Jakarta, CB -- Turki mempertimbangkan untuk menunda penerimaan sistem pertahanan rudal dari Rusia karena didesak Amerika Serikat.
Seorang
sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Turki mempertimbangkan penundaan
ini setelah AS melayangkan permintaan resmi agar Ankara menunda
penerimaan sistem tersebut.
Reuters sendiri belum dapat mendapatkan konfirmasi resmi dari pemerintah Turki terkait kabar pertimbangan penundaan ini.
Namun
pekan lalu, Fahrettin Altun selaku juru bicara Presiden Turki, Recep
Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa pembelian sistem pertahanan rudal S-400
dari Rusia sudah disepakati.
Pejabat AS menganggap
pembelian sistem pertahanan rudal ini "sangat problematik" karena dapat
berdampak pada program kerja sama kedua negara.
AS dan
negara-negara anggota NATO khawatir sistem radar dalam S-400 dapat
melacak jet F-35 sehingga nantinya akan sulit menghindari senjata Rusia.
Ankara sendiri sudah mendesak AS untuk membentuk kelompok kerja yang
bertugas meneliti risiko bahaya S-400 pada F-35. Namun, AS menolak
pembentukan pokja tersebut.
Selisih pendapat ini merupakan
perseteruan teranyar antara AS dn Turki. Sebelumnya, kedua negara sudah
beberapa kali bersitegang.
Sejumlah isu yang sempat memanaskan
hubungan kedua negara adalah permintaan ekstradisi Fethullah Gulen dari
AS, perbedaan kebijakan di Timur Tengah, hingga sanksi atas Iran.
CB, Washington – Kementerian Perdagangan Amerika
Serikat mengatakan telah melarang enam perusahaan teknologi Cina, satu
perusahaan Pakistan dan lima perusahaan di Uni Emirat Arab melakukan
ekspor teknologi sensitif AS.
Pejabat
Kementerian Perdagangan AS mengatakan empat perusahaan Cina, yang juga
berkantor di Hong Kong, mencoba membeli komoditas asal AS, yang diduga
untuk mendukung pengembangan senjata pemusnah massal Iran dan program
senjata Iran. Ini melanggar peraturan kontrol ekspor AS.
“Pejabat Kementerian Perdagangan AS juga mengatakan dua perusahaan
asal Cina lainnya ditambahkan dalam daftar entitas yang dilarang karena
mereka berpartisipasi dalam ekspor teknologi yang dikontrol. Teknologi
ini lalu diberikan kepada organisasi terafiliasi dengan Tentara
Pembebasan Cina,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 13 Mei 2019.
Larangan
ekspor ini terjadi pasca meningkatnya eskalasi perang dagang antara AS
dan Cina. Eskalasi ini terjadi pasca negosiasi dagang antara dua ekonomi
terbesar dunia pada akhir pekan lalu, yang tidak menghasilkan
kesepakatan.
AS telah memutuskan menaikkan tarif untuk nilai impor sekitar US$200 miliar atau sekitar Rp2.900 triliun.
Tarif
naik dari 10 persen menjadi 25 persen. Cina membalas dengan menaikkan
tarif untuk impor senilai US$60 miliar atau Rp870 triliun dari AS.
Channel News Asia
melansir Presiden Donald Trump juga telah memerintahkan pejabat AS
untuk mengenakan kenaikan tarif untuk sisa impor dari Cina yang belum
terkena kenaikan tarif.
Nilainya mencapai sekitar US$300 miliar
atau sekitar Rp4.300 triliun,” kata Robert Lighthizer, perwakilan
perdagangan AS, dalam pernyataan yang dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 11 Mei 2019.
Perusahaan
Cina yang terkena larangan ini adalah Avin Electronics Technology Co
Ltd yang berbasis di Shenzen, Longkui Qu di Linhai, Provinsi Zhejiang
dan Multi-Mart Electronics Technology di Nanhai, Provinsi Guandong.
Lalu
ada perusahaan Taizhou CBM-Future New Material Science and Technology
Co Ltd di Linhai, Provinsi Zhejiang, perusahaan Tenco Technology Co Ltd
di Shenzhen, dan Yutron Technology Co Ltd di Shenzhen.
Perusahaan Avin, Multi-Mart, Tenco dan Yutron, menurut penjelasan kementerian Perdagangan AS, memiliki kantor di Hong Kong.
“Kami
memberi tahu individu, bisnis, dan organisasi seluruh dunia bahwa
mereka akan dimintai pertanggung-jawaban karena mendukung program
senjata pemusnah massal Iran, dan skema ilegal lainnya,” kata Wilbur
Ross, menteri Perdagangan AS, dalam pernyataan.
Menurut Ross, AS tidak bisa membiarkan strategi integrasi teknologi sipil – militer Cina melemahkan keamanan nasional AS. Ini dilakukan lewat pelarangan transfer teknologi yang dilakukan oleh aktor negara.
MADRID
- Spanyol menarik sementara kapal fregat Mendez Nunez, dengan 215
pelaut di dalamnya, dari kelompok tempur yang dipimpin oleh kapal induk
Amerika Serikat (AS) USS Abraham Lincoln. Penarikan kapal perang itu
atas perintah dari Menteri Pertahanan Spanyol, Margaritas Robles.
Sumber
Kementerian Pertahanan Spanyol mengatakan pejabat pemerintah telah
memerintahkan tindakan penarikan sementara kapal fregat Mendez Nunez
dari kelompok tempur kapal induk USS Abraham Lincoln saat berada di
Timur Tengah.
"Kapal itu sedang dalam misi keliling dan tidak
akan masuk ke dalam jenis misi lain," sumber-sumber Kementerian
Pertahanan Spanyol mengungkapkan, dikutip Sputnik dari situs berita El Mundo, Selasa (14/5/2019).
Penarikan
itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan baru-baru ini antara AS
dan Iran. Keputusan itu diambil Robles di Brussels, selama pertemuan
para menteri pertahanan Uni Eropa.
"Langkah ini dapat memicu
krisis diplomatik antara AS dan Spanyol," wartawan ABC memperingatkan,
mengutip sumber militer Spanyol yang mencatat bahwa hal itu dapat
menyebabkan hilangnya kepercayaan AS terhadap Spanyol.
Sebelumnya
selama kunjungannya ke pangkalan udara Moron de la Frontera di Sevilla,
Robles menekankan bahwa sehubungan dengan krisis Iran Spanyol
berkomitmen pada Uni Eropa dan organisasi internasional.
"Dan di situlah kita akan selalu mengadopsi kesamaan posisi," ujarnya.
Ia
bersikeras bahwa Spanyol adalah mitra serius dan dapat diandalkan.
"Tetapi bahwa Angkatan Bersenjata hanya terikat oleh perjanjian yang
dibuat dengan Uni Eropa dan NATO," tegasnya.
Integrasi
Mendez Nunez ke dalam kelompok tempur AS - di mana tidak ada kapal
non-AS - direncanakan setidaknya setahun yang lalu. Armada ini telah
melintasi Selat Bab el Mandeb, yang menghubungkan Laut Merah ke Samudra
Hindia, dan menuju Selat Hormuz. Pada 9 Mei, kelompok itu berlayar
melalui Terusan Suez.
Fregat Spanyol diharapkan untuk kembali ke tanah airnya setelah mengunjungi California dan melewati Terusan Panama.
Hanan Ashrawi, salah seorang tangan kanan
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dilaporkan ditolak masuk ke Amerika
Serikat, Senin (13/5). (ABBAS MOMANI/AFP)
Jakarta, CB -- Hanan Ashrawi, salah
seorang tangan kanan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dilaporkan
ditolak masuk ke Amerika Serikat, Senin (13/5).
"Resmi, pengajuan visa AS saya ditolak. Tidak ada penjelasan," kata Ashrawi melalui akun Twitter pribadinya.
Kepada AFP, Ashrawi mengaku ini pertama kalinya dia ditolak masuk AS, tempat anak perempuan dan cucunya tinggal.
"Saya
berusia lebih dari 70 tahun dan merupakan seorang nenek. Saya telah
menjadi aktivis pejuang untuk Palestina sejak akhir 1960. Saya selalu
jadi pendukung kuat perlawanan tanpa kekerasan," kicaunya di Twitter.
"Saya
telah bertemu (dan bahkan bernegosiasi) dengan setiap pejabat negara
sejak (George) Shultz dan setiap presiden AS sejak George H.Q Bush
(pemerintahan AS saat ini tidak termasuk)."
Ashrawi merupakan anggota komite eksekutif dan mantan Menteri Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Ia
telah berkecimpung dalam politik Palestina selama beberapa dekade
terakhir dan mendapatkan penghargaan atas kinerjanya, termasuk Legion of
Honour dari Prancis.
Hingga kini, belum ada respons langsung dari kedutaan besar AS terkait penolakan visa Ashrawi.
Hal
ini terjadi ketika relasi AS dan Palestina tengah memanas sejak
Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel secara
sepihak pada Desember 2017 lalu.
Palestina
menganggap langkah Trump itu menunjukkan sikap bias AS yang sangat
pro-Israel. Sejak itu, Abbas memutus interaksi dengan Negeri Paman Sam.
Abbas
juga berulang kali menegaskan tidak akan menerima proposal perdamaian
gagasan Trump yang rencananya akan dirilis awal Juni setelah bulan
Ramadan.
Walau belum mengungkap begitu banyak detail, Washington
mengisyaratkan bahwa proposal damai yang diharapkan dapat menyelesaikan
konflik Israel-Palestina itu tak akan menyertakan solusi dua negara di
dalamnya.
