Ozil merasa seperti tidak diinginkan lagi berada di timnas
CB,
BERLIN -- Mesut Ozil mengumumkan keputusannya meninggalkan tim
nasional. Gelandang Jerman ini menyatakan tidak akan lagi membela
Der Panzer
setelah merasa mendapat diskriminasi yang tidak adil terkait
keputusannya bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada bulan Mei
silam.
Ozil (29) merupakan bagian dari skuat Jerman yang tersingkir di fase
grup Piala Dunia di Rusia. Ia menjadi target kritik untuk penampilannya
serta pertemuannya dengan Erdogan, yang dituding melakukan pelanggaran
hak asasi manusia.
Pengatur serangan Arsenal itu memiliki
darah Turki dan membela aksinya melalui pernyataan panjang. Ini adalah
pertama kalinya Ozil membahas masalah ini di depan umum.
"Bagi
saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukan mengenai politik atau
pemilihan, ini mengenai saya menghormati institusi tertinggi negara
keluarga saya," kata Ozil dalam pernyataannya di Twitter.
Mesut Ozil dan Ilkay Gundogan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Ozil
menjelaskan ia adalah pesepak bola profesional dan bukan politisi. Ia
tidak memiliki keterkaitan atau dukungan terhadap situasi politik
tertentu. Ia menegaskan pertemuannya dengan Erdogan bukan merupakan
dukungan kebijakan apapun.
"Perlakuan yang saya terima
dari DFB (Asosiasi Sepak Bola Jerman) dan banyak pihak lainnya membuat
saya tidak lagi ingin mengenakan kaus tim nasional Jerman," tambah Ozil.
Ozil
merasa seperti tidak diinginkan oleh timnas. Ia merasa apa yang telah
lakukan untuk timnas sejak debut di tahun 2009 dilupakan begitu saja.
"Dengan
berat hati dan setelah melakukan banyak pertimbangan karena
kejadian-kejadian terkini, saya tidak akan lama lagi bermain untuk
Jerman di level internasional karena saya memiliki perasaan rasisme dan
tidak dihormati," tambahnya.
Ozil mengaku sudah tidak
memiliki lagi perasaan bangga mengenakan seragam timnas. "Saya dulu
mengenakan kaus timnas Jerman dengan perasaan bangga dan kegembiraan,
namun sekarang tidak lagi," kata Ozil.