Sekitar 470 ribu orang Aborigin hidup
di Australia dan tidak memiliki penghidupan yang layak karena kerap
mendapat diskriminasi. (Reuters/Andrew Taylor/Files)
Dokumen pendirian negara Australia yang ditulis pada 1900 tidak memberi referensi kepada penduduk asli, Aborigin. Mereka tidak memiliki hak suara atau diperhitungkan keberadaannya dalam sensus penduduk hingga 1967. Sebelum itu, mereka diklasifikasikan ke dalam tumbuhan dan hewan.
Hingga saat ini keberadaan Aborigin kerap mendapat diskriminasi. Pemerintahan yang silih berganti pun berulang kali berjanji mengatasi masalah ini dengan mengakui keberadaan Aborigin di dalam konstitusi, namun tak kunjung menemui solusi.
Saat ini Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, selangkah lebih maju. Didampingi oleh pemimpin oposisi Bill Shorten dalam konferensi tingkat tinggi antara para pemimpin terkemuka Aborigin, ia menyiapkan rencana untuk menangani masalah ini.
Perubahan konstitusi di Australia sebenarnya tidak hanya membutuhkan suara dari seluruh warga Australia asli, tetapi juga mayoritas penduduk di seluruh negara bagian untuk menyuarakan 'Ya' dalam sebuah referendum. Sementara itu, 'mayoritas ganda' ini terkenal cukup sulit untuk diraih.
Demi mencapai keputusan tersebut, Abbott pun mengusulkan untuk melakukan proses konsultasi di lingkungan masyarakat.
Sejak September lalu, sekitar 40 komunitas di Australia tengah mengadakan pertemuan yang kemungkinan akan diakhiri dengan konvensi nasional. Tujuan pertemuan ini tentu saja untuk mencapai konsensus yang tepat mengenai bagaimana konstitusi perlu diubah dan menyetujui usulan ini kepada pemegang hak suara pada referendum 2017.
"Saya kira kita cukup baik, cukup besar dan cukup berani untuk melakukan ini, namun penting bahwa kita melakukan yang terbaik," ujar Abbott, dikutip dari The Independent, Senin (6/7).
Salah satu tokoh pemuka yang dihormati, Patrick Dodson mengungkapkan konferensi tingkat tinggi ini merupakan kesempatan besar, peristiwa besar dan bersejarah yang sangat bermakna.
"Saya sangat berharap kami bisa melewati rintangan politik, seperti non-diskriminasi dan ada hasil positif yang nyata dalam pengakuan terhadap orang-orang Aborigin dan Torres Strait Islander. Lebih baik terlambat (daripada tidak)," ujarnya.
Abbott memprioritaskan perbaikan kehidupan warga pribumi Australia yang secara signifikan memiliki gaya hidup yang tak layak dibandingkan dengan yang lain di Australia. Banyak dari mereka masih hidup di daerah terpencil dan juga miskin.
Abbott mengaku akan menghabiskan satu pekan penuh berkeliling Australia pada Agustus nanti, dimulai dari daerah pemukiman penduduk pribumi di Torress Strait Islander dan Semenanjung Utara, seperti yang ia lakukan pada tahun lalu.
Namun, ia menyadari pengakuan konstitusional ini tidak serta merta bisa mengatasi seluruh permasalahan yang berkembang di lingkungan warga pribumi. Ini akan tetap menjadi tugas pemerintah untuk mengawasi dan memperbaiki lebih baik ke depan.
"Bagaimanapun pengakuan konstitusional memberikan kesempatan bagi generasi kita untuk membenarkan kesalahan lama," ujarnya.
Aborigin di Australia diyakini berjumlah sekitar satu juta orang saat Inggris mengkolonisasi pada 1788, namun sekarang jumlah mereka menyusut menjadi sekitar 470 ribu dari total populasi Australia 23 juta.
Credit CNN Indonesia