GLASGOW
- Militer Kerajaan Inggris mengisyaratkan akan mengirim kapal induk HMS
Queen Elizebth ke Laut China Selatan. Hal telah dibahas dengan militer
Australia di saat pengaruh militerisasi China di kawasan sengketa itu
terus menguat.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop telah mendiskusikan operasi angkatan laut bersama di wilayah Pasifik bersama Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson, Jumat kemarin.
Williamson dan Payne mengunjungi galangan kapal BAE Systems di Clyde di Glasgow untuk meninjau kapal fregat Type 26 terbaru yang dibeli Australia bulan lalu dalam kesepakatan senilai 20 miliar poundsterling. Mereka juga menyambangi pangkalan kapal selam nuklir Inggris di Faslane.
Dalam konferensi pers bersama di Edinburgh, termasuk dengan Menteri Luar Negeri Inggris yang baru, Jeremy Hunt, Bishop mengatakan telah terjadi perubahan yang jelas dalam hubungan kekuatan besar yang telah memicu tingkat volatilitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tak ada yang menyinggung militerisasi China di pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan dalam konferensi pers tersebut. Namun, Bishop membahas soal tantangan terhadap "norma dan konvensi" internasional di kawasan Pasifik.
Sedangkan Payne mengatakan ada ancaman yang jelas terhadap "kawasan internasional berbasis aturan".
Keempat menteri itu menyatakan, ancaman yang ada telah membenarkan kerja sama pertahanan dan keamanan yang lebih besar antara Inggris dan Australia, yang didukung oleh peningkatan pos-pos diplomatik Inggris di negara-negara Pasifik selatan seperti Tonga dan Vanuatu.
"Pada titik kritis dalam urusan dunia, kami merasa sangat penting bagi negara-negara yang berpikiran sama untuk bergabung bersama untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas," kata Bishop, dikutip The Guardian, Sabtu (21/7/2018).
"Kami tidak dapat lebih senang bahwa Inggris akan mengambil peran yang semakin meningkat di Indo-Pasifik," katanya lagi.
Mengacu pada meningkatnya ancaman dari kapal selam di Pasifik, yang dioperasikan oleh negara yang tak disebutkan namanya, Williamson menyoroti keputusan Australia untuk membeli sembilan kapal fregat Type 26, yang tengah dibangun oleh BAE di Adelaide, dan diganti namanya oleh Angkatan Laut Australia sebagai kapal Hunter-class.
"Kami sudah mulai melihat perubahan langkah dalam hubungan kami," katanya.
“Untuk pertama kalinya sejak 2013, Inggris telah mengerahkan kapal ke wilayah Pasifik. Kami memiliki tiga tahun ini, dan ini bukan sesuatu yang ingin kami lihat sebagai kilat, tetapi sebenarnya komitmen untuk wilayah yang terus maju selama beberapa tahun mendatang," lanjut Williamson.
“Kami sangat berharap dan akan bekerja sama dalam menyebarkan HMS Queen Elizabeth ke Pasifik dan mudah-mudahan berlayar berdampingan dengan kapal-kapal Australia," ujarnya.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop telah mendiskusikan operasi angkatan laut bersama di wilayah Pasifik bersama Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson, Jumat kemarin.
Williamson dan Payne mengunjungi galangan kapal BAE Systems di Clyde di Glasgow untuk meninjau kapal fregat Type 26 terbaru yang dibeli Australia bulan lalu dalam kesepakatan senilai 20 miliar poundsterling. Mereka juga menyambangi pangkalan kapal selam nuklir Inggris di Faslane.
Dalam konferensi pers bersama di Edinburgh, termasuk dengan Menteri Luar Negeri Inggris yang baru, Jeremy Hunt, Bishop mengatakan telah terjadi perubahan yang jelas dalam hubungan kekuatan besar yang telah memicu tingkat volatilitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tak ada yang menyinggung militerisasi China di pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan dalam konferensi pers tersebut. Namun, Bishop membahas soal tantangan terhadap "norma dan konvensi" internasional di kawasan Pasifik.
Sedangkan Payne mengatakan ada ancaman yang jelas terhadap "kawasan internasional berbasis aturan".
Keempat menteri itu menyatakan, ancaman yang ada telah membenarkan kerja sama pertahanan dan keamanan yang lebih besar antara Inggris dan Australia, yang didukung oleh peningkatan pos-pos diplomatik Inggris di negara-negara Pasifik selatan seperti Tonga dan Vanuatu.
"Pada titik kritis dalam urusan dunia, kami merasa sangat penting bagi negara-negara yang berpikiran sama untuk bergabung bersama untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas," kata Bishop, dikutip The Guardian, Sabtu (21/7/2018).
"Kami tidak dapat lebih senang bahwa Inggris akan mengambil peran yang semakin meningkat di Indo-Pasifik," katanya lagi.
Mengacu pada meningkatnya ancaman dari kapal selam di Pasifik, yang dioperasikan oleh negara yang tak disebutkan namanya, Williamson menyoroti keputusan Australia untuk membeli sembilan kapal fregat Type 26, yang tengah dibangun oleh BAE di Adelaide, dan diganti namanya oleh Angkatan Laut Australia sebagai kapal Hunter-class.
"Kami sudah mulai melihat perubahan langkah dalam hubungan kami," katanya.
“Untuk pertama kalinya sejak 2013, Inggris telah mengerahkan kapal ke wilayah Pasifik. Kami memiliki tiga tahun ini, dan ini bukan sesuatu yang ingin kami lihat sebagai kilat, tetapi sebenarnya komitmen untuk wilayah yang terus maju selama beberapa tahun mendatang," lanjut Williamson.
“Kami sangat berharap dan akan bekerja sama dalam menyebarkan HMS Queen Elizabeth ke Pasifik dan mudah-mudahan berlayar berdampingan dengan kapal-kapal Australia," ujarnya.
"Dan kami ingin memastikan bahwa semua orang di seluruh dunia memahami bahwa kedua negara besar ini adalah sekutu terbesar," imbuh dia.
Credit sindonews.com