Pasukan Amerika Serikat menegaskan
bahwa serangan di Kunduz pada akhir pekan lalu, Sabtu (3/10) tidak
dilakukan atas nama kepentingan mereka. (REUTERS/Medecins Sans
Frontieres)
Meski mengungkapkan serangan saat itu sebagai permintaan dari pihak Afghanistan, namun Campbell enggan memberikan pernyataan yang jelas bahwa serangan udara kala itu menimpa Rumah Sakit Medecins Sans Frontieres.
Dia hanya menyebut, bahwa investigasi atas kecelakaan besar dengan puluhan nyawa melayang yang terjadi pada Sabtu (3/10) itu masih terus berlangsung dan akan dilakukan dengan transparan.
"Kami mengetahui bahwa pada 3 Oktober, pasukan Afghanistan menyatakan akan melakukan penyerangan dari posisi musuh dan meminta dukungan dari udara kepada pasukan AS," kata Campbel seperti dilansir Reuters, Senin (5/10).
"Saat itu sebuah serangan udara diperintahkan untuk menghancurkan ancaman dari Taliban, dan tanpa sengaja mengenai beberapa masyarakat sipil."
Pernyataan yang dikeluarkan Campbell itu dilakukan untuk menyangkal komentar-komentar yang mengindikasikan adanya tuduhan bahwa serangan ke rumah sakit tersebut dilakukan atas kepentingan pasukan AS sendiri.
Credit CNN Indonesia
Serangan AS Hancurkan RS di Afghanistan, 16 Orang Tewas
Bendera Taliban di Kunduz. (CNN Indonesia/Reuters/Stringer)
Sebanyak tiga dari tujuh pasien adalah anak-anak. Kolonel Brian Tibus dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mengatakan serangan itu sedang diinvestigasi oleh pihak yang berwajib.
Khususnya investigasi terhadap kemungkinan pesawat AC-130, yang sedang berada di area tersebut dan menembaki pasukan Taliban untuk mempertahankan operasi pasukan Amerika Serikat di sana, bertanggung jawab terhadap serangan ke rumah sakit.
|
Doctors Without Border sendiri kaget dengan serangan tersebut. Soalnya sudah sejak Selasa lalu mereka mengingatkan pihak yang bertikai mengenai posisi trauma center. Fasilitas kesehatan itu, kata mereka, telah merawat ratusan orang yang terluka akibat pertempuran itu. Bahkan, pada saat serangan, mereka langsung mengingatkan kedua pihak. Tapi tak digubris.
“Pengeboman berlanjut selama lebih dari 30 menit setelah pejabat militer AS dan Afghanistan di Kabul dan Washington kami informasikan,” kata kelompok, yang secara internasional dikenal dengan nama Medecins Sans Frontieres (MSF). “Kami mendesak penjelasan tentang apa yang terjadi dan bagaimana kejadian buruk ini bisa terjadi.”
MSF mengatakan masih ada sekitar 30 orang yang belum diketahui nasibnya. Ini berarti jumlah korban tewas masih bisa bertambah. Soalnya, saat serangan terjadi, ada 105 pasien di rumah sakit itu dan sebanyak 80 staf nasional dan internasional dari MSF.
AC-130 adalah pesawat tempur yang dibangun pada airframe pesawat kargo Hercules C-130. Model AC-130U yang tercanggih, dipersenjatai dengan senapan Gatling 25mm, meriam 40mm dan 105mm.
Credit CNN Indonesia