Analisis militer itu telah diterbitkan media Israel, Rabu (1/4/2015). Militer Israel menyatakan, usai perang tahun 2006, Hizbullah telah memperluas arsenal roketnya. Hal itu juga terlihat dari pertempuran di Suriah, di mana Hizbullah membantu pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dalam memerangi pasukan oposisi.
Publikasi dari penilaian militer itu diklaim bisa membantu pemerintah Israel untuk membangun kasus sistem pencegat roket yang lebi canggih. Iran telah mengandalkan sistem pencegat roket Iron Dome saat perang melawan Hamas di Gaza beberapa bulan lalu. Saat ini Israel telah mengembangkan sistem pencegat rudal Sling David yang telah memasuki uji coba tahap akhir.
Menurut penilaian militer Israel, dengan perkiraan “hujan” roket sebanyak 1.000 hingga 1.500 roket Hizbullah per hari, sejumlah infrastruktur penting di Israel bisa terancam lumpuh. Infrastruktur yang rawan dihantam roket Hizbullah itu antara lain, bandara, pelabuhan , dan pembangkit listrik.
Ketika perang dengan Hizbullah pada tahun 2006 silam, sekitar 160 warga Israel, yang mayoritas dari pihak tentara tewas. Sedangkan dari kubu Hizbullah Libanon, sekitar 1.200 orang tewas, yang sebagian besar rakyat sipil.
Kendati demikian, Kepala Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Amir Eshel, seperti dikutip Reuters, Rabu (1/4/2015) mengklaim kemampuan militer Israel bisa melakukan serangan 15 kali lebih dahysat untuk menghancurkan Libanon.
Credit SINDOnews