Serangan udara Arab Saudi melanda
markas mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, di Sanaa. Sejumlah
orang dilaporkan tewas. (Reuters/Stringer)
Serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheickh Ahmed, yang berusaha menghentikan pertempuran di Yaman setidaknya sampai bulan suci Ramadan berakhir, yakni sekitar 17 Juli 2015. Hal ini dilakukan agar pengiriman bantuan kemanusiaan oleh PBB mungkin untuk dilakukan.
Saleh merupaka sekutu dari gerakan Houthi yang mendominasi di negara Yaman. Bersama Houthi, tentara militer yang setia kepada Saleh menerima gempuran bom dari koalisi yang dipimpin Saudi selama tiga bulan terakhir.
telah melakukan pengeboman lebih dari tiga bulan terhadap Houthi dan tentaranya yang setia kepada Saleh. Hal tersebut guna mengembalikan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang sekarang ini sedang dalam pengasingan di Riyadh.
Asisten Sekretaris Jenderal Partai Kongres Rakyat, Faeqa al-Sayed, mengatakan markas besar mereka telah dihancurkan.
Sayed menilai serangan ini dinilai sebagai upaya mengagalkan pembicaraan dengan PBB, sembari menambahkan serangan ini menewaskan sejumlah karyawan.
"Hal ini tidak akan membuat kita kembali dan mengurungkan niat kami, kami ingin menciptakan lingkungan yang sesuai untuk bekerjasama dengan PBB," kata Sayed dalam sebuah pernyataan yang tercantum dalam situs partai.
Ould Cheikh Ahmed tiba di Sanaa pada Ahad untuk melakukan pembicaraan dengan Houthi, setelah diskusi di Muscat. Oman berupaya menghentikan pertempuran yang telah menewaskan hampir 3.000 jiwa sejak Maret lalu.
Pada Mei, kedua belah pihak setuju untuk menghentikan pertempuran selama lima hari yang ditengahi oleh PBB. Hal ini akan memungkinkan PBB untuk memberikan obat-obatan dan bahan bakar kepada warga sipil yang terjebak di wilayah konflik.
Saleh, yang mengundurkan diri setelah 2011 ketika Musim Semi Arab terjadi, melakukan protes setelah tiga dekade berkuasa. Sekarang dia menjadi sekutu militer utama dari pejuang Houthi Syiah.
Serangan pada Ahad malam juga menghancurkan rumah keponakan Saleh dan beberapa rumah milik pendukung Houthi di selatan dan barat dari ibu kota Sanaa.
Credit CNN Indonesia