Selama ini, solusi dua negara diyakini komunitas
internasional sebagai jalan keluar terbaik untuk penyelesaian konflik
tersebut, di mana Israel dan Palestina akan berdiri beriringan sebagai
dua negara berdaulat.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
memimpin diskusi informal "Arria Formula" Dewan Keamanan PBB tentang
Palestina di Markas PBB, New York, Amerika Serikat pada Kamis
(9/5/2019). ANTARA/HO-Kemenlu RI/aa
Jakarta (CB) - Selama beberapa dekade hingga sekarang, Palestina
telah menjadi sasaran kebijakan Israel untuk menggusur rakyat Palestina
dari tanah mereka sendiri. Pengungsi Palestina terkungkung dalam
pengungsian terbesar dan terlama di dunia, dan warga Palestina terus
menanggung penjajahan terpanjang dalam sejarah kontemporer.
Permasalahan Palestina itu pun telah menjadi pembahasan yang terus
berlanjut dan berlarut-larut di berbagai forum internasional. Di antara
banyak negara yang mendukung perjuangan Palestina, Indonesia adalah
salah satu negara terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat
Palestina.
Indonesia selama ini secara sinergis membantu upaya perjuangan Palestina
melalui dukungan politik serta bantuan kemanusiaan, juga peningkatan
kapasitas bagi rakyat Palestina, baik melalui mekanisme bilateral,
trilateral, maupun forum multilateral. Indonesia berkomitmen untuk terus
mengawal perjuangan bangsa Palestina.
Untuk itu, Pemerintah RI memberi perhatian khusus pada perjuangan
Palestina selama masa keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) periode 2019-2020.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam pernyataan pers tahunannya
pada Januari tahun ini, menegaskan bahwa isu Palestina akan terus
menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia pada 2019,
termasuk saat Indonesia berperan di DK PBB.
Tidak terpinggirkan
Selanjutnya, pemerintah Indonesia memastikan bahwa isu Palestina tidak
akan terpinggirkan dan tetap berada di radar, bahkan menjadi pusat
perhatian di Dewan Keamanan PBB.
Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS)
Kementerian Luar Negeri Grata Endah Werdaningtyas mengatakan Pemerintah
akan terus mendorong pembahasan isu Palestina di DK PBB.
"Penyelesaian masalah Palestina itu harus. Kita berupaya untuk tetap
dihidupkannya perhatian dunia kepada Palestina. Kita dorong pertemuan
dalam segala format untuk membahas Palestina agar menjadi perhatian DK
PBB," ujar Grata.
Dia menekankan bahwa Pemerintah RI berkomitmen untuk memanfaatkan
keanggotaan Indonesia di DK PBB periode 2019-2020 serta masa jabatan
Indonesia sebagai presiden DK PBB pada Mei 2019 untuk terus mendorong
pembahasan masalah Palestina dan menggalang dukungan bagi Palestina.
Itulah sebabnya, Indonesia pada saat menjabat sebagai Presiden Dewan
Keamanan PBB menggelar diskusi informal berbentuk "Arria Formula"
mengenai Palestina, yang dilangsungkan pada 9 Mei 2019 di Markas PBB di
New York, Amerika Serikat.
Pertemuan Arria Formula biasanya dilakukan untuk membahas isu yang belum
ada kejelasan atau kesamaan pandangan di antara negara-negara DK.
Karena itu, pertemuan Arria Formula bersifat informal dan dapat
mengundang pihak luar sebagai narasumber.
Pertemuan Arria Formula tentang Palestina yang diadakan dalam rangka
keketuaan Indonesia itu bertujuan untuk menghidupkan kembali pembahasan
Palestina di DK PBB serta menampung pandangan dari para ahli dan
berbagai negara, khususnya anggota DK PBB, sehingga dapat memetakan
dukungan bagi Palestina.
Diskusi informal yang diketuai bersama oleh Indonesia, Kuwait dan Afrika
Selatan itu terbuka bagi semua anggota PBB dan mengikutsertakan para
ahli sebagai narasumber.
Pemukiman ilegal
Dalam diskusi informal di Dewan Keamanan itu, Indonesia memfokuskan
pembahasan pada pembangunan berbagai kawasan permukiman ilegal (illegal settlement)
oleh Israel, yang menduduki tanah milik rakyat Palestina, khususnya
terkait aspek hukum dan kemanusiaan dengan penekanan pada Resolusi DK
PBB No. 2334 tahun 2016.
Resolusi tersebut mendesak penghentian pemukiman Israel di atas tanah
Palestina. Resolusi itu menyebutkan bahwa permukiman tersebut "suatu
pelanggaran di bawah hukum internasional".
Pertemuan Arria Formula tersebut mengangkat tema "Pemukiman dan Pemukim
Ilegal Israel: Inti dari Pendudukan, Krisis Perlindungan, dan Penghalang
terhadap Perdamaian". Pada awal pertemuan, diputar satu video singkat
yang menggambarkan penderitaan warga Palestina akibat pemukiman ilegal
Israel.
Beberapa ahli yang menjadi narasumber dalam pertemuan itu, seperti
pengacara sekaligus aktivis HAM Emily Schaeffer Omer-Man dan ahli hukum
internasional Universitas Ohio Profesor John Quigley, menyampaikan
tentang pelanggaran dan dampak dari pemukiman ilegal Israel di tanah
Palestina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pernyataan
yang mengawali pertemuan itu menekankan bahwa pembangunan permukiman
ilegal di wilayah Palestina, termasuk di Yerusalem Timur, semakin
memudarkan harapan solusi dua negara (two-state solution).
Pemukiman ilegal Israel terus bertambah dari sekitar 110 ribu pada 1993
menjadi sekitar 620 ribu pada 2017. Menurut Menlu RI, terus perluasan
permukiman ilegal Israel merupakan halangan besar bagi perwujudan
perdamaian antara Israel dan Palestina.
Selain itu, Indonesia memandang bahwa pembangunan permukiman ilegal
merupakan sumber dari berbagai pelanggaran hukum dan HAM terhadap rakyat
Palestina.
"Kegiatan pemukiman ilegal merupakan sumber dan dalih untuk kebijakan
(Israel) yang melanggar hukum dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap
rakyat Palestina. Hal itu telah direncanakan dengan cara yang konstan,
strategis, dan sistematis dan mengakibatkan bencana kemanusiaan," ujar
Menlu Retno.
Untuk itu, pemerintah Indonesia menyerukan penghentian pembangunan
pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina. "Terus berlangsungnya
pembangunan pemukiman ilegal oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina
tidak dapat diterima," kata Menlu Retno, menegaskan.
Pemerintah Indonesia mendorong masyarakat internasional untuk menekan
Israel agar menghentikan kegiatan pemukiman ilegal. Menlu Retno
mengatakan bahwa masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk
menghentikan kebijakan pembangunan permukiman ilegal oleh Israel.
"Perlu ada tekanan yang besar dari masyarakat internasional untuk
menghentikan pemukiman ilegal Israel di Palestina. Salah satu upaya yang
dapat dipertimbangkan adalah dengan menetapkan Hari Solidaritas
Internasional bagi Korban Pemukiman Ilegal," katanya.
Kritik Amerika Serikat
Pertemuan Arria Formula yang diprakarsai Indonesia untuk menyuarakan hak
rakyat Palestina di DK PBB bukanlah tanpa hambatan atau kritikan.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengkritik Indonesia dan dua co-chair
lainnya, yakni Kuwait dan Afrika Selatan, karena dinilai lalai dengan
tidak mengikutsertakan Israel dalam diskusi informal di DK PBB itu.
Utusan Khusus Amerika Serikat Jason Greenblatt, yang datang dari
Washington, mengkritik pertemuan itu sebagai forum yang "bias dan
anti-Israel".
"Apa yang kita capai ketika kita terus berkumpul untuk pertemuan seperti
ini di mana kita mengutuk perilaku Israel, yang bahkan tidak diundang
untuk berbicara pada sesi ini? Pertemuan ini sendiri mengejutkan dan
tidak adil, alih-alih melihat ke depan dan mencoba mencari solusi yang
realistis," ujar Greenblatt.
Menanggapi kritik itu, Wakil Tetap RI untuk PBB Duta Besar Dian
Triansyah Djani mengatakan bahwa Indonesia dalam berbagai platform
multilateral selalu melibatkan semua negara anggota PBB, dan pertemuan
Arria Formula itu merupakan wadah bagi semua negara dan pihak untuk
menyampaikan pandangan terkait isu Palestina, terutama tentang
permukiman ilegal.
"Ini (Arria Formula tentang Palestina) forum untuk menyampaikan concern seluruh negara di dunia terhadap isu Palestina. Ini jadi kepedulian seluruh warga dunia," ujar dia.
Dian menilai bahwa Amerika Serikat mencoba untuk menyimpangkan isu yang
dibahas dalam pertemuan itu dari persoalan utama, yakni masalah
permukiman ilegal Israel.
"Ada satu negara (Amerika Serikat,red) yang mencoba membelokkan isu illegal settlement ke isu-isu lain," katanya.
Namun, secara keseluruhan dari berbagai pernyataan yang disampaikan para
wakil negara yang hadir dalam pertemuan itu, semua negara, kecuali
Amerika Serikat, berpandangan bahwa pemukiman ilegal oleh Israel
melanggar kesepakatan internasional dan resolusi PBB.
