Selasa, 21 April 2015

Tiongkok Serang Kapal Nelayan Filipina dengan Meriam Air


Tiongkok Serang Kapal Nelayan Filipina dengan Meriam Air 
 Tidak jauh dari lokasi kapal nelayan Filipina diserang dengan meriam air oleh Tiongkok, marinir Filipina dan AS melakukan latihan militer gabungan. (Reuters/Erik De Castro)
 
Jakarta, CB -- Aktivis Filipina mengecam Tiongkok karena menyerang kapal ikan milik nelayan Filipina dengan meriam air di perairan sengketa.

Pihak istana presiden di Manila mengatakan penjaga pantai Tiongkok menggunakan meriam air pada Senin (20/4) untuk mengusir sekelompok nelayan Filipina di Scarborough Shoal.

Serangan meriam air itu menyebabkan kerusakan pada perahu kayu nelayan. Beberapa bulan lalu, di area yang sama, sebuah kapal Tiongkok juga menabrak sebuah kapal nelayang Filipina.

Pada 2012, Tiongkok mengambil alih Scarborough Shoal yang kaya ikan, yang berjarak sekitar 209 km di sebelah barat bekas pangkalan angkatan laut Amerika Serikat.

“Tiongkok tidak memiliki hak untuk menggunakan meriam air pada nelayan miskin," kata Renato Reyes, sekretaris jenderal kelompok aktivis sayap kiri, Bayan (Nation), dalam sebuah pernyataan. Ia juga mengkritik ketergantungan pemerintah Filipina pada militer AS untuk melindungi negara mereka.

"Untuk menghadapi Tiongkok, kita perlu mengembangkan perekonomian kita dan kemampuan kita untuk pertahanan eksternal. Kita tidak bisa melakukan ini dengan tergantung pada ekor mantel Paman Sam," kata Reyes.

Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah yang memiliki potensi energi di Laut China Selatan, tumpang tindih dengan klaim dari Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan.

Presiden Filipina Benigno Aquino telah mengarahkan Departemen Luar Negeri dan Pertahanan Nasional untuk merespon insiden meriam air terbaru ini, kata juru bicara kepresidenan Abigail Valte.

Filipina dan Marinir AS kembali melakukan latihan gabungan militer terbesar mereka dalam 15 tahun pada Selasa (21/4), yang menjadi demonstrasi dari komitmen Washington membantu sekutunya menghadapi ekspansi Tiongkok di Laut China Selatan.

Tidak jauh dari Scarborough Shoal, sekitar 750 marinir Filipina dan AS mendarat di sebuah pantai dalam dua gelombang dengan menggunakan kendaraan serbu amfibi, melakukan simulasi pertempuran merebut kembali sebuah pulau.

"Ini adalah latihan," kata Kolonel Doroteo Jose Jalandoni kepada wartawan di sebuah pangkalan angkatan laut di provinsi Zambales. "Kami tidak melihat hal-hal lain. Kami hanya ingin meningkatkan keterampilan dan kemampuan kami dan menguji kemampuan dua sekutu untuk beroperasi bersama-sama.



Credit  CNN Indonesia