Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (Reuters/Greg Baker)
Dalam cuitannya, Zarif menulis: "TAK TERKESAN... (Negara) kami sudah ada selama ribuan tahun dan melihat jatuhnya kekaisaran, termasuk (kesultanan) kami sendiri, yang sudah berlangsung lebih lama dari umur beberapa negara. WASPADALAH!"
Cuitan Zarif dibuat menanggapi cuitan Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya memperingatkan agar Iran tak mencoba bermain-main dengan Amerika Serikat jika tak ingin merasakan akibat buruk akibat hal tersebut.
Sebelumnya Trump melempar cuitan yang ditujukan khusus kepada Presiden Iran Hassan Rouhani. Seluruh cuitannya itu ditulis dalam huruf kapital.
"Untuk Presiden Iran Rouhani: JANGAN PERNAH LAGI MENGANCAM AMERIKA SERIKAT ATAU ANDA AKAN MENANGGUN G KONSEKUENSI SEPERTI BEBERAPA (NEGARA LAIN) YANG MENDERITA SEPANJANG SEJARAH. KAMI BUKAN LAGI NEGARA YANG AKAN BERDIAM DIRI ATAS PERKATAAN GILA MENGENAI KEKERASAN DAN KEMATIAN. BERHATI-HATILAH!"
Cuitan ini dibuat Trump beberapa jam setelah Rouhani berpidato yang menyatakan bahwa kebijakan keras terhadap Teheran bisa berujung pada induk segala peperangan. Ia juga memperingatkan AS agar tidak bermain-main dengan ekor singa.
Perseteruan AS dan Iran ini berpangkal pada persoalan Iran yang dituding diam-diam terus mengembangkan senjata nuklir. Padahal, sebelumnya sudah ada kesepakatan nuklir untuk mencegah negara Timur Tengah itu mengembangkan nuklir.
Akibatnya, AS keluar dari kesepakatan tersebut dan kembali menjatuhkan sanksi ekonomi bagi Iran. Menyusul keputusan AS itu, Iran menyatakan siap memulai kembali program nuklir pada "skala industri", Mei lalu, meski Rouhani masih mengupayakan kembali dibangunnya kesepakatan nuklir tersebut dengan negara-negara Eropa lainnya.
Credit cnnindonesia.com