Utusan khusus AS, dalam pernyataannya, menyebutkan AS tidak sependapat
bahwa pemukiman ilegal oleh Israel melanggar kesepakatan internasional
dan resolusi PBB . Pendapat AS itu berbeda dengan 14 negara anggota DK
PBB sisanya, termasuk Indonesia sebagai Presiden Dewan Keamanan.
"Semua negara, kecuali satu (AS), menganggap tindakan Israel telah
melanggar berbagai resolusi dan kesepakatan di PBB, terutama Resolusi
No. 2334 tahun 2016. Tindakan pendudukan Israel itu akan semakin
mempersulit pencapaian two-state solution. Hal itu yang disampaikan beberapa anggota DK di Arria Formula," ujar Dubes Dian.
Dia menambahkan bahwa seluruh negara anggota DK PBB, kecuali AS, juga
memandang bahwa pendudukan Israel berdampak pada aspek HAM, hukum, dan
kehidupan rakyat Palestina.
Tekanan internasional
Pemerintah Indonesia menegaskan akan terus mendorong masyarakat
internasional agar menekan Israel untuk mengakhiri pendudukan di tanah
Palestina.
"Tekanan publik dari komunitas internasional untuk mengakhiri pendudukan
benar-benar vital," ucap Menlu Retno dalam pernyataannya pada diskusi
informal DK PBB itu.
Menlu RI menekankan bahwa komunitas internasional perlu memastikan
akuntabilitas dan penghormatan hukum internasional oleh Israel.
Dia menambahkan bahwa, sebagai mitra sejati untuk perdamaian, Indonesia
tidak akan berhenti berusaha untuk memastikan masalah Palestina tetap
menjadi salah satu fokus utama PBB. Semangat multilateralisme, ujarnya,
akan dijunjung tinggi dan proses perdamaian akan berlanjut atas dasar
prinsip-prinsip hukum internasional dan parameter yang disepakati secara
internasional.
"Masalah-masalah Palestina dan pemukiman ilegal pantas mendapat
perhatian penuh Dewan Keamanan PBB. Tidak ada tindakan bukanlah suatu
pilihan. Ini tentang kredibilitas Dewan Keamanan," ujarnya.
"Kita tidak boleh berhenti sampai Palestina berdiri berdampingan dengan semua bangsa di dunia," ucap Menlu RI.
CB, Jakarta - Militer AS
menciptakan senjata rahasia baru, yakni rudal dengan enam pisau baja
yang dirancang untuk membunuh individu dalam serangan presisi tinggi.
Dikutip
dari Mirror.co.uk, 13 Mei 2019, rudal R9X atau yang dijuluki "Ninja",
dirancang untuk membunuh target teroris secara individual, misalnya
membunuh seorang penumpang tanpa melukai pengemudi.
Tidak seperti rudal konvensional militer AS yang lain, bom Ninja atau Ginsu terbang tidak dilengkapi dengan peledak.
Tidak seperti senjata militer AS lainnya, 'bom Ninja' atau 'Ginsu
terbang' tidak dilengkapi dengan bahan peledak, untuk mengurangi
kerusakan yang tidak diinginkan dalam serangan. Senjata ini juga
ditembakkan dari drone Reaper yang dioperasikan dari jarak jauh.
Dilaporkan
rudal berpemandu laser telah digunakan oleh CIA dan Pentagon pada
sasaran di Suriah, Irak, Libya, Yaman dan Somalia, termasuk Jamal
al-Badawi, seorang tersangka dalam serangan teror mematikan terhadap
kapal perusak angkatan laut Amerika.
Senjata itu hanya digunakan
sekitar belasan kali sejak dikembangkan dari rudal Hellfire sepanjang
1,5 meter dengan berat 45 kg, dan dikerahkan pada 2017, menurut laporan
Wall Street Journal mengutip sumber terkait.
Alih-alih meledak,
bom ini menghancurkan target atau menghancurkan mereka dengan enam bilah
pisau yang melayang keluar dari dalam rudal sekian detik sebelum
menghantam target. Rudal dapat menembus mobil dan mengiris target di
dalamnya dari jarak 8 km.
Tokoh senior Al-Qaeda Ahmad Hasan Abu Khayr al-Masri terbunuh oleh salah satu rudal Ninja ketika di dalam mobil.[Mirror.co.uk]
Presiden
Barack Obama memerintahkan pengembangan rudal non-eksplosif setelah AS
dikritik atas kematian warga sipil dalam serangan udara.
The Wall Street Journal mengklaim setidaknya dua tokoh teroris senior telah dibunuh oleh rudal Ninja.
Laporan
mengidentifikasi mereka sebagai Ahmad Hasan Abu Khayr al-Masri, orang
kedua di bawah komando Al-Qaeda, yang terbunuh dalam serangan udara AS
di provinsi Idlib di Suriah pada Februari 2017.
Rudal
itu merobek atap mobil, menewaskan kedua penumpang dalam serangan yang
membuat mobil tetap utuh dan tidak tampak bekas terbakar.
Ini menimbulkan spekulasi bahwa AS menggunakan senjata baru setelah foto menunjukkan lubang besar di atap mobil.
Rudal
Ninja dirancang untuk membunuh teroris individu dalam serangan presisi
tinggi tanpa menimbulkan ledakan yang tidak perlu.[Mirror.co.uk]
Yang kedua terjadi pada Januari tahun ini ketika al-Badawi terbunuh saat mengemudi sendirian.
Dia
dihukum di Yaman karena mendalangi pemboman USS Cole Oktober 2000.
Serangan teror di sebuah pelabuhan di Yaman itu menewaskan 17 pelaut
Amerika.
Dikatakan
teroris telah berspekulasi tentang jenis senjata baru ini dan
menggunakan perempuan atau anak-anak sebagai tameng hidup.
Inggris
menguji coba rudal non-eksplosif di Irak pada 2003 ketika jet Tornado
menembakkan "bom inert" yang dipandu laser, yang terbuat dari beton di
tank dan artileri.
Data dari Biro Investigasi Jurnalisme mengklaim serangan pesawat drone militer AS
dengan senjata konvensional dalam 15 tahun terakhir, telah menewaskan
antara 769 hingga 1725 warga sipil, termasuk 253 hingga 397 anak-anak.
Presiden AS, Donald Trump, memperingatkan Iran
bahwa mereka akan menderita jika 'berbuat sesuatu' di tengah ketegangan
kedua negara. (Reuters/Leah Millis)
Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperingatkan Iran bahwa mereka akan menderita jika "berbuat sesuatu" di tengah ketegangan kedua negara.
"Saya
mendengar sedikit cerita tentang Iran. Jika mereka berbuat sesuatu, itu
akan menjadi kesalahan buruk. Jika mereka berbuat sesuatu, mereka akan
sangat menderita," ujar Trump sebagaimana dikutip AFP, Senin (13/5).
Pernyataan ini dilontarkan di tengah ketegangan kedua negara, terutama
setelah AS menerima laporan bahwa Iran merencanakan serangan ke militer
AS di Teluk.
Ketegangan antara kedua negara kian tinggi setelah
Presiden Iran, Hassan Rouhani, memberikan ultimatum kepada negara-negara
penandatangan kesepakatan nuklir JCPOA, yaitu yakni Inggris, Prancis,
Jerman, China, dan Rusia.
Melalui pidato di stasiun televisi
nasional, Rouhani mengancam bakal kembali melakukan pengayaan uranium
jika pihak penandatangan tidak melindungi Iran dari dera sanksi AS.
Perjanjian yang diteken pada 2015 lalu itu menyepakati bahwa negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Sebagai balasan, Iran harus menyetop segala bentuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.
Namun, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.
WASHINGTON
- Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Patrick Shanahan,
berencana mengirimkan 120 ribu tentara ke Timur Tengah seandainya Iran
menyerang pasukan Amerika atau mempercepat proses senjata nuklirnya.
Rencana itu dipresentasikannya dalam sebuah pertemuan pembantu keamanan
nasional utama Presiden Donald Trump Kamis lalu.
Revisi itu
diperintahkan oleh penasihat keamanan nasional John Bolton. Mereka tidak
menyerukan invasi darat ke Iran, yang akan membutuhkan lebih banyak
pasukan, begitu laporan media AS New York Times.
Di antara mereka
yang hadir dalam pertemuan itu adalah Pejabat Menteri Pertahanan AS
Patrick Shanahan; Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton; Ketua
Kepala Staf Gabungan Jenderal Dunford; Direktur CIA Gina Haspel, dan
Direktur Intelijen Nasional Dan Coats.
Pada
pertemuan itu, Shanahan memberikan tinjauan umum tentang rencana
Pentagon, kemudian berpaling kepada Dunford untuk merinci berbagai opsi
pasukan. Opsi paling utama menyerukan pengerahan 120 ribu pasukan, yang
akan membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk
diselesaikan.
Jumlah pasukan yang diterjunkan mengejutkan banyak
orang. Jumlah 120 ribu pasukan mendekati jumlah pasukan AS saat
menginvasi Irak pada 2003 lalu.
Belum diketahui apakah Trump,
yang telah berusaha untuk menarik AS dari konflik di Afghanistah dan
Suriah, pada akhirnya akan mengirim begitu banyak pasukan ke Timur
Tengah.
Juga tidak jelas apakah Trump telah diberitahu tentang jumlah pasukan atau rincian lainnya dalam rencana tersebut.
Trump
sendiri saat ditanya tentang apakah dia mencari perubahan rezim di Iran
mengatakan: "Kita akan melihat apa yang terjadi dengan Iran. Jika
mereka melakukan sesuatu, itu akan menjadi kesalahan yang sangat buruk."
