MANILA
- Presiden Rodrigo Duterte mengecam Amerika Serikat (AS) yang
memperingatkan Filipinan agar tidak membeli senjata militer dari Rusia.
Dia mengeluh karena Washington sebagai sekutu memasok senjata bekas
kepada Manila.
Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano, saat bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, awal Agustus lalu, berjanji bahwa Manila tidak akan menolak kesempatan untuk membeli peralatan militer Moskow meski akan menghadapi sanksi AS.
Presiden Duterte menyalahkan Washington karena mencoba menghambat modernisasi militer Filpina dan memasok peralatan militer bekas ke Manila.
"Apakah itu cara Anda memperlakukan seorang sekutu dan Anda ingin kami tetap bersama Anda sepanjang waktu? Memang Anda siapa untuk memperingatkan kami?," kata Duterte, seperti dikutip Sputnik, Sabtu (18/8/2018).
Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano, saat bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, awal Agustus lalu, berjanji bahwa Manila tidak akan menolak kesempatan untuk membeli peralatan militer Moskow meski akan menghadapi sanksi AS.
Presiden Duterte menyalahkan Washington karena mencoba menghambat modernisasi militer Filpina dan memasok peralatan militer bekas ke Manila.
"Apakah itu cara Anda memperlakukan seorang sekutu dan Anda ingin kami tetap bersama Anda sepanjang waktu? Memang Anda siapa untuk memperingatkan kami?," kata Duterte, seperti dikutip Sputnik, Sabtu (18/8/2018).
Presiden
Filipina itu khawatir jika negaranya membeli kapal selam dari AS, itu
akan meledak, seperti helikopter AS yang dibeli sebelumnya.
Kecaman Duterte muncul setelah Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Keamanan Asia dan Pasifik, Randall Schriver, memperingatkan Manila agar tidak membeli perangkat keras militer Rusia.
"Jika mereka melanjutkan dengan pembelian peralatan utama Rusia, saya tidak berpikir itu adalah hal yang membantu untuk dilakukan dalam persekutuan kami, dan saya pikir pada akhirnya kami bisa menjadi mitra yang lebih baik daripada Rusia," kata Schriver.
Dia membuat pernyataan di tengah laporan media bahwa Moskow telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Filipina dalam pembelian kapal selam Rusia. Manila saat ini sedang mempertimbangkan tawaran tersebut.
Kesepakatan yang ditawarkan itu, menetapkan alokasi pinjaman bersubsidi ke Manila, yang akan dibayarkan selama beberapa tahun.
Duterte sendiri pernah menyatakan minatnya pada persenjataan canggih Rusia ketika berkunjung ke Moskow pada tahun 2017. Dia mengaku tertarik pada helikopter, pesawat, serta senjata presisi untuk membantu tentara Filipina memerangi ancaman terorisme.
Kecaman Duterte muncul setelah Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Keamanan Asia dan Pasifik, Randall Schriver, memperingatkan Manila agar tidak membeli perangkat keras militer Rusia.
"Jika mereka melanjutkan dengan pembelian peralatan utama Rusia, saya tidak berpikir itu adalah hal yang membantu untuk dilakukan dalam persekutuan kami, dan saya pikir pada akhirnya kami bisa menjadi mitra yang lebih baik daripada Rusia," kata Schriver.
Dia membuat pernyataan di tengah laporan media bahwa Moskow telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Filipina dalam pembelian kapal selam Rusia. Manila saat ini sedang mempertimbangkan tawaran tersebut.
Kesepakatan yang ditawarkan itu, menetapkan alokasi pinjaman bersubsidi ke Manila, yang akan dibayarkan selama beberapa tahun.
Duterte sendiri pernah menyatakan minatnya pada persenjataan canggih Rusia ketika berkunjung ke Moskow pada tahun 2017. Dia mengaku tertarik pada helikopter, pesawat, serta senjata presisi untuk membantu tentara Filipina memerangi ancaman terorisme.
Credit sindonews.com