Selasa, 18 Agustus 2015

Inikah Bunga Pertama di Muka Bumi?


 
Oscar Sanisidro Ilustrasi Montsechia vidalii

  CB - Dengan menganalisis lebih dari 1.000 fosil, ilmuwan menemukan bunga yang mungkin bisa disebut bunga pertama di dunia, bernama Montesechia vidalii.

Penemuan yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences tersebut berpotensi mengubah pandangan manusia tentang evolusi bunga di Bumi.

"Karena bunga itu begitu tua dan akuatik sejati (hidup di air)," tulis David Dilcher, pakar tumbuhan purba dari Indiana University dalam publikasinya.

Perkembangan bunga sebagai bagian dari tumbuhan sebenarnya relatif baru secara evolusi. Bunga tampak sebagai sistem yang kompleks, terdiri atas kelopak mahkota, dan sel kelamin. Namun, kompleksitas itu nyatanya membantu tumbuhan menyebar.

Kemunculan dan maraknya tumbuhan berbunga atau angiosperma pada masa lalu hingga kini menjadi misteri. Para ahli evolusi dan botani bertanya-tanya prosesnya.

Namun demikian, menjawab proses maraknya angiosperma akan sulit tanpa tahu bunga pertama yang muncul di Bumi dan wujudnya serta perubahan penampakan bunga dari waktu ke waktu.

Sementara menemukan bunga pertama cukup sulit. Meski genetika dan molekuler sudah berkembang, upaya pencarian bunga pertama di muka Bumi masih bergantung pada fosil.

Sekitar sepuluh tahun lalu, Dilcher dan rekannya menemukan fosil bunga di China yang kemudian dinamai Archaefructus. Kala itu, bunga tersebut diklaim sebagai yang tertua.

Hingga kemudian Dilcher meneliti spesies M vidalii yang ditemukan 100 tahun lalu di pegunungan Pyrenees di Spanyol. "Berdasarkan analisis kami, M vidalii sezaman, kalau tidak lebih tua dengan Archaefructus," kata Dilcher.

Diberitakan Los Angeles Times, Senin (17/8/2015), M vidalii diprediksi hidup 130 - 125 juta tahun lalu, pada masa Cretaceous, saat dinosaurus masih eksis di Bumi.

Karena 98 persen bunga yang eksis sekarang hidup di daratan, banyak ilmuwan beranggapan bahwa bunga juga muncul pertama kali di daratan.

Penemuan ini mungkin mengubah pandangan tersebut. "Angiosperma masa Cretaceous, seperti Archaefructus dan Montsechia, membuka peluang bahwa bunga akuatik umum pada masa awal evolusi angiosperma," tulis Dilcher.

"Habitat akuatik mungkin berperan penting dalam diversifikasi angiosperma awal," imbuh Dilcher yang meneliti evolusi bunga selama puluhan tahun.

Credit  KOMPAS.com