Kamis, 16 November 2017

Cina Singkirkan AS di Daftar Superkomputer Tercepat


Cina Singkirkan AS di Daftar Superkomputer Tercepat
Superkomputer tercepat asal Cina, Sunway TaihuLight System. Kredit: Jack Dongarra/Top500

CB, San Francisco - Cina sekali lagi menang dalam daftar dua tahunan superkomputer tercepat di dunia. Negara ini tidak hanya mengklaim dua sistem superkomputer tercepat, tapi juga mengalahkan Amerika Serikat dalam jumlah keseluruhan sistem yang diperingkat.

Laporan Top500 yang memberi peringkat mesin super tercepat di dunia menempatkan mesin Cina,  Sunway TaihuLight, mempertahankan posisinya di urutan teratas untuk keempat kalinya. Mesin ini memiliki kinerja 93,01 petaflops. Cina Tianhe-2, yang juga dikenal sebagai Bima Sakti-2, tetap berada di posisi nomor dua dengan kinerja sepertiganya, 33,86 petaflops.
Tianhe-2 dinobatkan sebagai sistem tercepat selama tiga tahun sampai digantikan oleh TaihuLight pada bulan November 2015. Yang pertama dibangun dengan menggunakan 16.000 node komputer, masing-masing termasuk dua prosesor Intel Ivy Bridge Xeon dan tiga chip coprocessor Xeon Phi, sedangkan sistem yang terakhir disusun seluruhnya dari prosesor yang dibuat dan dirancang di Cina. Secara khusus, sistem ini terdiri dari 40.960 prosesor SW26010 manycore 64-bit RISC buatan Cina yang dibentuk berdasarkan arsitektur Sunway.
Ironisnya, Sunway TaihuLight kemungkinan besar mencapai posisinya karena kebijakan AS pada tahun 2015. Saat itu pemerintah AS melarang Intel untuk membantu China memperbarui komputer Tianhe-2. Pembuat chip itu telah mengajukan lisensi yang memungkinkannya mengekspor puluhan ribu prosesor yang dibutuhkan untuk memperbaiki superkomputer tersebut. Departemen Perdagangan menolak permohonan tersebut, dengan alasan kekhawatiran mengenai penelitian nuklir yang dilakukan oleh mesin tersebut.
Mengikuti sistem yang disebutkan di atas, di tempat nomor 3 adalah Piz Daint dari Swiss, sebuah superkomputer yang merupakan superkomputer paling kuat di Eropa. Pendatang baru ke peringkat tersebut adalah sebuah sistem dari Jepang yang bernama Gyoukou, yang menempati posisi ke-4. Gyoukou menggantikan posisi Titan, sistem teratas Amerika, yang turun ke posisi ke-5.
Pada urutan keenam dalam peringkat ini adalah Sequoia, sebuah sistem IBM BlueGene/Q yang terpasang di DOE Lawrence Livermore National Laboratory, yang memiliki 17,17 petaflops. Peringkat nomor tujuh yang baru adalah sistem yang disebut Trinity, supercomputer Cray XC40 yang dioperasikan oleh Laboratorium Nasional Los Alamos dan Sandia National Laboratories, dengan 14,14 petaflops.
Cori, superkomputer Cray XC40, yang ditemukan di National Energy Research Scientific Computing Center (NERSC), berada di posisi kedelapan dengan 14,01 petaflops. Oakforest-PACS, Fujitsu PRIMERGY CX1640 M1 yang dipasang di Joint Center for Advanced High Performance Computing di Jepang, berada di tempat kesembilan dengan 13,55 petaflops. Pembulatan dari daftar sepuluh besar adalah komputer Fujitsu di Jepang dengan 10,51 petaflops.
Edisi ke-50 Top500 ini juga mengungkapkan bahwa Cina telah melampaui Amerika Serikat dalam jumlah total sistem peringkat 202 menjadi 144. Enam bulan yang lalu, Amerika Serikat memimpin dengan 169 sistem dibandingkan Cina 160. Keduanya jauh di depan dari negara lainnya. Jepang memiliki jumlah ketiga terbanyak dengan total 35 sistem, sementara Jerman memiliki 20, diikuti oleh Prancis dengan 18, dan Inggris dengan 15.

Kemajuan Cina dalam superkomputer telah melampaui kinerja agregat Amerika Serikat. Cina sekarang mengklaim 35,4 persen dari sistem di Top500, dan diikuti oleh AS di posisi kedua dengan 29,6 persen.




Credit  tempo.co