Jumat, 12 Februari 2016

Militer Korea Utara Kuasai Kawasan Industri Kaesong

Militer Korea Utara Kuasai Kawasan Industri Kaesong

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un tersenyum saat menyaksikan pasukan kemanana detasemen Hwa Islet di Pyongyang, 14 Juli 2014. Pemerintah Korea Utara mengumumkan telah meledakkan nuklir hidrogen pertama mereka, yang memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan uji bom atom sebelumnya. REUTERS/KCNA/Files
 
 
CB, Paju, Korea Selatan -Korea Utara memerintahkan militernya untuk mengambilalih kawasan industri Kaesong. Perintah ini dikeluarkan sehari setelah Korea Selatan mengumumkan penutupan seluruh aktivitas di Kaesong.

Kawasan industri Kaesong yang berada di wilayah Korea Utara merupakan simbol kerja sama kedua negara yang terbelah setelah Perang Korea tahun 1953.





Selain memerintahkan militer menguasai Kaesong, Korea Utara juga menguasai seluruh aset di Kaesong termasuk 124 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di kawasan industri itu. Seluruh warga Korea Selatan yang bekerja di Kaesong telah diusir keluar dari negara itu.

Langkah Korea Selatan menutup operasional di Kaesong sebagai hukuman atas Korea Utara yang mengklaim telah meluncurkan rudal balistiknya dan sebelumnya melakukan uji coba bom hidrogen yang menuai protes masyarakat internasional.

Komisi Reunifikasi Damai Korea Utara menyatakan, penutupan Kaesong oleh Korea Selatan merupakan deklarasi perang yang berbahaya dan deklarasi untuk mengakhiri hubungan yang berlangsung alam antara Utara-Selatan.

Seoul mengatakan, keputusan menutup Kaesong sebagai upaya menghentikan Korea Utara menggunakan uang dari kawasan itu untuk membayar program nuklir dan rudalnya.


Credit  TEMPO.CO



Korea Selatan Tutup Pabriknya di Korea Utara  

Korea Selatan Tutup Pabriknya di Korea Utara  

Sejumlah mobil Korea Selatan membawa barang hasil produksi yang dibuat di Kompleks Industri antar-Korea Kaesong di Korea Utara, di Paju, Utara Seoul, Korea Selatan, Sabtu (27/4). AP/Ahn Young-joon
 
CBSeoul - Para pekerja industri Korea Selatan, Kamis, 11 Februari 2016, ditarik pulang setelah sejumlah perusahaan yang berdiri di kawasan industri Korea Utara ditutup sementara. Penutupan tersebut terkait dengan peluncuran roket Pyongyang ke angkasa, Senin, 8 Februari 2016.

Belum jelas berapa lama penutupan kompleks industri yang berdiri di perbatasan Kota Kaesong atau bahkan berapa lama proses penutupan perusahaan Korea Selatan di kota tersebut. Pyongyang tak bersedia memberikan komentar. Namun Seoul mengatakan para pekerja asal Korea Utara tidak masuk kerja sejak Kamis, 11 Februari 2016.

Penutupan ini adalah salah satu sikap keras yang diambil oleh Seoul sebagai tindakan hukuman atas peluncuran roket Korea Utara yang diduga disertai misil nuklir. "Penutupan ini akan memukul keuangan Korea Utara," tulis New York Times, Rabu, 10 Februari 2016.

"Seoul mengatakan negaranya ingin menghentikan kekuatan ekonominya melalui kompleks perusahaan ini karena digunakan untk membangun nuklir dan program misil."

Korea Utara pada Senin, 8 Februari 2016, meluncurkan sebuah roket ke angkasa sebagai uji coba teknologi misil balistik. Peluncuran tersebut, menurut komunitas internasional, dianggap sebuah pelanggaran konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Hong Yong-pyo mengatakan sekitar 130 warga Korea Selatan rencananya masuk ke Kaesong pada Kamis, 11 Februari 2016, untuk memulai penutupan perusahaannya di sana. Dia meneruskan, sekitar 70 warga Korea Selatan yang tinggal di sana akan segera pulang.

Korea Utara pernah membuat Amerika Serikat dan Korea Selatan berang karena negeri berideologi komunis itu melakukan tembakan militer ke wilayah Semenanjung Korea. Aksi tersebut dibalas oleh Korea Selatan dengan menarik para pekerja di kompleks industri Kaesong pada 2013 selama lima bulan.

Hong dalam acara jumpa pers mengatakan penundaan operasi perusahaan di kompleks industri Kaesong itu untuk menghentikan Korea Utara menggunakan mata uangnya untuk melakukan pembangunan nuklir dan teknologi misil.




Credit  TEMPO.CO