Rabu, 19 Agustus 2015

Putin Kunjungi Crimea, Ukraina Timur Memanas


Putin Kunjungi Crimea, Ukraina Timur Memanas  
Putin mengunjungi Crimea, berdalih untuk mempromosikan pariwisata di tempat itu, namun di saat yang sama, pertempuran di Ukraina timur meningkat. (Alexei Nikolsky/RIA Novosti/Kremlin)
 
 
Jakarta, CB -- Pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur meningkat dan menewaskan dua pasukan Ukraina dan beberapa warga, bersamaan dengan kunjungan Putin ke Crimea.

Bentrokan terjadi di pelabuhan Mariupol di tenggara Horlivka, melanggar gencatan senjata menjelang perisapan peringatan hari kemerdekaan Ukraina pekan depan.

Pemerintah Ukraina di ibu kota Kiev menuduh kelompok separatis menembaki masyarakat sipil di pinggiran Mariupol.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja mencoba memanaskan situasi di timur Ukraina dengan mengunjungi Crimea.

Menurut Rusia, kunjungan Putin di Crimea selama tiga hari adalah untuk mengadakan pertemuan guna mengembangkan dan mempromosikan pariwisata di semenanjung Laut Hitam itu. Putin tiba di Crimea pada Senin (17/8).

"Saya yakin, meskipun terdapat kesulitan, situasi di Ukraina akan meningkat dan Ukraina akan berkembang secara positif," kata Putin.


Namun, eskalasi pertempuran di Ukraina membuat pemerintah dari negara-negara Barat khawatir akan merusak gencatan senjata dan perjanjian damai yang disepakai di Minsk, Belarusia pada Februari lalu.

Sementara itu, di Moskow, Rusia, Perdana Menteri Rusia Sergei Lavrov menyalahkan Ukraina atas kekerasan yang terjadi. Ia juga menuduh Ukraina mempersiakan serangan terbaru, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Tembak lalu lari

Juru Bicara militer Ukraina Andriy Lysenko mengatakan para pemberontak pro-Rusia menggunakan Howitzer dari jarak 15-16 kilometer untuk menggempur Sartana, di ujung utara Mariupol.

"Musuh tidak menyerang posisi (militer) Ukraina, akan tetapi wilayah masyarakat sipil," kata Lysenko, Senin (17/8).

"Pada saat ini, musuh telah mengadopsi taktik menembak lalu cepat-cepat melarikan diri. Lain kali, kita akan merespon cepat serangan seperti itu. Apa yang terjadi di Sartana adalah tantangan bagi pasukan kita," tambah dia.

Ia juga mengatakan, dua tentara Ukraina terbunuh dan tujuh lainnya terluka oleh kelompok separatis selama 24 jam.

Polisi setempat mengatakan setidaknya seorang pria dan seorang perempuran tewas di Sartana.

“Di salah satu jalan, terdapat lima rumah yang rusak parah oleh pecahan ledakan bom. Satu rumah memiliki taman yang terawat, namun rumah tersebut telah rusak oleh bom dan saya melihat genangan darah," kata fotografer media lokal, Mykola Ryabchenko, kepada Reuters lewat telepon.

Situs kaum separatis, DAN, mengutip walikota Horlivka, menyatakan bahwa tiga orang tewas serta empat lainnya terluka akibat serangan pemerintah di kota yang terletak di utara markas kubu pemberontak Donetsk.

Meningkatnya pertempuran juga diikuti penurunan harga minyak pada Senin, lalu melemahkan mata uang rubel Rusia, yang menyentuh angka terendah terhadap dolar dalam enam bulan terakhir.

Lebih dari 6.500 orang tewas dalam konflik yang dimulai pada April 2014 setelah Rusia mencaplok Crimea menyusul jatuhnya Presiden yang didukung Rusia di Kiev.

Credit  CNN Indonesia