Rabu, 10 Februari 2016

Pasukan Yaman bentrok dengan Al-Qaeda di Aden


Pasukan Yaman bentrok dengan Al-Qaeda di Aden
ilustrasi Tentara tiba dengan kendaraan militer di depan hotel dimana dua warga asing ditembak di Sanaa, Selasa (26/11/2013). (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)
 
 
Aden (CB) - Pasukan Yaman pada Selasa bentrok dengan milisi Al-Qaeda di Aden seiring koalisi yang dipimpin Arab Saudi memberikan pengamanan udara, dalam upaya untuk mendorong milisi keluar dari Aden, kata beberapa pejabat keamanan.

Al-Qaeda menguasai bagian dari kota pelabuhan selatan yang telah menjadi markas sementara pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi selama bertempur untuk merebut kembali sebagian besar wilayah Yaman dari pemberontak Syiah Houthi.

Pasukan yang setia kepada Hadi pada Selasa pagi mengepung pusat wilayah Mansura di Aden dan bentrok dengan para militan, sementara helikopter-helikopter Apache koalisi memberi perlindungan di udara, kata para pejabat keamanan di Aden.

Setidaknya dua anggota bersenjata (Al-Qaeda) tewas dalam pertempuran, kata para pejabat.

Para penduduk kota itu mengatakan pesawat-pesawat tempur juga melayang di atas mereka dan mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka.

"Kami hidup dalam teror ... Kami menyingkirkan militan Houthi dan sekarang militan Al-Qaeda telah datang untuk mengubah hidup kami menjadi seperti di neraka," kata seorang warga.

Para loyalis didukung oleh koalisi yang dipimpin Arab Saudi sejak Juli merebut kembali Aden dan empat provinsi selatan lainnya dari pemberontak Syiah, yang terus mengontrol Sanaa dan wilayah utara lainnya di Yaman.

Al-Qaeda dan kelompok IS telah mengambil keuntungan dari kelemahan pemerintah pusat untuk menguasai kota-kota di selatan Yaman, seperti Aden.

Kedua kelompok tersebut hadir di kota kedua Yaman (Aden), di mana para gerilyawan menempati gedung-gedung pemerintah dan terlihat berpatroli di beberapa kabupaten dan mengintimidasi warga sipil.

Mereka mengaku melakukan serangkaian serangan dan pembunuhan dalam beberapa bulan terakhir, demikian AFP.


Credit  ANTARA News