Kriteria tersebut bukan hanya seputar kondisi fisik dan kepintaran. NASA lebih menekankan pada kondisi psikologis calon astronot. Untuk membuat tes psikologi, NASA bahkan menggandeng Universitas John Hopkins.
Dalam mencari calon astronot untuk menjalani misi luar angkasa paling berbahaya, NASA mencari seseorang yang dapat hidup rukun bersama empat orang lainnya. Kandidat tersebut bukan berarti terlalu ekstrover, tidak juga yang introver. Idealnya adalah kandidat tersebut haruslah seseorang yang memiliki sifat toleransi yang tinggi.
Walaupun belum ada penerimaan resmi astronot, Universitas John Hopkins mulai melakukan rangkaian uji coba. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana seorang astronot dapat mengatasi tingkat stres yang tinggi di luar angkasa.
Bahaya yang akan dihadapi para astronot adalah gravitasi mikro dan radiasi yang ada di Planet Merah tersebut. Demikian seperti dikutip dari Blasting News, Selasa (16/2/2016).
Credit okezone