MANILA - Presiden
Filipina Rodrigo Duterte mengancam, negaranya mungkin saja akan keluar
dari PBB. Ancaman ini datang setelah PBB terus menerus melemparkan
kritikan tajam terhadap kebijakan yang diambil pemerintah Filipina
terkait upaya pemberantasan narkoba.
Duterte
sedari awal telah menyatakan perang terhadap narkoba, dan akan
melakukan apapun untuk bisa memberantas narkoba, termasuk menembak mati
para pengedar dan bandar narkoba. Bukan hanya itu, dia juga menyerukan
kepada masyarakat Filipina untuk tidak segan-segan menghajar para
pengedar narkoba.
Kebijkan inilah yang mendapat
kritikan dan kecaman keras dari PBB. PBB mendesak Filipina untuk segera
menghadiri apa yang mereka sebut sebagai pembunuhan di luar hukum.
Dalam
sebuah pernyataan, Duterte menyatakan sudah tugas dia sebagai Presiden
untuk melindungi warganya, dan bukan para penjahat. Dia menyebut tidak
akan segan-segan jika PBB terus mencapuri urusan dalam negeri mereka.
"Keluarga
kami dari organisasi kalian (PBB). Omong-omong, kalian juga tidak
pernah melakukan apapun," kata Duterte dalam pernyatannya, seperti
dilansir Sputnik pada Minggu (21/8).
"Pekerjaan
saya sebagai Presiden adalah untuk melindungi warga negara yang taat
hukum. Saya tidak pernah ditugaskan oleh hukum apapun untuk melindungi
penjahat," tukasnya.
Dia juga menekankan bahwa
polisi bertindak atas perintah dirinya, termasuk memburu para penjahat
dan membunuh mereka jika mereka melakukan perlawanan.
Credit Sindonews