Senin, 23 Juli 2018

Pejabat Filipina Klaim Sabah, Malaysia Bilang Ini


Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan PM Malaysia Mahathir Mohamad bersalaman. REUTERS
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan PM Malaysia Mahathir Mohamad bersalaman. REUTERS

CB, Kota Kinabalu – Pemerintah Malaysia mengecam pernyataan berulang salah satu penasehat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bahwa Sabah seharusnya menjadi negara bagian ke-13 Filipina.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan pernyataan seperti itu berpotensi merusak hubungan bilateral baik antara kedua negara.
“Ini kedua kalinya (Aquilino) Pimentel Jr membuat pernyataan tak berdasar terkait Sabah,” kata kementerian seperti dilansir Straits Times, Sabtu, 21 Juli 2018.
Kemenlu Malaysia melanjutkan pernyataan itu bisa mengganggu upaya-upaya memperkuat hubungan bilateral yang tidak hanya penting bagi kedua negara tapi juga bagi regional.
Kepala Daerah Sabah, M Shafie Apdal, juga mengecam pernyataan Pimentel Jr itu.

Menurut Shafie, Filipina bakal memasuki masa pemilu namun tidak bijak untuk menggunakan isu ini untuk meraup dukungan suara publik.
Suasana bawah laut di Seaventures Dive Rig, Sabah, Malaysia. Lingkungan bawah laut resor ini adalah rumah bagi lebih dari 3.000 spesies ikan dan 500 jenis karang. Mercury Press.
“Sebagai bagian dari ASEAN, kita bekerja sama sebagai mitra. Tapi mereka juga harus sensitif terhadap isu yang penting bagi kami bangsa Malaysia,” kata Shafie.
Menurut Shafie, Komisi Cobbold telah menggelar referendum dalam proses pembentukan Malaysia. Ketika itu, Sabah dan Sarawak memilih bergabung ke dalam federasi Malaysia.
Seperti diberitakan, Pimentel Jr mengatakan kepada media bahwa seharusnya ada cara yang bisa diterima dunia internasional untuk mengakui klaim Filipina atas Sabah.
Seperti diberitakan Rappler, Pimentel adalah anggota dari Komite Konsultasi bentukan Presiden Duteteuntuk menyiapkan draf konstitusi berbentuk federal. Nantinya, Filipina bakal memiliki 12 negara bagian. Sabah, menurut Pimentel, bakal menjadi negara bagian ke-13.
“Tidak hanya Sabah, tapi juga wilayah Scarborough, Benham Rise, dan Spratlys,” kata Pimentel sambil menyebut sejumlah wilayah-wilayah yang berada di wilayah sengketa Filipina dan Cina.



Credit  tempo.co