Selasa, 21 April 2015

Luhut: Amerika Kaget Tahu Sikap Indonesia Soal Palestina

Luhut: Amerika Kaget Tahu Sikap Indonesia Soal Palestina
Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo

CB, Jakarta - Kepala Staf Presiden Luhut Binsar Panjaitan mengatakan telah menyampaikan komitmen Indonesia untuk menggalang dukungan bagi kemerdekaan Palestina kepada Kepala Pusat Keamanan Amerika Serikat Susan Rice saat berkunjung ke Gedung Putih. Luhut berkunjung ke Negeri Abang Sam untuk mewakili pemerintah pada awal Maret lalu.

"Saya berkunjung ke Gedung Putih dan bertemu dengan Kepala Pusat Keamanan Amerika Susan Rice. Kepada beliau, saya menyatakan bahwa Indonesia punya sikap ingin melihat Palestina merdeka," ujar Luhut melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 20 April 2015.

Menurut Luhut, begitu mendengar pernyataan tentang sikap Indonesia itu, Susan Rice kaget. Sebab Amerika Serikat hingga saat ini belum mengakui negara Palestina sebagai negara yang merdeka sepenuhnya. Kepada Susan, Luhut bahkan menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan membuka Kedutaan Besar Indonesia di Kota Ramallah yang berada di wilayah Tepi Barat Palestina.

"Saya katakan bahwa itulah sikap Presiden Jokowi untuk Palestina, supaya mereka tak kaget. Saya juga sampaikan rencana mendukung Palestina menjadi anggota PBB dan ingin membuka Kedutaan di Ramallah," ujar Luhut.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya membahas masalah kemerdekaan Palestina dalam Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada 19-24 April 2015. Ia memastikan kesiapan kapasitas warga Palestina untuk menjalankan negara yang merdeka. Dengan alasan itu, sangat penting bagi negara-negara Asia-Afrika untuk bersatu memberikan dukungan kepada Palestina dan mengembangkan kerja sama pembangunan kapasitas.

Dalam dokumen deklarasi Palestina, negara-negara peserta KAA sepakat menegaskan bahwa penyelesaian yang adil, abadi, dan komprehensif bagi konflik Palestina-Israel adalah solusi dua negara. Dengan solusi dua negara tersebut, Palestina akan menjadi negara yang independen, layak, dan demokratis. Kesepakatan itu juga mampu membuat Palestina hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan dengan semua negara tetangganya.




Credit  TEMPO.CO