YERUSALEM
- Grand Mufti Yerusalem, Sheikh Mohamed Hussein mengecam serbuan ribuan
pemukim Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur
untuk memperingati penghancuran kuil-kuil Yahudi.
Sheikh Mohamed Hussein mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa penyerbuan oleh para pemukim Israel tidak akan mengubah pola Arab-Islam di Yerusalem, khususnya di Yerusalem Timur.
"Meski demikian, jika hal ini terus berlanjut, maka upaya itu akan menyeret daerah itu ke dalam perang agama," kata Sheikh Mohamed Hussein, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (23/7).
Dia kemudian mengatakan, warga Palestina sangat berhati-hati dalam menghadapi upaya, yang menurutnya memiliki niat untuk memicu insiden baru. "Tapi orang-orang kami membela Al-Aqsa dan akan terus mempertahankan itu," ucapnya.
Sumber-sumber Palestina sebelumnya mengatakan, sekitar 1.023 pemukim memasuki kompleks suci itu pada hari Minggu. Mereka di bawah perlindungan polisi Israel secara ketat.
Kompleks Al-Aqsa, yang mencakup Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsha, merupakan situs suci bagi umat Islam dan Yahudi.
Yehuda Glick, anggota Knesset dari kubu sayap kanan yang berkampanye untuk akses Yahudi ke Masjid Al-Aqsa, juga terlihat di kompleks suci tersebut.
Firas al-Dibis, seorang pejabat Otoritas Wakaf Keagamaan di Yerusalem yang dikelola Yordania, mengatakan bahwa polisi Israel menyerbu kompleks suci sebelum massa pemukim tiba.
Menurut Al-Dibis, pasukan Israel menolak akses untuk Najeh Bakirat, seorang sarjana di Otoritas Wakaf. Pasukan Israel mengizinkan jamaah Muslim berada dalam Masjid Al-Aqsa setelah merebut ID (tanda pengenal) mereka.
Sheikh Mohamed Hussein mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa penyerbuan oleh para pemukim Israel tidak akan mengubah pola Arab-Islam di Yerusalem, khususnya di Yerusalem Timur.
"Meski demikian, jika hal ini terus berlanjut, maka upaya itu akan menyeret daerah itu ke dalam perang agama," kata Sheikh Mohamed Hussein, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (23/7).
Dia kemudian mengatakan, warga Palestina sangat berhati-hati dalam menghadapi upaya, yang menurutnya memiliki niat untuk memicu insiden baru. "Tapi orang-orang kami membela Al-Aqsa dan akan terus mempertahankan itu," ucapnya.
Sumber-sumber Palestina sebelumnya mengatakan, sekitar 1.023 pemukim memasuki kompleks suci itu pada hari Minggu. Mereka di bawah perlindungan polisi Israel secara ketat.
Kompleks Al-Aqsa, yang mencakup Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsha, merupakan situs suci bagi umat Islam dan Yahudi.
Yehuda Glick, anggota Knesset dari kubu sayap kanan yang berkampanye untuk akses Yahudi ke Masjid Al-Aqsa, juga terlihat di kompleks suci tersebut.
Firas al-Dibis, seorang pejabat Otoritas Wakaf Keagamaan di Yerusalem yang dikelola Yordania, mengatakan bahwa polisi Israel menyerbu kompleks suci sebelum massa pemukim tiba.
Menurut Al-Dibis, pasukan Israel menolak akses untuk Najeh Bakirat, seorang sarjana di Otoritas Wakaf. Pasukan Israel mengizinkan jamaah Muslim berada dalam Masjid Al-Aqsa setelah merebut ID (tanda pengenal) mereka.
Credit sindonews.com