Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB, Amerika Serikat (CB) -
Permohonan visa enam pejabat Palestina yang akan menghadiri pertemuan
tingkat tinggi tentang pembangunan di markas PBB, New York, pekan ini
ditolak oleh konsulat Amerika Serikat (AS) menurut duta besar Palestina.
Enam pejabat dari kantor perdana menteri Palestina itu akan menyampaikan laporan mengenai upaya Palestina mencapai 17 target yang ditetapkan oleh PBB untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan mempromosikan pendidikan serta kesehatan.
"Konsulat AS menolak visa mereka dan tentu saja kekuatan pendudukan Israel memperumit masalah ini," kata Riyad Mansour, perwakilan Palestina untuk PBB, kepada wartawan.
PBB pekan ini mengadakan forum politik untuk membahas kemajuan upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang tenggatnya 2030.
Dengan absennya enam pejabat itu, maka duta besar yang akan menyampaikan presentasi atas nama Palestina, yang berstatus sebagai pengamat non-anggota di PBB.
Mansour mengatakan pihak berwenang Palestina "mengusahakan yang terbaik" untuk memenuhi target, tetapi rintangan utama dalam pembangunan mereka adalah "efek negatif pendudukan" Israel.
Dia berencana melayangkan protes ke komite PBB yang mengawasi hubungan dengan Amerika Serikat, tempat markas PBB berada.
Misi AS di PBB tidak segera merespons permintaan tanggapan mengenai penolakan visa itu dari AFP.
Hubungan antara AS dan pemimpin Palestina telah memburuk sejak Presiden Donald Trump mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS ke sana dari Tel Aviv.
Palestina ingin menjadikan Yerusalem Timur dengan ibu kota negara masa depan mereka.
AS juga memangkas pendanaan untuk badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, membuat UNRWA berjuang menutup lubang besar anggaran untuk program-program kesehatan dan pendidikannya, demikian menurut siaran AFP.
Enam pejabat dari kantor perdana menteri Palestina itu akan menyampaikan laporan mengenai upaya Palestina mencapai 17 target yang ditetapkan oleh PBB untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan mempromosikan pendidikan serta kesehatan.
"Konsulat AS menolak visa mereka dan tentu saja kekuatan pendudukan Israel memperumit masalah ini," kata Riyad Mansour, perwakilan Palestina untuk PBB, kepada wartawan.
PBB pekan ini mengadakan forum politik untuk membahas kemajuan upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang tenggatnya 2030.
Dengan absennya enam pejabat itu, maka duta besar yang akan menyampaikan presentasi atas nama Palestina, yang berstatus sebagai pengamat non-anggota di PBB.
Mansour mengatakan pihak berwenang Palestina "mengusahakan yang terbaik" untuk memenuhi target, tetapi rintangan utama dalam pembangunan mereka adalah "efek negatif pendudukan" Israel.
Dia berencana melayangkan protes ke komite PBB yang mengawasi hubungan dengan Amerika Serikat, tempat markas PBB berada.
Misi AS di PBB tidak segera merespons permintaan tanggapan mengenai penolakan visa itu dari AFP.
Hubungan antara AS dan pemimpin Palestina telah memburuk sejak Presiden Donald Trump mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS ke sana dari Tel Aviv.
Palestina ingin menjadikan Yerusalem Timur dengan ibu kota negara masa depan mereka.
AS juga memangkas pendanaan untuk badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, membuat UNRWA berjuang menutup lubang besar anggaran untuk program-program kesehatan dan pendidikannya, demikian menurut siaran AFP.
Credit antaranews.com