Pertunjukan pengawetan otak kelinci (www.nhv.us)
Tim peneliti The Brain Preservation yang telah eksis sejak abad ke-21 itu, sejak lama berambisi mengawetkan otak manusia. Untuk mencapai ambisi itu, mereka melakukan secara bertahap, bermula pada hewan. Peneliti memiliki target untuk otak manusia bisa diawetkan selama 100 tahun, dan kemudian bisa berfungsi secara normal kembali.
Dilansir NhVoice, Senin 15 Februari 2016, Presiden Yayasan The Brain Preservation Foundation, Kenneth Hayworth, menyebutkan untuk pengawetan, peneliti menggunakan teknik kriopreservasi. Sebenarnya, keberhasilan mereka sudah terbit dalam jurnal Cryobiology, hanya saja yayasan, kata Hayworth, baru mengumumkan pencapaian awal pekan ini.
“Setiap neuron dan sinapsis otak kelinci tampak (tetap) indah setelah diawetkan,” ujar Hayworth.
Mengenai teknik pengawetan, Robert McIntyre, tim peneliti yayasan, menyebutkan teknik kriopreservasi atau lebih dikenal Aldehyde-stabilized cryopreservation (ASC), merupakan suatu cara pengawetan dengan memasukkan bahan kimia pada sistem vaskuler otak. Teknik ini berfungsi untuk mencegah pembusukan, lalu objek yang diawetkan itu dimasukkan dalam pendingin dengan suhu minus 211 derajat Fahrenheit.
McIntyre mengatakan, ketika otak mamalia dicairkan kembali, maka ditemukan struktur intraseluler, termasuk sinapsi dan membran sel yang masih utuh.
Kemudian peneliti menggunakan kombinasi fiksasi kimia dan penyimpanan kriogenik. Skema ini adalah demonstrasi pertama yang hampir mendekati sempurna.
“‘Pelestarian jangka panjang otak mamalia secara utuh dicapai,” tutur McIntyre.
Credit VIVA.co.id