JAKARTA - Arab Saudi dan Rusia, yang merupakan dua negara produsen minyak mentah terbesar di dunia telah sepakat untuk tidak meningkatkan kapasitas produksi minyaknya. Kesepakatan tersebut tercapai setelah perwakilan kedua negara tersebut tercapai setelah melalui pertemuan darurat guna membahas harga minyak mentah dunia di Qatar.
Melansir dari Bloomberg, Selasa (16/2/2016), Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi mengaku telah berbincang dengan Menteri Energi Rusia Alexander Novak. Selain itu Qatar dan Venezuela juga sepakat untuk berpartisipasi dalam pembekuan kenaikan tingkat produksi minyak mentah.
Menurut Badan Energi Internasional, Arab Saudi telah memproduksi 10,2 juta barel per hari pada bulan Januari. Angka tersebut di bawah puncak produksi minyak terbaru dari 10,5 juta barel per hari pada Juni 2015 silam. Semenatara, Rusia menghasilkan hampir 10,9 juta barel per hari pada bulan yang sama.
"Pembekuan tidak akan membuat langsung berbalik arah, tetapi menciptakan dasar yang lebih baik untuk pemulihan harga di babak kedua," kata Head of Oil Consultants Petromatrix GmBh, Olivier Jakob.
Qatar juga akan memimpin pemantauan perjanjian pembekuan peningkatan produksi tersebut.
Sekedar informasi, lebih dari satu tahun sejak Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) memutuskan untuk tidak memangkas produksinya dan meningkatkan harga minyak tetap sekitar 70 persen. Pasokan masih telah melebihi permintaan dan stok minyak dunia terus membengkak. Sehingga berpotensi menarik harga minyak mentah di bawah USD20 per barel.
Credit Okezone