Rabu, 17 Februari 2016

Kendaraan Ini Bisa Gantikan Prajurit di Medan Perang

Pengunjung melihat pesawat yang dihadirkan dalam Singapore Airshow 2016 di Changi, Singapura, Selasa (16/2).
Pengunjung melihat pesawat yang dihadirkan dalam Singapore Airshow 2016 di Changi, Singapura, Selasa (16/2).
 
 CB, SINGAPURA -- Milrem, perusahaan pertahanan dengan spesialisasi perekayasaan militer terkemuka asal Estonia, meluncurkan kendaraan darat nirawak (UGV) hibrida modular pertamanya, THeMIS (Tracked Hybrid Modular Infantry System) di ajang Singapore Airshow 2016.
Kendaraan ini dapat membantu dan bahkan menggantikan prajurit di medan perang untuk melakukan berbagai tugas kompleks dan berbahaya. THeMIS mampu meminimalisir risiko operasional dan juga menjadi teknologi pendukung prajurit yang tengah berdinas di medan perang.
Menggandeng Singapore Technologies Kinetics (ST Kinetics), Milrem mengembangkan THeMIS ADDER, varian THeMIS yang dilengkapi dengan pemancar senjata jarak jauh dari ST Kinetics, RWS ADDER. THeMIS ADDER akan dipamerkan di ajang Singapore Airshow 2016, tepatnya di Unmanned Solutions Demo Square di ST Engineering Pavilion, G01, Changi Exhibition Centre, yang berlangsung  16-21 Februari 2016.
Tidak seperti UGV pada umumnya, THeMIS memungkinkan berbagai bentuk superstruktur diangkut dan diintegrasikan ke atas kendaraan ini untuk menghadapi berbagai misi berat seperti penyelamatan, transportasi, dan pengintaian. Fleksibilitas dan keserbagunaan dari sistem kendaraan ini tak hanya dapat meningkatkan efisiensi, tapi juga menghemat biaya untuk siklus hidup sistem nirawak ini dengan pemeliharaan yang mudah dan suku cadang yang terjangkau.
"Sistem persenjataan nirawak akan memainkan peran penting di dalam pengembangan kapabilitas militer di masa depan. Sepuluh tahun ke depan, kita akan melihat sistem persenjataan darat pintar menemani prajurit yang bertugas di lapangan," ujar CEO Milrem, Kuldar Vaarsi.
Selain THeMIS, Milrem juga telah meluncurkan Digital Infantry Battlefield Solution (DIBS), penggunaan taktis sistem nirawak pintar hingga ke tingkatan batalion. Program ini dikembangkan dengan menggandeng Universitas Pertahanan Nasional Estonia. DIBS menganalisa beragam kasus penggunaan taktis dan memberikan pendekatan baru terhadap doktrin peperangan. Angkatan Bersenjata Estonia dijadwalkan akan menguji solusi ini.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID