Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan teknologi menjadi kendala utama pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Meski kaya akan sumber energi terbarukan, Indonesia belum menguasai teknologi untuk pengembangannya.
"Kalau dari sekian faktor kenapa energi terbarukan nggak maju-maju di Indonesia, nomor satu adalah teknologi, kedua finansial. Kita ingin ada transfer teknologi ke kita," ucap dalam konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis malam (11/2/2016).
Dengan penguasaan teknologi, masalah harga energi terbarukan yang relatif mahal dibanding energi fosil dapat terpecahkan. Rida yakin, energi terbarukan akan semakin murah di masa mendatang, Indonesia pun semakin berkomitmen mengembangkannya.
"Harga solar cell, harga baterai akan semakin murah. Teknologi makin cepat berkembang. Ini membuat kita makin komit mengembangkan energi terbarukan," katanya.
Untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia, Kementerian ESDM dan INternational Energy Agency (IEA) menggelar Bali Clean Energy Forum (BCEF) di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali pada 11-12 Februari 2016.
Dalam BCEF ini akan diluncurkan Clean Energy Center of Excellence (CoE) atau Pusat Keunggulan Energi Bersih Indonesia kepada masyarakat internasional. CoE adalah pusat terpadu bagi penelitian, pengembangan, pendudukan, peningkatan kapasitas pelaksanaan, hingga fasilitasi investasi dalam pengembangan energi bersih dengan 3 menu utama: informasi, teknologi, pendanaan.
Pejabat dan perwakilan dari 26 negara hadir dalam forum ini, di antaranya Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Ali Al Naimi; Menteri Energi, Air dan Tekno Hijau Malaysia, Maximus Johnity Ongkili; Menteri Energi dan Perminyakan Papua Nugini, Ben Micah; Menteri Pembangunan Internasional Australia, Hon Steven Ciobo; Menteri Perminyakan dan SDM Timor Leste, Alfredo Pires.
Menteri ESDM, Sudirman Said, mengungkapkan, ada 3 hal yang ingin diperoleh Indonesia melalui forum ini, yaitu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya keuangan untuk pengembangan energi terbarukan.
"Ada 3 hal yang ingin kita dapat, knowledge informasi, teknologi, dan sumber daya keuangan," kata Sudirman di tempat yang sama.
Ketiga hal tersebut sangat terkait erat. Informasi-informasi baru dapat digunakan untuk menciptakan teknologi baru yang bisa meningkatkan efisiensi biaya dalam pengembangan energi terbarukan. "Gap antara resources dan harga itu ada di teknologi," ucap Sudirman.(wdl/wdl)
Credit detikfinance