
Bukti terdokumentasi
itu terkait dengan penyerangan terhadap warga Gaza yang berdemonstrasi
di perbatasan Israel sejak Maret. Abdul Ati mengungkapkan, bukti-bukti
yang diserahkan ke jaksa kepala ICC cukup menggambarkan kekersan dan
pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap demonstran tak bersenjata.
"Informasi termasuk laporan khusus tentang kejahatan penjajah Israel
terhadap anak-anak, jurnalis, dan tenaga medis," ucapnya.
Sejak
akhir Maret, situasi di Jalur Gaza memang telah memanas, yakni ketika
ribuan warga Palestina di sana menggelar demonstrasi di perbatasan
Israel. Mereka menuntut Israel mengembalikan tanah yang telah direbutnya
pascaperang Arab 1948. Massa pun menyuarakan kecaman terhadap Amerika
Serikat (AS) yang memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.