"Presiden
sudah jelas, Amerika Serikat tidak mencari perang dengan Iran, dan dia
terbuka untuk pembicaraan dengan para pemimpin Iran," kata juru bicara
Dewan Keamanan Nasional Garrett Marquis dalam sebuah email.
"Namun,
opsi default Iran selama 40 tahun adalah kekerasan, dan kami siap
membela personel dan kepentingan AS di kawasan (itu)," imbuhnya seperti
dikutip dari New York Times, Selasa (14/5/2019).
Ketegangan
antara Teheran dan Washington telah memanas sejak pemerintahan Donald
Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir internasional 2015 dengan
Iran dan mulai memulihkan sanksi untuk meruntuhkan ekonomi Republik
Islam tersebut.
Pentagon mengatakan pihaknya mempercepat
penyebaran USS Abraham Lincoln dan mengirim pesawat pengebom strategis
B-52 ke Timur Tengah setelah intelijen AS mengisyaratkan kemungkinan
persiapan oleh Teheran untuk melancarkan serangan terhadap pasukan atau
kepentingan AS di Timur Tengah.
CB, Jakarta - Situasi di Jerman memanas lantaran perdebatan antara pemimpin negara yang ingin mengganti lagu kebangsaan.
Dikutip
dari Daily Sabah, 11 Mei 2019, Perdana Menteri Negara Bagian, Thuringi
yang dulunya bagian dari Jerman Timur, Bodo Romelow mengatakan ini
waktunya mengganti lirik lagu kebangsaan Jerman agar mendapatkan jiwa
nasionalis yang lebih baik.
"Kami
membutuhkan sesuatu yang sama sekali baru, lirik baru yang sangat
menarik sehingga semua orang dapat mengenalinya dan mereka mempunyai
rasa memiliki," Romelow kepada surat kabar Rheinische Post.
Menurut Romelow, banyak warga di Jerman bagian timur merasa kurang ada rasa nasionalis dengan lagu kebangsaan Jerman saat ini.
Das Lied der Deutschen atau The Song of the Germans merupakan lagu kebangsaan Jerman saat ini, yang ditulis pada 1841.
Lagu
kebangsaan itu resmi digunakan pada 1922 dengan tiga bait yang di
aransemen oleh komposer Joseph Haydn. Yang menjadi perdebatan bagi warga
Jerman dari lagu ini terjadi pada baris pertama yakni "Deutschland,
Deutschland ueber alles" atau yang diartikan, Jerman, Jerman di atas
semua.
Jerman
pada masa kepemimpinan Nazi hanya menggunakan bait pertama dan
menghapus dua baris lainnya lalu menggabungkan dengan lagu naionalis
lain yang telah dilarang.
Romelow mencatat, politisi sayap kanan
Alternative for Germany (AfD) baru-baru ini ditangkap karena terlihat
menyanyikan lirik "Deutschland, Deutschland ueber alles" melalui video
dan memicu kemarahan banyak warga Jerman.
"Saya saat menyanyikan
lagu kebangsaan Jerman, saya tidak bisa dan mendengarnya seperti ada
kesan demonstrasi Nazi 1933-1945 di pikiranku," kata Romelow.
Berselang
tujuh tahun peperangan, pada 1952 Jerman Barat kembali ke "The Song of
the Germans" dan hanya menyanyikan bait ketiga pada acara resmi, yang
mengandung makna "persatuan dan keadilan dan kebebasan."
Saat
penyatuan kembali negara Jerman pada 1990, bagian timur ingin memasukan
lirik "Bangkit dari Reruntuhan" ke lagu kebangsaan mereka namun ditolak
oleh kubu Jerman Barat.
Rasa nasionalis sementara ini tetap menjadi masalah yang sangat sensitif di Jerman mengingat tragedi Perang Dunia II dan kengerian Holocaust.
Seorang tentara menjaga gereja St.Theresa di Sri Lanka. (Foto: REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Jakarta, CB -- Kerumunan massa telah melukai hingga mengakibatkan seorang pria muslim di Sri Lanka meninggal
dunia. Korban meninggal ini merupakan yang pertama kali terjadi meski
jam malam telah diberlakukan pemerintah sebagai respons kerusuhan
anti-muslim di tiga distrik di bagian utara ibu kota.
Kerusuhan
anti-muslim itu terjadi setelah serangkaian tragedi bom terjadi di
sejumlah gereja dan hotel pada Hari Paskah. Pengeboman itu, yang diklaim
kelompok militan ISIS, telah menewaskan lebih dari 200 orang.
Muslim
yang tewas merupakan pria berusia 45 tahun. Dia meninggal setelah masuk
ke rumah sakit di distrik Puttalam ketika kerusuhan dimulai pada Minggu
(12/5). Informasi ini didapat AFP dari kepolisian setempat.
"Massa telah menyerang dia dengan benda tajam dan alat tukang. Ini
adalah kematian pertama dari kerusuhan," kata pihak berwenang.
Perdana
Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe sebelumnya sudah mengatakan jam
malam dideklarasikan guna mencegah kelompok tidak dikenal mengacaukan
negara dengan mengatur kekerasan komunal.
"Di beberapa tempat di
provinsi barat laut, kelompok ini sudah menciptakan masalah, merusak
fasilitas. Polisi dan kesatuan keamanan telah menangani situasi, tetapi
kelompok ini terus bikin ulah," ucap Wickremesinghe di siaran televisi.
Dalam siaran televisi yang lain, Kepala Kepolisian Chandana
Wickramaratne, mengingatkan polisi akan mengambil tindakan tegas
terhadap para perusuh. Dia bilang polisi telah diberi perintah untuk
menggunakan kekuatan maksimum.
Polisi mengatakan kerusuhan yang
terjadi saat muslim melakukan puasa di bulan Ramadan itu telah melakukan
aksi sporadis seperti melempar batu serta membakar toko, sepeda motor,
dan mobil milik muslim.
Pada Senin (13/5), otoritas Sri Lanka
telah melarang Facebook, WhatsApp, dan media sosial lainnya. Hal itu
dilakukan setelah pengeboman di Hari Paskah.
"Saya meminta semua
warga negara untuk tetap tenang dan tidak terbawa oleh informasi palsu,"
kata Wickremesinghe di Twitter yang tidak masuk dalam media sosial
terlarang.
CHILAW
- Polisi memberlakukan jam malam di kota Chilaw, Sri Lanka setelah
perselisihan antara komunitas Kristen dan Muslim pecah dan berakhir
dengan penyerangan sejumlah masjid. Kekerasan itu bermula dari sebuah posting di Facebook.
Massa
Kristen melemparkan batu ke masjid-masjid dan toko-toko milik Muslim
pada hari Minggu (12/5/2019). Serangan itu dipicu sebuah posting di Facebook yang dianggap sebagai ancaman bagi komunitas Kristen.
Warga
di kota yang sebagian besar beragama Kristen, 80km utara ibu kota
Kolombo, memukuli orang yang mereka percaya bertanggung jawab atas posting Facebook. Polisi mengatakan orang tersebut telah ditangkap.
"Jam
malam polisi telah diberlakukan di daerah Kepolisian Chilaw dengan efek
langsung sampai pukul 06.00 besok (Senin, 13 Mei) untuk mengendalikan
situasi yang tegang," kata juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera
kepada kantor berita Reuters.
Namun, polisi kemudian merevisi dengan mengatakan jam malam akan dicabut pada pukul 04.00 pagi waktu setempat pada hari Senin.
Pasukan Sri Lanka telah menembakkan tembakan ke udara untuk menghentikan kekerasan.
"Mereka
melempari batu di tiga masjid dan beberapa toko milik Muslim. Sekarang
situasinya telah tenang, tetapi kami takut pada malam itu," kata seorang
pria Muslim setempat yang meminta namanya tidak disebutkan karena
alasan keamanan, kepada Reuters.
Menurutnya, satu masjid mengalami kerusakan parah.
Ketegangan
memuncak setelah para pengebom bunuh diri militan Muslim meledakkan
diri di tiga gereja dan empat hotel pada 21 April atau pada Minggu
Paskah. Sebanyak 257 orang tewas.
Kepala Polisi Sri Lanka
Chandana Wickramaratn mengatakan pada pekan lalu bahwa semua yang
terlibat dalam serangkaian serangan bom pada Minggu Paskah telah tewas
atau ditahan. Namun, beberapa warga Sri Lanka khawatir masih ada
penyerang.
Seminggu yang lalu di Negombo—tempat lebih dari 100
orang terbunuh saat ibadah Paskah—juga terjadi bentrokan antara
komunitas Muslim dan Kristen. Pemicunya awalnya adalah perselisihan lalu
lintas.
Sri
Lanka telah berada dalam keadaan darurat sejak serangkaian serangan bom
bunuh diri. Pasukan keamanan dan polisi telah diberikan kekuasaan untuk
menangkap dan menahan tersangka untuk waktu yang lama.
Salah
satu yang terakhir ditangkap adalah Mohamed Aliyar, cendekiawan Muslim
asal Arab Saudi. Polisi mengklaim dia memiliki hubungan dengan Zahran
Hashim, yang diduga sebagai pemimpin kelompok pengeboman.
"Informasi
telah terungkap bahwa tersangka yang ditangkap memiliki hubungan dekat
dengan Zahran dan telah mengoperasikan transaksi keuangan," bunyi
pernyataan polisi.
Pernyataan itu mengatakan Aliyar terlibat dengan melatih kelompok pengebom bunuh diri di kota selatan Hambantota.
