DAMASKUS
- Kelompok pemberontak Suriah telah mendapatkan 2.000 bala bantuan
pasukan melalui Turki pada Minggu lalu. Bantuan itu diberikan untuk
meningkatkan perang melawan milisi Kurdi di sebelah utara Aleppo.
"Kami telah diizinkan untuk bergerak guna memindahkan berbagai peralatan, mulai dari senjata ringan hingga senjata berat, mortir dan rudal hingga tank kami," kata seorang komandan pasukan pemberontak di garis depan yang mempunyai nama alias Abu Issa, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2016).
Namun, ia buru-buru menegaskan, bahwa bala bantuan personel tidak termasuk anggota dari kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, Front al-Nusra, atau kelompok jihad lainnya.
Sedangkan sumber kelompok pemberontak yang lain mengatakan, Turki juga telah meningkatkan pengiriman perangkat keras militer untuk kelompok pemberontak.
"Kami mendapatkan pasokan segala sesuatunya, mulai dari rudal hingga mortir, sampai kendaraan lapis baja. Hampir semuanya sekarang tengah diberikan kepada kami," kata sang sumber.
Pemberontak dan pemerintah Turki menuduh milisi Kurdi melakukan pembersihan etnis di desa-desa Arab dalam upaya untuk mengakuisisi wilayah kekuasaan di utara Suriah.
"Kami telah diizinkan untuk bergerak guna memindahkan berbagai peralatan, mulai dari senjata ringan hingga senjata berat, mortir dan rudal hingga tank kami," kata seorang komandan pasukan pemberontak di garis depan yang mempunyai nama alias Abu Issa, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2016).
Namun, ia buru-buru menegaskan, bahwa bala bantuan personel tidak termasuk anggota dari kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, Front al-Nusra, atau kelompok jihad lainnya.
Sedangkan sumber kelompok pemberontak yang lain mengatakan, Turki juga telah meningkatkan pengiriman perangkat keras militer untuk kelompok pemberontak.
"Kami mendapatkan pasokan segala sesuatunya, mulai dari rudal hingga mortir, sampai kendaraan lapis baja. Hampir semuanya sekarang tengah diberikan kepada kami," kata sang sumber.
Pemberontak dan pemerintah Turki menuduh milisi Kurdi melakukan pembersihan etnis di desa-desa Arab dalam upaya untuk mengakuisisi wilayah kekuasaan di utara Suriah.
Credit Sindonews