MOSKOW (CB) - Rusia dan Amerika Serikat serta
negara-negara Barat telah bersaing mengembangkan pesawat tempur.
Persaingan itu kian nyata setelah krisis Ukraina pecah.
Sejak konflik Ukraina meletus dan Rusia dituduh sebagai biangnya, AS dan NATO “pasang badan” untuk melawan Rusia. Ketegangan kian melebar setelah NATO menumpuk kekuatan militer di Eropa timur dengan dalih melindungi sekutu-sekutunya, terutama tiga negara Baltik dari ancaman Rusia.
Rusia yang tidak terima dengan penumpukan kekuatan militer NATO di dekat wilayah perbatasannya, telah mengerahkan sejumlah pesawat tempurnya untuk bermanuver. Ketegangan ini mengingatkan kembali pada momen Perang Dingin, di mana Rusia (saat itu Uni Soviet) dan negara-negara Barat saling unjuk kebolehan dengan mengerahkan pesawat-pesawat tempur.
Setelah Perang Dingin berakhir, kekuatan militer Rusia belum pudar. Pesawat-pesawat tempurnya terus menjadi sorotan dunia. Laman nationalinterest, pada Sabtu (4/7/2015) telah merilis lima pesawat tempur Rusia yang paling berbahaya sebagai berikut.
1. Sukhoi Su-27
Pesawat tempur Sukhoi Su-27 (oleh NATO dinamakan "Flanker") adalah upaya jawaban Soviet terhadap AS pada akhir 1970, di mana AS memamerkan pesawat tempur F-15 dan F-16. Pesawat Rusia ini dapat membawa berbagai senjata ke udara termasuk R-27R1, sebuah rudal jarak menengah serbaguna.
Flanker telah berulang kali mengambil peran baru dalam skuad Angkatan Udara Rusia. Pesawat tersebut telah dikembangkan dalam berbagai varian, seperti Su-34 "Fullback" dan Su-33 "Flanker-D".
Pesawat Su-27 ini telah digunakan Angkatan Udara di seluruh dunia, terutama India dan China. Indonesia dan Vietnam juga tercatat ikut menerbangkan pesawat Su-27 di Asia.
2. MiG-29
Pesawat tempur ini berukuran kecil dan menempuh jarak pendek. Pesawat MiG-29 yang oleh NATO dinamai “Fullcrum” juga telah diproduksi massal.
Pesawat ini lebih kecil dari pesawat Su-27. Namun, Jerman menilai pesawat MiG-29 lebih lincah dari pesawat F-16. Pesawat MiG dirancang sebagai pesawat tempur multiperan dan dapat dilengkapi dengan rudal udara seperti rudal AA-8.
Fullcrum sudah banyak diekspor selama Perang Dingin dan sesudahnya. Contoh, Yugoslavia pernah menggunakan MiG-29 dalam Perang Balkan tahun 1990-an. Pemerintah Suriah juga masih mengandalkan MiG-29. Kuba, Iran dan Korea Utara juga diketahui menggunakan pesawat MiG-29 untuk memperkuat Angkatan Udaranya.
3. Sukhoi Su-35
Meskipun secara teknis pesawat ini merupakan varian pesawat Su-27, tapi modernisasi pesawat Sukhoi Su-35 sangat mengesankan. Pesawat Su-35 dibangun untuk memenuhi tantangan era pasca-Perang Dingin. Pesawat ini masih menjalani pengujian, namun diperkirakan akan masuk ke dalam layanan operasional akhir tahun ini.
Pesawat Su-35 dapat mencapai kecepatan tertinggi 2.390 km/jam, sedikit lebih lambat dari pesawat pendahulunya Su-27. Namun, radius tempurnya lebih jauh dari Flanker. Sebagai permulaan, Su-35 memiliki 12 stasiun senjata dengan berat 8.000 kg.
4. Sukhoi T-50 /PAK FA
Pesawat Sukhoi PAK FA adalah pesawat tempur siluman serbaguna. Pesawat ini sebagai satu-satunya jawaban langsung Rusia untuk AS yang telah membuat desain pesawat tempur generasi kelima seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Dengan kecepatan maksimum 2.600 km/jam, jangkauan PAK FA melebihi dari pesawat-pesawat tempur pendahulunya. Beberapa pejabat pertahanan AS bahkan berspekulasi bahwa Sukhoi T-50 ini lebih lincah dari pesawat F-35 AS.
Pesawat PAK FA akan dilengkapi sistem rudal darat dan udara, termasuk rudal R77. Selain itu, dua bom anti-kapal seberat 1.500 kg juga akan melengkapi pesawat tempur Kremlin ini.
5. Tupolev Tu-160
Pesawat pembom strategis Rusia ini sudah dibuat sejak era Soviet. Pesawat ini oleh NATO dinamai “Blackjack”.
Tu-160 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 2.220 km/jam. Ini jauh melebihi kecepatan pesawat pembom AS seperti B1-B Lancer (1.448 km/jam) dan B-52 (1.000 km/jam).
Tu-160 dirancang untuk membawa senjata nuklir dan konvensional. Pesawat ini mampu membawa hulu ledak nuklir 200 kt dengan jangkauan hingga 3.000 km. Pada 2015, Rusia adalah satu-satunya negara yang masih menerbangkan Tupolev. Rusia berambisi membangun 50 pesawat Tu-160 tambahan.