NEW DELHI
- Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dicemooh para politisi
oposisi karena dianggap menghina Angkatan Udara India (IAF). Dia
berkomentar bahwa awan dapat membantu jet-jet tempur IAF menghindari
radar Pakistan ketika melakukan serangan udara akhir Februari lalu.
Modi
mengaku secara pribadi memberi lampu hijau bagi jet-jet tempur IAF
untuk melakukan serangan udara di sebuah situs di Balakot, Pakistan,
yang diduga sebagai kamp teroris akhir Februari meski cuaca sedang
buruk. Dia lantas mengklaim cuaca buruk berupa awan itu justru dapat
membantu menutupi pesawat tempur IAF dari radar musuh.
Para politisi partai oposisi mengatakan pernyataan Modi "konyol" dan "tidak bertanggung jawab".
Dalam serangkaian tweet,
pemimpin Partai Komunis, Sitaram Yechury, mengecam PM Modi yang dia
anggap sudah menghina IAF. "Membuatnya tampak seolah-olah militer bodoh
dan tidak profesional," katanya.
"Keamanan nasional bukanlah
sesuatu yang bisa dianggap enteng. Pernyataan yang tidak bertanggung
jawab dari Modi sangat merusak. Seseorang seperti ini tidak dapat tetap
menjadi PM India," lanjut Yechury, seperti dikutip Sputnik, Senin (13/5/2019).
Pemimpin oposisi di majelis legislatif Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, juga tidak bisa tinggal diam atas pernyataan Modi.
"Radar
Pakistan tidak menembus awan. Ini adalah bagian yang penting dari
informasi taktis yang sangat penting ketika merencanakan serangan udara
di masa depan," tulis Omar Abdullah di Twitter.
Salman Soz,
seorang anggota Partai Kongres, juga telah ikut meramaikan kecaman
terhadap pernyataan blunder PM Modi. "Jika Modi benar-benar percaya
bahwa awan dapat membantu jet-jet menjauh dari radar, maka itu adalah
masalah keamanan yang sangat serius," katanya.
Komentar Modi itu sejatinya dia lontarkan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi News Nation
pada hari Sabtu. "Para ahli memikirkan kembali serangan udara karena
cuaca buruk, tetapi saya katakan, begitu banyak awan dan hujan bisa
bermanfaat. Mungkin kita bisa lolos dari radar mereka. Ini adalah
kebijaksanaan mentah saya, saya katakan mungkin ada manfaatnya. Akhirnya
saya berkata, ada tutupan awan, silakan lanjutkan," katanya.
Pada
26 Februari lalu, IAF melakukan serangan udara di sebuah kamp yang
diduga sebagai kamp teroris Jaish-e-Mohammed di Balakot, Kashmir yang
dikelola Pakistan. IAF mengklaim serangannya menewaskan banyak militan
dan menghancurkan sejumlah fasilitas.
Islamabad membantah
keberadaan kamp semacam itu di wilayahnya. Sedangkan media mengutip
penduduk setempat mengatakan bahwa selain menghantam sekitar 15 pohon
pinus, hanya satu warga lanjut usia yang terluka dalam serangan udara
waktu itu.
Hubungan yang tegang secara historis antara India dan
Pakistan telah memanas sejak kelompok Jaish-e-Mohammed dianggap
bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap konvoi pasukan
keamanan India pada 14 Februari yang menewaskan lebih dari 40 polisi
paramiliter.
Anggota unit penjinak bom mensurvei
kendaraan yang rusak di lokasi setelah ledakan di dekat sebuah masjid di
Quetta, Pakistan 13 Mei 2019. ANTARA/REUTERS / Naseer Ahmed/pri
(REUTERS/NASEER AHMED)
Quetta (CB) - Bom rakitan yang dipasang di sepeda motor dan
menargetkan kendaraan milik kepolisian meledak di dekat sebuah masjid di
Kota Quetta Pakistan Barat, Senin.
Akibatnya, empat polisi gugur dan 11 lainnya mengalami luka, kata pejabat.
Tehrik-i Taliban Pakistan (TTP), Taliban Pakistan, mengaku bertanggung
jawab atas ledakan tersebut dalam pernyataan di sebuah email, hanya
beberapa hari setelah mereka mengklaim serangan terhadap polisi yang
menjaga Sufi, kuil paling tua di Kota Lahore.
Pasukan keamanan berstatus siaga tinggi selama bulan suci Ramadan,
dengan keamanan ekstra di sejumlah objek vital di seluruh penjuru
negeri.
Menteri Dalam Negeri di Provinsi Balochistan, Ziaullah Langove
mengatakan bom pada Senin menargetkan polisi yang menjaga masjid, tempat
para jemaah menjalankan salat tarawih.
Kepala kepolisian Quetta Abdul Razzaq Cheema mengatakan empat polisi tewas dan dua polisi lainnnya terluka.
Jakarta, CB -- Pasukan Arab Saudi menembak
mati sekitar delapan terduga teroris dalam baku tembak yang terjadi di
kota Qatif yang penduduknya mayoritas Syiah, pada Sabtu (11/5) pekan
lalu.
Menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi,
aparat menggerebek tempat persembunyian terduga militan di pulau Tarot
di lepas pantai Provinsi Timur. Lokasi ini merupakan tempat dimana
sebagian besar cadangan minyak negara itu berada.
Kaum militan ini juga disebut-sebut sebagai kelompok "sel teroris" yang
berencana menyerang instalasi vital dan target keamanan.
Kementerian
Dalam Negeri menyatakan bahwa pasukan keamanan hanya melepaskan
tembakan setelah mereka ditembak. Hingga saat ini penyelidikan sedang
berlangsung, dan jasad terduga teroris itu belum diidentifikasi.
Selain
itu, video beredar yang diunggah sejumlah penduduk memperlihatkan asap
hitam bermunculan dari sejumlah bangunan, disertai dengan suara baku
tembak.
Pasukan keamanan Saudi kerap kali berseteru dengan milisi
Syiah di wilayah Qatif. Hal ini juga sempat memunculkan demonstrasi
oleh minoritas Syiah pada 2011 lalu, saat mereka menuntut untuk
diperlakukan setara oleh rezim Muslim Sunni tersebut.
Sejak saat
itu, kerajaan Saudi menargetkan para pemimpin demonstrasi, diantaranya
Sheikh Nimr al-Nimr selaku ulama Syiah. Ia dituduh membahayakan keamanan
nasional dan akhirnya dieksekusi pada awal 2016.
Eksekusi itu memicu protes dari kaum Syiah di Irak, Pakistan, dan Iran.
Alhasil, terjadi penggeledahan terhadap Kedutaan Besar Saudi di Tehran
yang akhirnya ditutup sejak saat itu.
Ketegangan terus meningkat
dalam beberapa pekan terakhir setelah Arab Saudi memenggal sekitar 37
pria yang kebanyakan adalah kaum Syiah pada eksekusi masal 23 April
lalu.
Menurut kepala HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB),
eksekusi masal ini dianggap sebagai suatu hal yang "mengejutkan" dan
"mengerikan" karena melibatkan penghukuman terhadap tiga anak di bawah
umur.
Kelompok hak asasi Amnesti Internasional juga melaporkan sekitar 11
tersangka dihukum karena kejahatan terkait terorisme. Sedangkan 14
lainnya dieksekusi atas keikutsertaan mereka dalam demonstrasi anti
pemerintah di wilayah berpenduduk Syiah di Arab Saudi pada 2011 dan 2012
lalu.
Sebuah kapal tanker minyak mendekati fasilitas
minyak di Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA), 21 September 2016. UEA
mengatakan empat kapal Saudi disabotase dekat Fujairah.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Tidak disebutkan siapa yang berada di balik penyerangan kapal tanker Saudi.
CB,
MELBOURNE -- Sebanyak dua kapal tanker minyak milik Arab Saudi termasuk
di antara kapal-kapal yang ditarget oleh serangan sabotase di lepas
pantai Uni Emirat Arab (UEA). UEAmengutuknya sebagai upaya merusak
keamanan pasokan minyak mentah global.
UEA mengatakan empat kapal komersil disabotase di dekat emirat Fujairah.
Tidak disebutkan siapa yang berada di balik operasi itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
Investigasi telah diluncurkan dengan koordinasi bersama otoritas internasional.
UAE
mengatakan empat kapal komersil disabotase di dekat emirat Fujairah,
salah satu pusat penyimpanan terbesar di dunia yang terletak tepat di
luar Selat Hormuz. Tidak disebutkan siapa yang berada di balik operasi
itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika
Serikat dan Iran.
Kementerian luar negeri Iran
menyebut insiden itu mengkhawatirkan dan mengerikan dan meminta
penyelidikan atas masalah tersebut. Selat, yang menjadi jalur pelayaran
minyak dan gas global yang penting itu, memisahkan negara-negara Teluk
dan Iran.
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid
al-Falih, mengatakan dalam sebuah pernyataan salah satu dari dua kapal
Saudi yang diserang sedang dalam perjalanan untuk dimuati dengan minyak
mentah Saudi dari pelabuhan Ras Tanura untuk pengiriman ke pelanggan
perusahaan milik negara Saudi, Aramco, di Amerika Serikat. Serangan itu
tidak menyebabkan korban atau tumpahan minyak tetapi menyebabkan
kerusakan signifikan pada struktur kedua kapal, kata pernyataan yang
diterbitkan oleh kantor berita pemerintah SPA itu.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih.
Sumber
di sektor perdagangan dan pengapalan mengidentifikasi kapal-kapal Saudi
itu sebagai kapal tanker Amjad yang sangat besar (VLCC), dan tanker
pengangkut minyak mentah Al Marzoqah. Keduanya milik perusahaan Bahri.
