DAMASKUS - Setidaknya 23 orang tewas saat sejumlah serangan udara menghantam satu sekolah dan dua rumah sakit di Suriah bagian utara. Serangan udara itu diduga dilakukan oleh Angkatan Udara Rusia.
Serangan pertama menghantam sebuah rumah sakit yang berada di kota Azaz. Menurut keterangan dewan kota Azaz, 14 orang tewas dan sekitar 30 orang lainnya menderita luka-luka akibat serangan udara tersebut.
Lalu, serangan udara juga menghancurkan sebuah sekolah di kota yang sama. Namun, sejauh ini belum ada laporan adanya korban tewas ataupun luka dalam serangan tersebut.
Selanjutnya, serangan udara itu juga mengenai sebuah rumah sakit yang dijalankan oleh Doctors Without Borders (MSF) di daerah Maaret al-Numan di provinsi Idlib. Menurut keterangan Observartorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sembilan orang dilaporkan tewas dalam serangan itu.
Namun, keterangan berbeda diutarakan oleh kelompokm Pertahanan Sipil Suriah di Idlib . Dalam sebuah pernyataan kelompok menuturkan bahwa memang benar salah satu rumah sakit MSF hancur akibat serangan udara yang diduga dilakukan Rusia, tapi jumlah korban hanya empat orang, bukan sembilan.
"Setidaknya empat orang tewas sementara beberapa lainnya cedera. Kami memprediksi jumlah korban tewas akan meningkat. Sejumlah dokter dan staff MSF dilaporkan hilang," kata juru bicara kelompok itu.
Rusia sendiri sampai saat ini belum memberikan pernyataan apapun mengenai tudingan tersebut. Selama ini, Rusia selalu membantah bahwa serangan udara mereka turut menghantam bangunan dan warga sipil di Suriah.
Credit Sindonews
Kembali Jadi Target Serangan, MSF Murka
DAMASKUS - Doctors Without Borders (MSF) mengecam keras serangan udara yang turut menghancurkan salah satu rumah sakit yang mereka jalankan di wilayah Idlib, Suriah. MSF menyebut serangan itu adalah sesuatu yang disengaja.
"Ini tampaknya menjadi serangan yang disengaja pada struktur kesehatan, dan kami mengutuk serangan ini dalam istilah yang paling kuat," kata kepala misi MSF di Suriah, Massimiliano Rebaudengo dalam sebuah pernyataan.
Rebaudengo, dalam pernyataanya juga menuturkan, bahwa hancurkan rumah sakit tersebut telah menghadirkan kerugian teramat besar. Menurutnya, puluhan ribu warga Suriah telah kehilangan akses ke fasilitas kesehatan dengan hancurnya rumah sakit mereka.
"Penghancuran rumah sakit membuat sekitar 40.000 orang tanpa akses ke pelayanan medis di zona konflik aktif," sambungnya, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (15/2).
Serangan udara tersebut disebut diduga dilakukan Angkatan Udara Rusia. Namun, Rusia sampai saat ini belum memberikan pernyataan apapun mengenai tudingan tersebut. Namun, bila menilik kebelakangan, Rusia selalu membantah bahwa mereka yang berada di balik serangan udara yang mengantam fasilitas kesehatan, sekolah, atau fasilitas sipil lainnya.
Credit Sindonews