Kamis, 08 Juni 2017

8 Seruan MUI untuk Konflik Diplomatik di Kawasan Teluk



8 Seruan MUI untuk Konflik Diplomatik di Kawasan Teluk
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin bersama wakil ketua Didin Hafidhuddin (kiri) dan Sekretaris Noor Ahmad, saat mengikuti rapat pleno ke-15 DP MUI dengan tema upaya bersama menghadapi ancaman terhadap NKRI, di Gedung MUI, Jakarta, 22 Februari 2017. Rapat ini membahas bahaya ideologi komunisme sebagai ancaman nyata terhadap eksistensi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga meminta pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pencegahan penyebaran ideologi komunisme dengan penyadaran budaya melalui lembaga pendidikan dan keagamaan. TEMPO/Imam Sukamto

CB, Jakarta - Puluhan perwakilan organisasi Islam mengadakan pertemuan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 7 Juni 2017. Pertemuan ini Mencermati perkembangan terkini tentang krisis perdamaian dan keamanan di negara; negara Islam Kawasan di Timur Tengah, khususnya ketegangan antara Arab Saudi, Mesir, UAE, Bahrain terhadap Qatar.

Ketua Dewan pertimbangan MUI, Din Syamsuddin, mengatakan krisis diplomatik berpotensi menyulut terjadinya perang saudara anta-sesama negara-negara Islam. Empat kekuatan utama Timur Tengah, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar yang dipicu tuduhan Qatar mendukung terorisme dan ajakan kepada negara-negara Teluk untuk bekerja sama dengan Iran.





Keempat negara tersebut menuduh Qatar mendukung Al-Ikhwan al-Muslimun, gerakan Islam tertua di dunia, serta menambahkan tuduhan bahwa Doha bahkan mendukung agenda Iran.

Selain memutus hubungan diplomatik, empat negara Teluk kaya minyak itu mengumumkan penutupan hubungan transportasi dengan Qatar dan memberi waktu dua minggu untuk pengunjung dan warga Qatar meninggalkan negara mereka.





Mengantisipasi konflik di Kawasan Teluk itu, Dewan Pertimbangan MUI yang terdiri dari pimpinan Ormas Islam tingkat Pusat menyerukan Pesan Ramadan dari Jakarta sebagai berikut:

1. Menyatakan keprihatinan mendalam dan kekhawatiran ketegangan yang terjadi di Timur Tengah menciptakan al-Fitnah al-Kubra Modern yang hanya akan menghancurkan Dunia dan Peradaban Islam.

2. Mengendalikan diri terutama pada bulan Ramadan yang beresensi “Imsak”, terutama imsak ‘an al-harbi wa al-qital wa tamassuk bi al-jihad al-akbar. Menimbulkan dampak negatif bagi pelaksanaan ibadah umrah dan haji.

3. Mendesak masing-masing pihak bersedia menyelesaikan masalah yang ada berdasarkan prinsip musyawarah dan ishlah dzat al-bain dalam semangat Ukhuwah Islamiyah.

4. Menyerukan rakyat di masing-masing negara untuk menolak peperangan, mendorong tercapainya perdamaian (islah). dan meredakan krisis politik di kawasan negara masingmasing dengan segala cara yang strategis dan optimal.

S. Mendesak pemerintah Indonesia mengambil langkah Islah dan mendesak Sidang Darurat OKI untuk menghindari perpecahan dan peperangan. Sikap ini penting agar OKI bisa memainkan perannya sebagai mediator perselisihan tersebut. Meski demikian, akan lebih baik jika konflik Qatar ini bisa diselesaikan secara internal melalui asosiasi kerjasama negara-negara Teluk (Gulf Cooperation Council / GCC).

6. Negara-negara islam hendaknya tidak mudah terjebak dan terhanyut dalam intrik politik proxy war yang bercirikan nafsu politik saling curiga, saling menyudutkan dan mengalahkan, dan saling fitnah terhadap segala kebijakan politik masing-masing negara baik di kawasan Timur Tengah maupun kebijakan hubungan dengan negara-negara lain.

7. Meminta kepada semua pihak untuk tidak memainkan isu-isu diplomatik yang antagonistik. hegemonik. tiranik, dan politik pecah belah dalam pentas hubungan internasional termasuk ke kawasan negara-negara Islam dan berpenduduk mayoritas muslim.

8. Menghmbau umat Islam berdoa di bulan Ramadan untuk perdamaian dan keamanan dunia.

Menurut Din Syamsuddin, kedelapan poin yang dikeluarkan Dewan pertimbangan MUI tersebut ada disampaikan langsung kepada pemimpin negara-negara yang sedang bertikai.







Credit  TEMPO.CO