Bahri
tidak menanggapi permintaan komentar. Pada Ahad (12/5), Kementerian
Luar Negeri UEA mengatakan tidak ada korban dan operasi pelabuhan
Fujairah normal. Investigasi telah diluncurkan dengan koordinasi bersama
otoritas internasional, dan meminta negara-negara adidaya untuk
mencegah pihak-pihak yang mencoba membahayakan keselamatan dan keamanan
maritim.
Menimbulkan bahaya terhadap ekonomi global
Dua
sekutu Muslim Sunni, Arab Saudi dan UEA, telah sangat mendukung sanksi
AS terhadap sesama produsen OPEC dan musuh di Kawasan yakni Iran yang
didominasi Muslim Syiah. Setelah Amerika Serikat mengakhiri semua
keringanan sanksi terhadap minyak mentah Iran, Washington mengatakan
Riyadh dan Abu Dhabi akan membantu mengkompensasi kekurangan pasokan
minyak.
Al-Falih mengatakan serangan itu bertujuan
merusak kebebasan maritim dan keamanan pasokan minyak kepada konsumen di
seluruh dunia. "Komunitas internasional memiliki tanggung jawab bersama
untuk melindungi keselamatan navigasi maritim dan keamanan kapal tanker
minyak," katanya.
"Untuk mengurangi dampak negatif
dari insiden seperti itu di pasar energi dan bahaya yang ditimbulkannya
terhadap ekonomi global."
Juru bicara Kementerian
Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi -yang sempat dikutip oleh kantor berita
semi-resmi ISNA -mengatakan insiden di Fujairah "memiliki dampak negatif
terhadap keamanan transportasi laut" dan meminta negara-negara di
kawasan untuk "waspada terhadap rencana penurunan stabilitas dari agen
asing".
Awal bulan ini, Administrasi Maritim AS
mengatakan kapal-kapal komersial termasuk kapal tanker minyak yang
berlayar melalui perairan Timur Tengah bisa menjadi sasaran Iran dalam
salah satu ancaman terhadap kepentingan AS yang ditimbulkan oleh
Teheran.
Washington mengatakan pihaknya mengirim
kapal induk AS dan pasukan lainnya ke Timur Tengah atas apa yang
disebutnya sebagai ancaman Iran, sementara Teheran menyebut kehadiran
militer AS sebagai "target" ketimbang ancaman.
Pemerintahan
Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan tekanan terhadap Iran
dengan sanksi sejak Washington mundur dari perjanjian nuklir
internasional 2015 antara Teheran dengan sejumlah kekuatan dunia,
setahun lalu.
Ilustrasi kapal tanker minyak. (REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
Jakarta, CB -- Iran mendesak penyelidikan terhadap insiden sabotase dua kapal tankerArab Saudi
di perairan Fujairah, dekat Selat Hormuz, perairan Uni Emirat Arab,
Minggu (12/5). Teheran menyebut insiden itu "mengkhawatirkan".
"Insiden
di Laut Oman mengkhawatirkan dan disesalkan," kata juru bicara
Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi melalui pernyataan, Senin
(13/5).
Mousavi juga menyerukan "penyelidikan" terhadap insiden tersebut. Ia
juga memperingatkan sabotase itu ada kemungkinan merupakan perbuatan
pihak asing untuk mengancam keamanan maritim di kawasan Teluk.
Mousavi menuturkan Iran "meminta klarifikasi" terkait insiden sabotase tersebut.
"Insiden
itu memiliki dampak negatif pada keselamatan pengiriman dan keamanan
maritim di kawasan Teluk," kata Mousavi seperti dikutip AFP.
Mousavi
memperingatkan "plot-plot oleh pihak yang ingin mengganggu keamanan
regional" dan menyerukan kewaspadaan negara di kawasan "menghadapi
setiap rencana dari unsur asing."
Arab Saudi pada Minggu malam mengatakan dua kapal tankernya disabotase
di perairan Fujairah hingga mengakibatkan kerusakan. Uni Emirat Arab
juga membenarkan insiden itu dengan mengatakan empat kapal disabotase di
perairan tersebut.
Hingga kini, belum jelas kronologi sabotase itu terjadi, begitu pula mengenai pihak-pihak yang terlibat insiden itu.
Insiden
ini terjadi ketika relasi Amerika Serikat dan Iran tengah memanas
menyusul sanksi yang kembali dijatuhkan Presiden Donald Trump kepada
Teheran.
Pekan lalu, Iran juga mengancam melanjutkan kembali
program nuklir dan pengayaan uraniumnya jika negara Eropa, yang terlibat
dalam perjanjian nuklir 2015, tidak bisa membela Teheran dari sanksi
AS.
Pelabuhan
Fujairah merupakan satu-satunya pelabuhan di Uni Emirat Arab yang
berada di dekat perairan Laut Arab. Wilayah yang bersebelahan dengan
Selat Hormuz itu juga merupakan rute pengiriman minyak global dari
perairan Teluk Arab.
Iran berulang kali mengancam akan menutup jalur tersebut jika terjadi konfrontasi militer dengan Amerika Serikat.
Ilustrasi kapal tanker. (REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
Jakarta, CB -- Pemerintah Arab Saudi menyatakan dua kapal tanker disabotase di perairan Fujairah, dekat Selat Hormuz, Uni Emirat Arab (UEA),
pada Minggu (12/5) kemarin. Mereka mengklaim serangan itu terjadi saat
kapal itu hendak mengangkut minyak mentah dari perusahaan energi Saudi,
ARAMCO, untuk dikirim ke Amerika Serikat.
Menurut Menteri Energi
Saudi, Khalid Al-Falih, akibat sabotase itu kedua kapal tanker mengalami
kerusakan cukup parah. Namun, dia mengklaim hal itu tidak sampai
membuat tumpahan minyak ke laut.
"Beruntung serangan itu tidak menelan korban atau menyebabkan tumpahan
minyak. Akan tetapi hal itu menyebabkan kerusakan besar di rangka
kapal," kata Khalid.
Insiden itu dibenarkan oleh UEA. Mereka
menyatakan terjadi empat serangan kepada kapal tanker tanpa merinci
pelaku dan identitas kapal.
Amerika Serikat juga bereaksi
atas kejadian itu. Badan Pelayaran AS langsung menerbitkan peringatan
terhadap seluruh kapal yang berlayar ke kawasan Teluk supaya waspada
ketika melintas di perairan Fujairah.
Mereka juga memberikan koordinat sabotase yang terjadi pada pekan lalu.
PARIS
- Sebuah kapal Arab Saudi yang akan memuat senjata di pelabuhan Prancis
utara pada hari Jumat berlayar menuju ke Spanyol tanpa membawa muatan
senjata tersebut. Reaksi kapal itu muncul sehari setelah kelompok hak
asasi manusia (HAM) berusaha untuk mencegah kapal itu memuat senjata
sebagai protes atas perang di Yaman.
Kelompok HAM Prancis, ACAT,
mengajukan gugatan di pengadilan untuk menolak penjualan senjata Paris
kepada Riyadh. Namun, gugatan itu ditolak hakim pengadilan.
ACAT
yang kecewa dengan putusan hakim berargumen pengiriman kargo senjata
tersebut melanggar perjanjian PBB karena senjata tersebut digunakan
untuk melawan warga sipil di Yaman.
Meski
putusan hakim Prancis mengizinkan kapal Bahri-Yanbu milik Saudi memuat
kargo senjata, namun data pelacakan kepal menunjukkan kargo itu batal
dimuat.
Kejadian itu mempermalukan Presiden Emmanuel Macron, yang pada hari Kamis membela penjualan senjata Prancis kepada Arab Saudi.
Riyadh
memimpin Koalisi Arab pro-pemerintah Yaman dalam perang saudara selama
empat tahun terakhir yang menghancurkan negara tersebut. Puluhan ribu
orang tewas dan banyak penduduk di ambang kelaparan.
Macron
mengatakan Riyadh, yang ia sebut sekutu kunci dalam perang melawan
terorisme, telah meyakinkannya bahwa senjata yang akan dimuat kapal
tidak digunakan untuk melawan warga sipil.
Seorang pejabat yang
bekerja untuk Jean-Paul Lecoq, anggota parlemen oposisi Komunis untuk
kota pelabuhan Le Havre, mengonfirmasi bahwa kapal Saudi itu telah pergi
tanpa kargo senjata.
"Ini pelajaran bagi eksekutif," katanya kepada Reuters,
yang dilansir Sabtu (11/5/2019). "Itu tidak bisa lagi memberikan
pernyataan hambar yang mengatakan 'jangan khawatir, kami punya jaminan'.
Itu tidak lagi berfungsi."
Kedutaan Saudi di Prancis tidak berkomentar atas kejadian tersebut.
Langkah ACAT itu dilakukan setelah situs investigasi online, Disclose,
menerbitkan bocoran data intelijen militer yang menunjukkan senjata
yang dijual oleh Prancis ke Arab Saudi, termasuk tank dan sistem rudal
berpemandu laser, digunakan terhadap warga sipil di Yaman.
Namun, Menteri Keuangan Bruno Le Maire pada hari Jumat mengklaim bahwa Paris mematuhi aturan terkait penjualan senjata.
Prancis
yang menjadi salah satu pemasok senjata utama Arab Saudi, menghadapi
tekanan publik dalam negeri untuk meninjau kembali hubungan perdagangan
itu karena dampak kemanusiaan akibat perang di Yaman.
