YOGYAKARTA, CB — Pasca-masa kejayaannya meredup, Eddy Gombloh (74), pelawak kawakan yang kerap berperan sebagai sosok orang bodoh dalam film Koboy Ngungsi, Benyamin Tukang Ngibul, dan Inem Pelayan Sexy, memilih hidup sederhana di Tempel, Pekem, Sleman, Yogyakarta.
"Tahun 2006, saya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Saya beli rumah di Pakem, Sleman, ini," ujar Eddy Gombloh, Selasa (7/7/2015).
Pilihannya untuk menghabiskan hari tua di Yogyakarta berawal ketika dia bersama rekan-rekannya memberikan bantuan untuk korban gempa Bantul pada 2006 silam. Ketika melewati daerah Turi, Sleman, Gombloh merasakan suasana yang nyaman dan tenang.
Dia lantas menaruh harapan bahwa suatu saat akan tinggal di daerah itu.
"Ya awalnya pengen, eh beneran dapat rumah di sini. Kesampaian juga tinggal di sini," ucapnya.
Dia mengakui bahwa memang Jakarta menjanjikan harapan untuk mendapatkan uang yang lebih besar bagi dirinya sebagai pemain film. Namun, dia merasa masa kejayaannya sudah redup seiring order main film yang mulai sepi. Dia pun memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di tempat kelahirannya di Yogyakarta.
"Sudah sumpek dan ingin tenang. Ya meski di sana menjanjikan, tapi kan saya sudah tua," ucapnya.
Fotokopi dan salak
Di rumahnya saat ini, pelawak era 80-an ini tinggal bersama istrinya, Murtina Lubalu, dan anaknya, Ayu Adina. Pelawak yang kerap beradu akting dengan aktor legendaris Indonesia, Benyamin Sueb, ini kini menekuni usaha fotokopi dan perkebunan salak.
Menurut Gombloh, dia sudah menyiapkan hari tuanya sejak jauh hari. Dari muda, dia sudah rajin menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.
"Tahun 1980, satu episode saya dapat upah Rp 2 juta. Jumlah itu sangat besar kala itu. Sebagian besar saya tabung," katanya.
Bahkan, demi persiapan masa tuanya, lanjut Gombloh, kala banyak orderan main film, dia lebih memilih naik angkot menuju ke lokasi shooting. Dia juga memilih hidup sehat dan sederhana meski kala itu menjadi artis film yang cukup terkenal.
"Saya tidak pernah gengsi. Daripada untuk sesuatu yang tidak berguna seperti rokok dan minuman, (penghasilan) lebih baik ditabung. Banyak teman yang honornya habis semalam untuk minum," tuturnya.
Dari hasil menabung itulah, Gombloh mampu membeli ruko di Jakarta untuk dikontrakkan lalu membeli rumah di Tempel, Sleman, serta membuka usaha fotokopi dan menanam salak.
"Meski penghasilan tidak banyak, jangan sampai (kita) menadahkan tangan," ujarnya.
Untuk artis muda
Pria kelahiran 17 Agustus 1941 ini terkadang miris ketika melihat artis-artis muda hidup berfoya-foya tanpa memikirkan saat-saat kejayaan itu redup. Seharusnya, selagi masih muda dan berada di puncak, penghasilan yang didapat sebagian ditabung sehingga suatu saat bisa membuka usaha ketika tidak main film lagi.
Dia juga sedih ketika menyaksikan teman-temannya yang dulu sukses tetapi kini pada masa tuanya tidak memiliki apa-apa karena tidak mempersiapkanya jauh-jauh hari.
Oleh karena itu, dia berpesan agar artis-artis muda dapat belajar mempersiapkan segala sesuatunya untuk masa tua.
"Jadikanlah kami yang tua ini sebagai contoh. Meski zaman dulu dan sekarang sudah berbeda, pengalaman itu adalah guru," ucapnya.
Credit KOMPAS.com