Sejak konflik Ukraina meletus dan Rusia dituduh sebagai biangnya, AS dan NATO “pasang badan” untuk melawan Rusia. Ketegangan kian melebar setelah NATO menumpuk kekuatan militer di Eropa timur dengan dalih melindungi sekutu-sekutunya, terutama tiga negara Baltik dari ancaman Rusia.
Rusia yang tidak terima dengan penumpukan kekuatan militer NATO di dekat wilayah perbatasannya, telah mengerahkan sejumlah pesawat tempurnya untuk bermanuver. Ketegangan ini mengingatkan kembali pada momen Perang Dingin, di mana Rusia (saat itu Uni Soviet) dan negara-negara Barat saling unjuk kebolehan dengan mengerahkan pesawat-pesawat tempur.
Setelah Perang Dingin berakhir, kekuatan militer Rusia belum pudar. Pesawat-pesawat tempurnya terus menjadi sorotan dunia. Laman nationalinterest, pada Sabtu (4/7/2015) telah merilis lima pesawat tempur Rusia yang paling berbahaya sebagai berikut.
1. Sukhoi Su-27
Pesawat tempur Sukhoi Su-27 (oleh NATO dinamakan "Flanker") adalah upaya jawaban Soviet terhadap AS pada akhir 1970, di mana AS memamerkan pesawat tempur F-15 dan F-16. Pesawat Rusia ini dapat membawa berbagai senjata ke udara termasuk R-27R1, sebuah rudal jarak menengah serbaguna.
Flanker telah berulang kali mengambil peran baru dalam skuad Angkatan Udara Rusia. Pesawat tersebut telah dikembangkan dalam berbagai varian, seperti Su-34 "Fullback" dan Su-33 "Flanker-D".
Pesawat Su-27 ini telah digunakan Angkatan Udara di seluruh dunia, terutama India dan China. Indonesia dan Vietnam juga tercatat ikut menerbangkan pesawat Su-27 di Asia.
2. MiG-29
Pesawat tempur ini berukuran kecil dan menempuh jarak pendek. Pesawat MiG-29 yang oleh NATO dinamai “Fullcrum” juga telah diproduksi massal.
Pesawat ini lebih kecil dari pesawat Su-27. Namun, Jerman menilai pesawat MiG-29 lebih lincah dari pesawat F-16. Pesawat MiG dirancang sebagai pesawat tempur multiperan dan dapat dilengkapi dengan rudal udara seperti rudal AA-8.
Fullcrum sudah banyak diekspor selama Perang Dingin dan sesudahnya. Contoh, Yugoslavia pernah menggunakan MiG-29 dalam Perang Balkan tahun 1990-an. Pemerintah Suriah juga masih mengandalkan MiG-29. Kuba, Iran dan Korea Utara juga diketahui menggunakan pesawat MiG-29 untuk memperkuat Angkatan Udaranya.
3. Sukhoi Su-35
Meskipun secara teknis pesawat ini merupakan varian pesawat Su-27, tapi modernisasi pesawat Sukhoi Su-35 sangat mengesankan. Pesawat Su-35 dibangun untuk memenuhi tantangan era pasca-Perang Dingin. Pesawat ini masih menjalani pengujian, namun diperkirakan akan masuk ke dalam layanan operasional akhir tahun ini.
Pesawat Su-35 dapat mencapai kecepatan tertinggi 2.390 km/jam, sedikit lebih lambat dari pesawat pendahulunya Su-27. Namun, radius tempurnya lebih jauh dari Flanker. Sebagai permulaan, Su-35 memiliki 12 stasiun senjata dengan berat 8.000 kg.
4. Sukhoi T-50 /PAK FA
Pesawat Sukhoi PAK FA adalah pesawat tempur siluman serbaguna. Pesawat ini sebagai satu-satunya jawaban langsung Rusia untuk AS yang telah membuat desain pesawat tempur generasi kelima seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Dengan kecepatan maksimum 2.600 km/jam, jangkauan PAK FA melebihi dari pesawat-pesawat tempur pendahulunya. Beberapa pejabat pertahanan AS bahkan berspekulasi bahwa Sukhoi T-50 ini lebih lincah dari pesawat F-35 AS.
Pesawat PAK FA akan dilengkapi sistem rudal darat dan udara, termasuk rudal R77. Selain itu, dua bom anti-kapal seberat 1.500 kg juga akan melengkapi pesawat tempur Kremlin ini.
5. Tupolev Tu-160
Pesawat pembom strategis Rusia ini sudah dibuat sejak era Soviet. Pesawat ini oleh NATO dinamai “Blackjack”.
Tu-160 dapat melesat dengan kecepatan maksimum 2.220 km/jam. Ini jauh melebihi kecepatan pesawat pembom AS seperti B1-B Lancer (1.448 km/jam) dan B-52 (1.000 km/jam).
Tu-160 dirancang untuk membawa senjata nuklir dan konvensional. Pesawat ini mampu membawa hulu ledak nuklir 200 kt dengan jangkauan hingga 3.000 km. Pada 2015, Rusia adalah satu-satunya negara yang masih menerbangkan Tupolev. Rusia berambisi membangun 50 pesawat Tu-160 tambahan.
Credit Okezone