ACAT
berpendapat bahwa pemuatan senjata pada kapal Saudi bertentangan dengan
Perjanjian Perdagangan Senjata PBB, yang mengatakan satu negara tidak
dapat mengotorisasi pemindahan senjata jika negara itu tahu bahwa
senjata itu dapat digunakan untuk melakukan kejahatan perang atau
menargetkan warga sipil.
Para pejabat PBB menyatakan semua pihak dalam konflik Yaman diduga telah melakukan kejahatan perang.
Pemerintah Prancis menolak memberikan rincian tentang otorisasi penjualan senjata itu, yang disebut situs Disclose termasuk delapan meriam howitzer Caesar.
CB, Moskow – Wahana bulan buatan Rusia
bakal dikendalikan oleh robot berbentuk manusia atau anthropomorphic
robot. Wahana ini akan dikirim ke bulan pada misi pesawat luar angkasa
Luna-29.
“Misi Luna-29 akan diluncurkan pada 2028,” begitu dilansir Sputnik News Ahad, 12 Mei 2019.
Pesawat
luar angkasa Luna-29 bakal memiliki berat 1.3 ton dan bakal diluncurkan
dari Kosmodrom Vostochny, Rusia, menggunakan roket Angara-A5B. Roket
ini menggunakan teknologi pendorong oksigen dan hidrogen.
Menurut sumber Sputnik News,
ide penggunaan robot berbentuk manusia muncul belakangan. Ke depannya,
pengendalian wahana antariksa di bulan bakal menggunakan tenaga dan
keahlian kosmonot.
Lembaga antariksa Rusia Roscosmos tidak komentar soal informasi ini.
AS
pernah membawa wahana antariksa ke bulan pada 1971 – 1972 saat misi
berawak ke bulan pada Apollo-15, Apollo-16, dan Apollo-17.
Pada 1970 – 1973, Uni Sovyet meluncurkan wahana antariksa ke bulan, yang merupakan satelit alami bumi.
Pada November 2018, Roscosmos dan Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia
untuk Antariksa mengembangkan konsep eksplorasi ke bulan. Rusia bakal
membangun sebuah markas operasi di bulan pada 2036 dan 2040.
CB, Seoul – Militer Korea Selatan bakal menggunakan robot tempur yang menyerupai hewan seperti ular dan serangga pada 2024.
Lembaga Defence Acquisition Program Administration atau DAPA Korea Selatan mengatakan akan memulai pengadaan robot hewan untuk kepentingan tempur.
“Biometrik
robot bakal jadi penentu dalam perang di masa depan dan teknologi
terkait bakal berdampak besar di industri pertahanan,” kata Park
Jeong-eun, juru bicara DAPA, seperti dilansir Sputnik News pada Ahad, 12
Mei 2019.
Menurut
DAPA, militer Korea Selatan tertinggal jauh dalam mengembangkan
teknologi biometrik untuk pertempuran. Sejumlah negara yang lebih maju
dalam bidang ini adalah AS, Jepang, Rusia, dan Cina.
Untuk
mengejar ketertinggalan ini, militer Korea Selatan bakal menggandeng
perusahaan swasta untuk mengaplikasikan teknologi biometrik untuk
pertempuran.
Menurut
ahli, hewan telah mengalami proses penyempurnaan selama jutaan tahun
lewat proses evolusi sehingga dapat menjadi solusi. Ini termasuk untuk
membuat robot menyerupai hewan.
Warga Korea Selatan (Korsel) menonton tayangan
peluncuran proyektil Korea Utara (Korut) dalam program berita di Seoul
Railway Station di Seoul, Korsel, Sabtu (4/5).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Korut menembakkan dua rudal jarak pendek pada Kamis pekan lalu.
CB,
BEIJING -- Diplomat tinggi pemerintah Cina mengatakan masih ada
kemungkinan memecahkan masalah nuklir Korea Utara (Korut) melalui dialog
internasional. Pernyataan ini diungkapkan setelah Pyongyang melepaskan
dua tembakan rudal jarak pendek.
Korut menembakkan dua rudal jarak pendek pada Kamis pekan lalu. Hal
itu menjadi uji coba kedua semacam ini dalam waktu kurang dari satu
pekan.
Dalam perjalanannya menuju Rusia, Penasihat Negara
Cina Wang Yi mengatakan proses resolusi sudah buntu. Menurutnya, sejak
pertemuan AS-Korut di Hanoi pada Februari gagal, ketidakpastian terus
meningkat.
"Tapi kami melihat dari sisi Korut masih
menahan tujuan dasar untuk mencapai denuklirisasi semenanjung (Korea),
dan dari sisi AS belum mengabaikan pemikiran dasar untuk menyesaikan isu
ini melalui dialog," kata Wang dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri
Cina, Selasa (14/5).
Wang yakin proses denuklirisasi
Semenanjung Korea belum keluar jalur. "Dan tetap dalam kerangka kerja
untuk resolusi politik," katanya.
Ia menambahkan
kebuntuan terjadi karena kedua belah pihak belum menemukan peta jalan
yang layak dan realistis untuk membuat resolusi. Sebelumnya, Presiden
Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia tidak melihat uji coba
rudal Korut telah 'melanggar kepercayaan'.
Imigran Muslim Uighur yang berhasil melarikan
diri dari China ke Turki perlahan membangun hidup. Meski sulit, mereka
merasa lebih bebas dan nyaman di Turki. (Reuters/Murad Sezer)
Jakarta, CB -- Setelah berjuang kabur dari persekusi di China, sejumlah imigran Muslim Uighur yang berhasil melarikan diri ke Turki kini perlahan membangun hidup. Meski sulit, mereka merasa lebih bebas dan nyaman di Turki.
Sejumlah
Muslim Uighur terlihat berbondong-bondong beribadah di mesjid Emine
Inanc. Tak tak sedikit dari mereka bahkan memenuhi jalanan untuk ikut
beribadah.
"Kami merasa lebih nyaman dibandingkan ketika kami
berada di negara asal kami," ujar Abudureyimu, salah satu warga Uighur
yang melarikan diri ke Turki sejak 2014 lalu.
"Saya bisa melaksanakan kewajiban agama dan berbicara menggunakan bahasa asli saya dengan bebas."
Meskipun begitu, Abudureyimu masih dihantui trauma akan penganiayaan dan penumpasan yang menargetkan Uighur di China.
Diperkirakan
sekitar satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp di mana mereka
dipaksa belajar paham komunisme. Hingga kini, ia sendiri tak mengetahui
keberadaan keluarganya, masih hidup atau tidak.
Namun,
Abudureyime meyakini bahwa pihak China masih menahan keluarganya di kamp
Xinjiang. Abudureyime khawatir keadaan keluarganya akan lebih parah
jika aparat mengetahui ia kabur.
Turki sendiri mengecam pendirian kamp-kamp konsentrasi untuk menampung
Muslim Uighur tersebut. Turki menuding China melakukan operasi militer
guna menumpas "identitas etnis, agama, dan budaya masyarakat Turki
Uighur di daerahnya."
Pemerintah Turki meyakini ratusan ribu orang Uighur menjadi target "penyiksaan dan pencucian otak" saat berada di dalam kamp.
Guna
menunjukkan solidaritas terhadap Muslim Uighur, Turki pun mengizinkan
para imigran itu masuk ke negaranya. Di sana, pemerintah juga menjamin
keamanan para Muslim Uighur.
Sejumlah warga Uighur yang tinggal di Turki juga menggagas kampanye #MeTooUyghur yang disebarkan melalui sosial media.
Ratusan
warga turun ke jalanan dan mendesak pemerintah China untuk merilis
bukti video bahwa kerabat mereka yang hilang tersebut masih hidup.
Masyarakat Uighur ingin agar pihak China bertanggung jawab atas hilangnya kontak mereka dengan sanak saudaranya.
Foto udara memperlihatkan seorang migran
berenang menuju kapal pemasok lepas pantai komersial Vos Triton yang
terdaftar di Gibraltar, di daerah Search and Rescue (SAR) lepas pantai
Libya, Sabtu (11/5/2019), seperti yang terlihat dari pesawat Moonbird
milik organisasi kemanusiaan Sea-Watch Jerman. (Sea-Watch.org/HANDOUT)
Brussels (CB) - Semua pihak yang bertikai di Libya harus
berkomitmen untuk menerapkan gencatan senjata dan kembali pada mediasi
yang dipimpin PBB, kata Uni Eropa pada Senin.
Organisasi itu menyebut situasi tersebut dapat mengancam keamanan internasional.
"Uni Eropa mendesak semua pihak untuk segera memberlakukan gencatan
senjata dan terlibat dengan PBB guna memastikan dihentikannya permusuhan
secara menyeluruh," kata menteri luar negeri Uni Eropa dalam satu
pernyataan usai bertemu dengan Perdana Menteri Libya dukungan PBB, Fayez
al-Serraj di Brussels.
"EU juga meminta mereka agar memisahkan diri baik di depan umum maupun
di lapangan dari elemen teroris dan kriminal yang terlibat dalam
pertempuran serta menghindari mereka yang diduga melakukan kejahatan
perang, termasuk orang-orang yang masuk daftar hitam Dewan Keamanan
PBB," bunyi pernyataan tersebut.
Kekerasan terbaru di Libya, tempat Muammar Gaddafi digulingkan pada
2011, meletus sejak bulan lalu saat pasukan komandan Khalifa Haftar,
yang bermarkas di Libya timur, bergerak menuju pinggiran Tripoli.
Lebih dari 400 orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi, menurut PBB.
