Senin, 15 Februari 2016

Menlu Inggris: Hanya Putin Bisa Mengakhiri Perang di Suriah


Menlu Inggris: Hanya Putin Bisa Mengakhiri Perang di Suriah  
Menteri Luar Negeri Inggris Philipp Hammond mengatakan hanya Presiden Putin yang bisa mengakhiri perang di Suriah. (REUTERS/Alexander Zemlianichenko).
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Inggris Philipp Hammond mengatakan hanya Presiden Putin yang bisa mengakhiri perang di Suriah. Pertanyaan soal apakah Presiden Suriah Bashar al-Assad bertahan atau lengser sepenuhnya bergantung pada apakah Rusia bersiap menggunakan pengaruh untuk menggeser lelaki 50 tahun tersebut dari kekuasannya.

Hammond secara tegas meminta Rusia mengakhiri serangan udara di Aleppo yang dikuasai pemberontak. “Ada satu orang di planet ini yang bisa mengakhiri perang sipil di Suriah dengan hanya menelepon dan itu adalah Tuan Putin,” kata Hammond seperti dikutip Guardian, Ahad (14/2).

Hammond menyebut situasi politik di Suriah belum berubah sejak tahun lalu. “Apakah Assad bertahan atau tidak semua bergantung dari Rusia untuk menggunakan pengaruh untuk mengesernya. Situasinya sama seperti setahun lalu,” ujar dia.

Pada Sabtu, Turki mengatakan telah membombardir milisi Kurdi di utara Suriah dan mengatakan bersama Arab Saudi tengah mempertimbangkan mengirimkan pasukan darat ke sana.

Amerika Sendiri telah meminta Turki agar memerangi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) setelah negada adidaya termasuk Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Rusia sepakat untuk menangguhkan kekerasan di Suriah pada Jumat (11/2) kemarin.

Kekerasan yang masih terjadi mengancam perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati di Munich, Jerman yang meminta “penghentian permusuhan” dalam sepekan dan pengiriman bantuan kemanusiaan di seluruh wilayah Suriah.

Ahad kemarin, Kremlin mengatakan Putih telah menelepon Barack Obama untuk membicarakan krisis di Suriah melalui telepon. Keduanya sepakat bahwa perjanjian yang telah disepakati di Munich adalah sebuah langkah positif dan bertekad untuk mengedepankan gencatan senjata dan pengiriman bantuan.



Credit  CNN Indonesia