Rabu, 02 September 2015

Jepang Siaga Satu Hadapi Kemungkinan Perang Yakuza


Jepang Siaga Satu Hadapi Kemungkinan Perang YakuzaJNN
Polisi berjaga-jaga di sekitar kantor kelompok-kelompok yang tergabung ke dalam Yamaguchigumi 

CB, TOKYO - Setelah pimpinan Yamaguchigumi, Shinobu Tsukasa (73) mengeluarkan 13 kelompoknya karena dianggap tidak berhaluan yang sama dengan kebijakannya, Selasa (1/9/2015) kemarin, kini polisi Jepang dalam situasi kondisi Siaga Satu

Kepolisian sangat mewaspadai, berjaga-jaga ketat di semua tempat khususnya di berbagai markas kelompok Yamaguchigumi. Ditakutkan terjadi perang antargeng kembali seperti tahun 1984-1989, perang Yama Ichi (Yamaichi Kousou).

”Polisi kini benar-benar tegang dan berjaga-jaga di semua kelompok Yamaguchigumi karena terjadi perpecahan resmi kemarin," kata sumber Tribunnews.com, Rabu (2/9/2015).

Pemecatan 13 kelompok, dikeluarkan dari Yamaguchigumi kemarin ditakutkan membuat suasana semakin panas dan berujung perang antargeng yang pro Tsukasa dan anti Tsukasa yang berasal dari kelompok Kodokai, Nagoya (Jepang Tengah).

Perbedaan kedua kubu ini berpokok kepada uang. Pihak anti Tsukasa menganggap tidak ada keadilan dalam pembagian "kue" uang tersebut dalam mereka beroperasi di masyarakat. Kecenderungan ke pihak kelompok Kodokai asal mulanya Tsukasa dan geng kelompoknya.

Setoran uang piramida internal Yakuza oleh kelompok anti Tsukasa mulai tidak dilakukan karena pada akhirnya ditakutkan mereka pembagian uang ke masing-masing kelompok tidak adil, hanya ke kelompok yang dekat dengan Tsukasa (Kodokai) saja. Itulah sistem Jonokin yang dibuat Yakuza, yaitu setoran uang (umumnya tunai) dari bawahan ke atasannya, dari atasannya ke atasannya lagi sampai ke tingkat puncak.

Perbedaan juga sebenarnya berasal dari pola pikir kedua kutub ini. Kelompok Tsukasa, Pemimpin Yamaguchigumi generasi keenam ini, didominasi oleh Jepang keturunan Korea. Sedangkan kubu lawannya yang dipimpin kelompok Yamaken, didominasi oleh kalangan elit Jepang asli. Beda asal-usul itulah yang membuat pola pikir dan kebiasaan mereka berbeda.

Menurut data kepolisian Jepang saat ini (per 1 April 2015) jumlah anggota Yakuza di Jepang sebanyak 53.500 orang terdiri dari 22.300 anggota tetap dan 31.200 anggota pendukung.

Sedangkan Yamaguchi-gumi saja yang ada di 44 perfektur di Jepang (dari 47 perfektur yang ada di Jepang). Jumlah yang tercatat di kepolisian saat ini sekitar 23.400 anggota atau sekitar 43,7 persen dari seluruh anggota Yakuza yang ada di Jepang.

Kerugian perang Yama Ichi (Yamaichi Kousou) di masa lalu diperkirakan menghabiskan (kerugian) uang sekitar 50 miliar yen (akibat penggunaan amunisi dan senjata lain untuk perang serta berbagai macam kerusakan umum) dan untuk mendamaikan kedua belah pihak dibutuhkan sekitar 2 miliar yen. Jumlah yang meninggal sekitar 30 orang akibat perang Yakuza tersebut.

Dengan adanya ketegangan saat ini, apabila terjadi perang kembali ditakutkan akan semakin banyak jumlah korban yang muncul. Belum lagi ketakutan yang akan muncul di masyarakat, misalnya terjadi korban akibat peluru nyasar. Itulah sebabnya para polisi Jepang kini sedang dalam keadaan sangat waspada, memonitor serius gerakan para anggota Yakuza terutama dari kelompok Yamaguchigumi.
Credit  TRIBUNNEWS.COM