Kamis, 02 Juli 2015

Demonstran Ngamuk, Ibukota Pemerintahan Belanda Rusuh


Demonstran Ngamuk, Ibukota Pemerintahan Belanda Rusuh



Den Haag - Kawasan Schilderswijk, Den Haag, selama dua hari ini dilanda kerusuhan. Demonstran menuntut keadilan, merusak fasilitas publik, bentrok dengan pasukan anti huruhara.

Pemicunya adalah kematian Mitch Henriquez (44 tahun) dari Aruba akibat tindakan polisi Den Haag, ibukota pemerintahan Belanda, yang dinilai tidak proporsional dan dituding rasis.

Henriquez berada di Belanda justru dalam rangka liburan. Ia sedang menikmati festival di Zuiderpark, Den Haag, ketika tiba-tiba 5 orang polisi melumpuhkan dia, lantaran berulangkali mengaku membawa senjata api.

Saksi mata mengatakan, meskipun Henriquez sudah tak berkutik ditindih oleh 5 orang polisi, namun polisi terus memukulinya pada bagian kepala. Henriquez, yang berpostur besar dan kekar itu kemudian meninggal dunia.

Ratusan massa komunitas Aruba dan masyarakat di Schilderswijk, termasuk warga kulit putih berunjuk rasa di depan kantor polisi setempat. Mereka memprotes tindak kekerasan polisi dan menuntut keadilan bagi Henriquez.

Selasa malam sampai Rabu dinihari (30 Juni 2015) kerusuhan pertama meletus. Pertokoan dan fasilitas publik hancur atau dibakar. Sebanyak 16 orang demonstran ditangkap.

Menyusul pengumuman hasil otopsi Rabu kemarin yang menyebutkan bahwa Henriquez tewas tercekik karena tindakan polisi, kerusuhan kembali membara dan mengguncang Den Haag kemarin malam sampai Kamis (2 Juli 2015) dinihari waktu setempat.

Kelima anggota polisi yang terlibat telah dinonaktifkan atas sangkaan berperan serta dalam penyebab kematian Henriquez. Reserse Nasional kemudian turun tangan menginvestigasi kasus ini.

Kepala Kepolisian Kerajaan Belanda Gerard Bouman mengaku terkejut dan mengatakan akan melakukan penyelidikan tuntas.

Seorang warga kepada media mengatakan bahwa bagi komunitas Aruba kerusuhan ini belum apa-apa. Mereka masih menunggu putusan hukuman terhadap 5 orang polisi yang terlibat.

"Jika terlalu lunak, mereka betul-betul akan menghancurkan kawasan ini," pungkas dia.



Credit  Detiknews