Selasa, 06 Oktober 2015

Sebanyak 70 Persen Militer Korsel Pakai Kosmetik


Sebanyak 70 Persen Militer Korsel Pakai Kosmetik Ilustrasi (Reuters/Kim Hong-Ji)
 
Seoul, CB -- Bagi pria di Korea Selatan, perawatan wajah dan kosmetik adalah bagian dari keseharian. Bahkan bisa jadi, upaya dan uang yang mereka keluarkan setara atau lebih banyak dari wanita dalam "mempercantik" diri.

Terdengar memang aneh, apalagi di tengah paradigma maskulinitas dan kejantanan kaum Adam. Namun pria Korsel rela merogoh kocek dalam-dalam untuk perawatan kulit dan penampilan mereka.


Bahkan menurut data Euromonitor, pria Korsel adalah pengguna produk perawatan kulit nomor satu per kapita di seluruh dunia. Nomor dua adalah Swedia, namun jumlahnya masih kalah empat kali lipat dibanding Korsel.

Tidak heran industri ini berkembang pesat dengan prediksi peningkatan hampir 50 persen dalam lima tahun ke depan. Nilai industri ini juga telah mencapai lebih dari US$1 miliar.

Pria pesolek di Korsel tidak hanya warga sipil, tapi juga para tentara. Menurut perusahaan kosmetik AmorePacific, sekitar 70 persen tentara Korsel menggunakan produk mereka.

Itulah mengapa AmorePacific kini memiliki lini khusus kosmetik untuk tentara, berupa masker muka untuk kamuflase di medan perang dengan bahan alami hingga pendingin dan pemutih kulit.

"Kebutuhan produk kosmetik dimulai selama wajib militer karena banyak aktivitas luar ruangan yang memerlukan tabir surya dan perawatan kulit," ujar perusahaan ini, dikutip CNN.

Saat ini permintaan terus bertambah untuk produk anti-penuaan dan masker pemutih.

Alex Taek-Gwang Lee, ahli budaya di Kyunghee Universitu mengatakan bahwa produk kosmetik kian digandrungi pria karena di Korsel penampilan adalah segalanya.

Pasalnya menurut Alex, penampilan terkadang menjadi penentu dalam karier.

"Kami punya peribahasa: Jika membeli sesuatu, pilihlah sesuatu yang penampilannya baik," kata Alex.

Salah satu penggunanya adalah Chris Hong, pebisnis yang telah menjalani dua kali suntikan botox dua tahun berturut-turut dan perawatan laser demi menghaluskan wajahnya.

Hong mengakui sendiri dia menghabiskan lebih banyak uang, waktu dan usaha untuk tampil menawan dibanding istrinya.

"Setiap kali berdandan saya merasa lebih baik. Saya tidak ingin tampil tua," kata Hong.

Menurut pengamat di Minji Kim, konsumen pria yang terus bertambah membuat persaingan di industri kosmetik kian ketat.

"Hampir semua produsen kosmetik lokal telah meluncurkan lini pria," kata Kim.

Credit  CNN Indonesia