Selasa, 12 Januari 2016

Ilmuwan: Selama ini Kita Salah Tempat Mencari Alien


Ilmuwan: Selama ini Kita Salah Tempat Mencari Alien  
Ilustrasi (Thinkstock/fergregory)
 
Jakarta, CB -- Tim ilmuwan baru-baru ini menyimpulkan bahwa selama ini manusia salah tempat dalam pencarian makhluk asing di luar angkasa. Mereka kemudian meyakini, para alien 'bersembunyi' di wilayah yang belum terjamah.

Galaksi Bimasakti memiliki sekitar 150 globular cluster yang terdiri dari beberapa bintang tertua.

Berdasarkan penjelasan di laman Wikipedia, globular cluster adalah kumpulan bintang yang berbentuk bulat seperti bola yang mengorbit inti galaksi sebagai satelit. Globular cluster yang padat ini sangat terikat oleh gaya gravitasi sehingga bentuk mereka membulat menyerupai bola.


Nah, sebuah penelitian anyar yang dilansir dari laman Nature menyebutkan, globular cluster inilah kawasan yang dianggap berpotensi menopang peradaban luar angkasa.

Mereka sedari dulu sebetulnya sudah memikirkan mengenai wilayah yang sangat padat seperti globular cluster ini terkait kemampuannya yang diyakini bisa mengeluarkan planet ke antariksa. Terlebih di wilayah ini begitu banyak bintang bertaburan yang mampu mengembangbiakan kehidupan.

Isi penelitian ini juga menyebutkan, saking banyaknya sistem planet yang saling berdekatan, menurut para ilmuwan peradaban apapun bisa saja menyebar dan pergi untuk hidup selama miliaran tahun. Dari situ, "peradaban asing" tersebut diduga sudah mencapai tingkatan kompleks untuk berkomunikasi dengan manusia.

"Jika ada peradaban canggih seperti itu, maka sangat mudah untuk merancang tempat huni di luar sana karena kita sedang berhadapan dengan jarak yang lebih pendek," ungkap ahli astrofisika Rosanne Di Stefano.

Dari 150 globural cluster di Bimasakti, kebanyakan dari mereka memang diabaikan. Sejauh ini para ilmuwan mengaku baru menemukan satu planet di sana yang lantas diyakini bisa menopang kehidupan.

Menurut Di Stefano, ilmuwan harus terus mencari planet baru karena bisa saja menemukan temuan yang menarik dari sana.

Credit  CNN Indonesia