Seorang pria berkeliling menjajakan roti di
sekitar puing bangunan yang hancur di wilayah kekuasaan al-Shaar di
Aleppo, Suriah, 10 Februari 2016. REUTERS/Abdalrhman Ismail
Pertemuan yang berlangsung maraton hinggga Kamis tengah malam waktu setempat itu dihadiri pula oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serika, John Kerry. Dia mengatakan, kekuatan dunia setuju atas rencana yang dapat mengubah kehidupan sehari-hari rakyat Suriah.
"Hari ini di Munich kita percaya bahwa kita telah membuat perkembangan pada dua sisi yakni masalah kemanusiaan dan gencatan senjata," kata Kerry. "Ini adalah tawaran kepada semua pihak di Suriah, kecuali untuk ISIS dan al-Nusra."
Pada pertemuan tersebut tidak dibahas materi apa saja yang perlu diterapkan dalam gencatan senjata. Meskipun sebelumnya para menteri yang turut hadir dalam perundingan itu mengusulkan tiga isu pokok yakni, gencatan senjata bertahap dengan batas waktu, akses terhadap bantuan kemanusiaan oleh kedua belah pihak yang berrtikai, komitmen Suriah terhadap negosiasi politik sebagaimana yang pernah dibicarakan di Jenewa.
Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengatakan, mengakhiri perang hanya dapat berhasil jika Rusia menghentikan serangan udara untuk mendukung pasukan pemerintah terhadap kelompok oposisi.
"Jika kesepakatan ini diterapkan sepenuhnya, ini merupkan sebuah langkah penting untuk mengurangi pembunuhan dan penderitaan rakyat Suriah," kata Hammond dalam sebuah pernyataan.
Seorang sumber Barat mengatakan, "kita tidak mendapatkan kesepakatan segera mengkahiri bombardir jet Rusia, tetapi kita telah komit terhadap sebuah proses yang jika dilaksanakan akan mengubah situaasi."
Para pemimpin dunia temasuk AS, Rusia, Arab Saudi, dan Iran turut hadir dalam pertemuan di Muncih, Jerman, pada Kamis, 11 Februari 2016, untuk memulai kembali perundingan damai antara pemerintah Suriah dan oposisi.
Credit TEMPO.CO
AS, Rusia, Iran, Saudi Sepakat Gencatan Senjata di Suriah
Sejumlah ppengungsi memasak di dalam mobil yang
juga dijadikan tempat tinggalnya di perbatasan Bab al-Salameh. Puluhan
ribu orang melarikan diri dari Aleppo setelah pertempuran berkecamuk di
wilayah itu. dailymail.co.uk
"Kami percaya bahwa kami telah membuat perkembangan yang baik untuk kemanusiaan, karena telah menghentikan pertempuran untuk mengubah hidup warga Suriah,” kata John Kerry, Jumat dini hari waktu setempat, 12 Februari 2016, seperti yang dilansir oleh laman CNN.
Kerry berharap seluruh pihak terkait dapat berkomitmen dan mematuhi perjanjian untuk mengakhiri perang sipil yang meminta transisi politik di Suriah. “Apa yang kami punya saat ini baru sebatas kalimat di atas kertas. Yang kita butuhkan adalah yang akan terjadi beberapa hari ke depan," katanya.
Namun, menurut Kerry, kesepakatan gencatan senjata tersebut tidak untuk setiap organisasi teroris yang beroperasi di Suriah, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Semakin lama konflik bertahan di sana, semakin banyak kelompok ekstremis yang berkembang," ucap Kerry.
Pasukan pemerintah Suriah dan milisi oposisi sebelumnya dikatakan kemungkinan akan menyepakati gencatan senjata demi menyelamatkan warga di Aleppo, Suriah. Materi gencatan senjata dan mengakhiri perang saudara di Suriah dibicarakan oleh negara-negara kuat di Jerman, Kamis, 11 Februari 2016.
Rabu dinihari waktu setempat, 10 Februari 2016, kantor berita Reuters mengutip keterangan pejabat Barat yang tak bersedia disebutkan namanya. Dia mengatakan Rusia mengusulkan sebuah gencatan senjata di Suriah dimulai pada 1 Maret 2016.
Sedikitnya 50 ribu warga Suriah telah mengungsi untuk menghindari pertempuran sengit di Aleppo. "Beberapa kawasan di provinsi tersebut membutuhkan suplai air bersih," demikian pernyataan Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Rabu, 10 Februari 2016.
Organisasi pemerhati hak asasi manusia berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, Rabu, melaporkan setidaknya 500 warga tewas sejak pemerintahan Suriah didukung serangan udara Rusia melancarkan serangan besar-besraan dari utara Aleppo, 1 Februari 2016.
"Di antara yang tewas itu, terdapat 89 warga sipil, termasuk 23 anak-anak, 143 pejuang pro-pemerintah, 274 pemberontak, dan milisi asing," demikian pernyataan Observatory.
Saat ini, pasukan pemerintah Suriah menguasai bagian barat Kota Aleppo, sementara pemberontak menduduki wilayah di bagian timur. Namun, Observatory menyatakan, hampir semua wilayah tersebut berada di balik desa-desa yang ada.
Credit TEMPO.CO