LONDON
- Pasca referendum Brexit 2016 silam, telah terjadi peningkatan
Islamofobia, antisemitisme, dan homofobia di Inggris. Fakta ini
diungkapkan oleh Walikota London Sadiq Khan. Bahkan, Khan yang seorang
Muslim itu juga menjadi sasaran kekerasan di media sosial.
Imbasnya,
saat ini Khan mendapat perlindungan khusus dari polisi selama 24 jam
penuh. Menurut Khan, ancaman pada dirinya mulai dari ancaman biasa,
hingga terorisme. Khan mengaku, dia menjadi salah satu korban dari
meningkatnya Islamofobia.
“Tidak bisa dibenarkan, bahwa salah
satu konsekuensi dari saya menjadi walikota London dan seorang Muslim
dalam kehidupan publik, saya mendapat perlindungan dari polisi," ucap
Khan dalam wawancara dengan The Times, seperti dilansir Sputnik pada
Minggu (12/5). Menjadi korban pelecehan rasial sudah dialami Khan
sejak ia masih anak-anak. Sejak itu, pelecehan berkembang menjadi arus
deras cacian berdasar Islamofobia.
"Itu
dimulai dengan pemanggilan nama, itu dapat merujuk pada aksi kriminal
dan grafiti (dan) pada akhirnya pada situasi di mana Jo Cox (seorang
anggota parlemen Inggris) dibunuh. Atau, seorang teroris dapat datang ke
London dan mencoba untuk memecah-belah komunitas," ungkapnya.
Menurut
laporan Times, beberapa ancaman yang diterima Khan sangat mengganggu,
sehingga stafnya diberikan konseling untuk membantu mereka menghadapi
kondisi ini. Menurut koran itu, tahun lalu Balai Kota London merujuk 17
kasus dalam periode tiga bulan kepada polisi. Muncul pula 237 ancaman
yang dilayangkan di media sosial.
CARACAS
- Kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USCGC James, berlayar
dan mencoba masuk ke perairan teritorial Venezuela. Namun, Angkatan
Laut rezim pemerintah Presiden Nicolas Maduro mengirim kapal patroli
untuk mengadangya.
Kapal AS mengubah jalur dan menjauhi kawasan
perairan teritorial Venezeula setelah kapal militer Maduro melontarkan
peringatan via radio komunikasi.
Angkatan Laut Venezuela, dalam
sebuah pernyataan yang dirilis hari Jumat waktu Caracas, mengatakan
insiden itu terjadi pada hari Kamis. Kapal Coast Guard AS hendak menuju
pelabuhan utama negara Venezuela, La Guaira.
USCGC
James berjarak 14 mil laut (16 mil) di lepas pantai Venezuela ketika
Caracas mengirim kapal patroli untuk mencegatnya. Dalam komunikasi
radio, kru USCGC James setuju untuk berbalik.
“USCG James
didorong untuk mengubah arahnya dan meninggalkan perairan yurisdiksi
kami. Instruksi dipatuhi," kata Angkatan Laut Venezuela dalam sebuah
pernyataan, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (11/5/2019).
Angkatan
Laut rezim Maduro telah melihat kapal AS itu sehari sebelumnya ketika
sedang transit melalui zona ekonomi eksklusif Venezuela. Sejak itu,
kapal patroli dikirim untuk memantau manuvernya.
Utusan Venezuela untuk PBB, Samuel Moncada, mengecam tindakan kapal AS itu sebagai provokasi yang bertujuan menghasut kerusuhan.
"Para
penyelundup perang menjadi bersemangat karena mereka melihat Coast
Guard (Penjaga Pantai) AS sangat dekat dengan perairan teritorial
Venezuela. Ini adalah tipuan khas untuk meningkatkan ketegangan," tulis
Moncada di Twitter.
USCGC
James, digambarkan sebagai kapal paling berteknologi maju dalam armada
Coast Guard AS. Kapal itu dilengkapi dengan peralatan surveillance dan resonansi modern.
Menurut
Angkatan Laut AS, kapal itu juga dapat berfungsi sebagai pos komando
untuk penegakan hukum yang kompleks dan misi keamanan nasional yang
melibatkan Coast Guard dan berbagai lembaga mitra.
CB, Caracas – Tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, meminta bantuan kerja sama kepada Pentagon lewat delegasi yang dikirim ke Amerika Serikat.
Guaido berharap bantuan ini bisa mengakhiri konflik politik, yang berlangsung sejak awal tahun ini.
“Kami
telah menginstruksikan duta besar Carlos Vecchio untuk segera bertemu
dengan Komando Selatan dan pimpinannya untuk memulai hubungan langsung,”
kata Guaido dalam sebuah unjuk rasa pada Sabtu di ibu kota Caracas,
Venezuela, seperti dilansir Reuters pada 11 Mei 2019.
Guaido mengatakan,”Kami telah mengatakan sejak awal akan menggunakan
semua sumber daya dalam jangkauan kami untuk meningkatkan tekanan.”
Guaido
mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden interim Venezuela pada Januari
2019. Dia mendesak agar Presiden Nicolas Maduro untuk segera mundur
karena diduga memenangkan pemilu dengan cara curang pada 2018.
Guaido
mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa serta
negara Amerika Latin. Namun, Maduro didukung Kuba, Rusia, dan Cina.
Rusia telah mengirim pasukan sebanyak 100 orang prajurit untuk menggelar
pelatihan militer pada April 2019.
Pada
peringatan Hari Buruh 1 Mei 2019, Guaido mencoba menggerakkan massa
untuk menggulingkan Maduro. Namun, gerakan ini ditumpas oleh pasukan
militer yang setia kepada Maduro. Arus massa yang mencoba mendatangi
istana kepresidenan Venezuela dicegat ditengah jalan ditembaki gas air
mata serta peluru karet.
Mengenai pertemuan ini, perwakilan dari Komando Selatan AS dan Vecchio belum memberikan komentar. Selama ini, seperti dilansir Channel News Asia,
pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump menyatakan semua opsi
terbuka untuk menjatuhkan Maduro, yang menyebut Guaido sebagai boneka
AS.
Komando Selatan AS pernah mencuit pada Kamis lalu bahwa
pimpinannya siap berdiskusi untuk mendukung perang masa depan dari para
pemimpin militer Venezuela, yang mendukung konsitusi.
Sebuah van milik Brigade Ledakan Polisi Federal
Argentina diparkir di luar gedung Kongres setelah ada ancaman bom di
Buenos Aires, Argentina, Senin (13/5).
Foto: AP Photo/Natacha Pisarenko
Ancaman diterima beberapa jam setelah seorang pria bersenjata ditangkap di kantor itu
CB,
BUENOS AIRES -- Militer dan polisi federal Argentina menyerbu kantor
kepresidenan di Buenos Aires karena ada ancaman bom. Ancaman tersebut
terjadi ketika Presiden Mauricio Macri berada di kantornya.
Ancaman diterima beberapa jam setelah seorang laki-laki bersenjata
ditangkap karena mencoba masuk ke gedung tersebut. Kantor kepresidenan
Argentina Casa Rosada menerima ancaman itu melalui sambungan telepon.
Kantor
Sekretaris Jendral Argentina mengatakan pelaku ancaman diindikasi
berencana meletakkan bom di dalam mobil. Lalu, militer mereka
mengaktifkan protokol ancaman semacam itu.
Tim yang
dikerahkan pun memeriksa dan mengamankan pintu masuk Casa Rosada yang
tidak hanya sebagai kantor kepresidenan tapi juga pusat pemerintahan.
Selama pemeriksaan, petugas tidak menemukan mobil dengan bahan peledak
dan orang-orang di gedung itu pun tidak dievakuasi.
"Tidak ada kemungkinan bom masuk tanpa terdeteksi," kata petugas dari kantor Sekretaris Jenderal Argentina, Rabu (14/5).
Media
setempat melaporkan kantor kongres juga mendapat ancaman yang sama.
Petugas pun segera dikerahkan untuk mengamankan lokasi. Sebelumnya,
Buenos Aires juga pernah menerima ancaman bom palsu termasuk menjelang
pertemuan G-20 tahun lalu.
Sebelum ada ancaman bom, ada
seorang laki-laki bersenjata yang mengaku harus bertemu Macri. Kantor
kepresidenan mengatakan laki-laki itu ditangkap di pintu masuk.
Petugas
keamanan mengatakan nama laki-laki itu Ariel Muniz, berusia 36 tahun.
Ia berusaha masuk Casa Rosada dengan pistol Magnum Taurus yang disimpan
di dalam koper.
Ketika petugas mendapat konfirmas ia tidak
memiliki jadwal pertemuan dengan Macri, Muniz pun mencoba meninggalkan
kopernya. Ia kemudian ditangkap petugas jaga. Di media sosial Twitter, Menteri Keamanan Argentina mengatakan pistol yang dibawa Muniz tidak berpeluru.
Macri
yang berasal dari kelompok tengah-kanan mulai berkuasa pada 2015. Ia
akan maju lagi dalam pemilihan umum pada bulan Oktober mendatang.
Tampaknya ia harus bertarung dengan sengit di saat Argentina sedang
mengalami resesi.
Kepuasan terhadapnya di jajak pendapat terus menurun. Ia juga dihadapi inflansi tinggi dan menurunnya mata uang peso.
Pada
pekan lalu sebuah serangan di luar gedung kongres menewaskan satu orang
legislator dan pembantunya. Polisi mengatakan motif pembunuhan dengan
'gaya mafia' ini lebih bersifat pribadi dibandingkan politis.