Rabu, 02 September 2015

Rizal Ramli Siapkan Danau Toba jadi Monaco dari Asia


Rizal Ramli Siapkan Danau Toba jadi Monaco dari Asia  
Mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao saat berkunjung ke kediaman Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Jakarta, 23 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
 
Jakarta, CB -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan pemerintah akan menyulap kawasan wisata Danau Toba di Sumatera Utara layaknya Monaco yang ada di Eropa. Namun untuk dapat mewujudkan ‘Monaco dari Asia’ tersebut, Rizal mengaku membutuhkan bantuan dari Pemerintah Daerah sekaligus masyarakat setempat.

“Kami akan mengembangkan Danau Toba jadi The Monaco of Asia. Pertama, kami akan bersihkan dulu Danau Toba karena banyak yang menanam ikan di situ. Setelah itu dibangun infrastrukturnya, jalan, air bersih, internet, dan sebagainya,” kata Rizal di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/9).

Akses internet menurut Rizal menjadi penting demi memancing lebih banyak lagi turis asing ke Danau Toba.

“Mereka tidak mau datang kalau tidak ada internetnya. Lalu ada bandara Silangit sekitar 10 kilometer (km) dari Danau Toba, itu akan dikembangkan dan diperbesar sehingga turis tidak perlu transit dulu di Medan,” kata mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Industri tersebut.

Mengingat seluruh kementerian yang bisa menunjang terwujudnya ide tersebut berada di bawah jalur koordinasinya, Rizal mengaku akan mencari waktu khusus guna membahas rencana itu bersama menteri terkait.

“Menteri Perhubungan akan diminta untuk membangun bandara itu. Lalu Menteri Pekerjaan Umum diminta membangun jalan. Tetapi bukan Danau Toba saja yang akan kami kembangkan, setidaknya ada tujuh lokasi yang diajukan pemerintah daerahnya sebagai kawasan wisata khusus,” kata Rizal.


Rajin Tersenyum

Meski enggan menyebutkan enam daerah lain yang tengah diseleksi sebagai kawasan wisata khusus, menurut Rizal keinginan tersebut harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar objek wisata.

“Kami akan memilih, dengan syarat Gubernur harus mengubah perilaku masyarakat setempat. Misalnya yang tadinya tidak bisa tersenyum, harus rajin senyum,” katanya.

Ia menuturkan, pada awalnya warga Singapura adalah sekelompok masyarakat perkotaan yang tidak bisa tersenyum terhadap warga asing. Namun mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew berhasil membuat gerakan nasional untuk tersenyum yang diikuti oleh warganya sehingga menjadikan Singapura sebagai salah satu tujuan wisata ditengah sumber daya alam yang terbatas.

“Kami minta juga masyarakatnya dididik soal kebersihan, jangan mimpi ada daerah wisata kalau tidak bersih. Kemudian ada kualitas layanan yang harus diperhatikan, jadi ada syaratnya. Karena kami akan berinvestasi di kawasan tersebut, Gubernur dan rakyatnya harus berbuat sesuatu untuk membantu. Minimal belajar senyum dulu,” jelas Rizal.

Credit  CNN Indonesia