Rabu, 01 April 2015

Dubes Australia: Saya Lihat Mi Instan Indonesia di Mana Pun Saya Pergi



 
KONTAN/MURADI Ilustrasi


JAKARTA, CB
— Pemerintah Australia berharap bisa meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Menurut Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, salah satu bidang kerja sama yang potensial untuk dikembangkan terkait dengan industri pengolahan makanan. Ia mengatakan bahwa ekspor makanan olahan Indonesia ke Australia selama ini cukup baik.

"Kami bicara tentang makanan kedua negara, ekspor Indonesia ke Australia cukup baik. Saya lihat mi instan Indonesia di mana pun saya pergi di Australia, itu hal yang sangat baik," kata Grigson di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Grigson menemui Wapres dalam rangka perkenalan setelah ia menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Joko Widodo pada 19 Maret lalu. Sejauh ini, kata dia, ada lebih kurang 400 perusahaan Australia yang berinvestasi di Indonesia. Investasi perusahaan Australia tersebar dalam sejumlah sektor, di antaranya komoditas, manufaktur, jasa profesional, dan industri pengolahan.

"Pengolahan makanan, menurut saya, itu industri yang bisa jadi contoh klasik. Kami bisa menyediakan komoditas untuk diproses di Indonesia, kemudian dijual Indonesia ke negara lain. Jadi itu sejumlah peluang yang saya lihat," sambung Grigson.

Di samping industri pengolahan makanan, Grigson juga membahas masalah kerja sama terkait ekspor impor daging dengan Wapres. Ia berharap kedua negara bisa meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata. Diharapkan, akan lebih banyak turis Indonesia yang memilih Australia sebagai destinasi wisatanya.

"Indonesia mengunjungi Australia sebagai turis, ini akan sangat baik bagi industri penerbangan Australia dan Indonesia, termasuk Garuda, dan mendorong lebih banyak investasi di industri pariwisata di Australia yang menurut saya potensial bagi investor Indonesia," tutur dia.

Ia juga menegaskan bahwa Australia tidak pernah mengeluarkan seruan agar warga negaranya tidak berwisata di Indonesia. Pernyataan ini membantah wacana adanya ancaman Australia untuk menutup arus wisatawannya ke Indonesia sebagai respons atas langkah Pemerintah Indonesia yang hendak menghukum mati dua warga negara Australia.

"Tidak ada boikot pada pariwisata turis Australia ke Bali dari pemerintah. Masyarakat Australia bebas berwisata ke mana pun mereka mau. Mereka akan mempertimbangkan Bali jadi salah satu opsi, ini lebih pada pilihan individu masing-masing apakah mau wisata ke Bali atau tidak," tutur dia.

Deputi Sekretariat Wakil Presiden Bidang Politik Dewi Fortuna Anwar menyampaikan bahwa Wapres juga menekankan pentingnya hubungan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Australia. Wapres berharap kerja sama dengan Australia bisa mengembangkan peternakan Indonesia.

"Pak Dubes mengatakan, beliau melihat pasar Indonesia ini begitu besar. Jadi, di samping ekspor daging, dia melihat kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan peternakan di sini," ujar Dewi.



Credit  KOMPAS.com