Ilustrasi Iron Dome. (Reuters/Ammar Awad)
Permintaan bujet fiskal AS pada 2017 ini mencakup US$103,8 juta (Rp1,3 triliun) untuk program kerja sama Israel, menurun US$267,6 juta (Rp3,6 triliun) dari 2016. Sementara itu, US$42 juta (Rp565,5 miliar) akan digunakan khusus untuk Iron Dome, menurun dari US$55 juta (Rp740,5 miliar) pada fiskal 2016.
Seperti diberitakan Reuters, Iron Dome merupakan sistem yang didesain untuk menghadang rudal jarak pendek dan roket.
Raytheon Co tercatat bekerja sama dengan perusahaan milik negara Israel, Rafael Advance Defence Systems Ltd, dalam program Iron Dome dan David's Sling.
Termasuk dalam permohonan dana tersebut, adalah meneruskan bantuan dana untuk David's Sling, penghadang rudal jarak menengah, juga Arrow atau penghadang rudal balistik, yang rencananya mulai digunakan tahun ini.
Syring juga mengatakan bahwa AS dan Isreal juga sedang menjajaki kesepakatan produksi bersama untuk program David's Sling meskipun enggan memberikan jangka waktu pencapaian persetujuan itu.
Semua sistem ini dibangun untuk membentuk pertahanan multi-level yang kini sedang dikembangkan oleh Israel dengan bantuan AS sebagai benteng melawan Iran dan sekutunya di perbatasan.
Syring mengatakan bahwa Israel tak menyiratkan adanya rencana untuk meminta tambahan anggaran bantuan untuk program pertahanan rudal seperti tahun lalu.
Kini, permohonan anggaran tersebut sudah diajukan ke Kongres AS yang akan memutuskannya.
Tahun lalu, asisten Menteri Pertahanan untuk strategi, perencanaan, dan kemampuan, mengatakan bahwa pemerintah AS sudah memberikan lebih dari US$3 miliar bagi Israel untuk mengembangkan program David's Sling dan sistem pertahanan rudal lainnya sejak 2001.
Credit CNN Indonesia