BEIJING
- Militer Beijing menyerukan respons yang kuat terhadap Amerika Serikat
(AS) dan sekutunya dalam perseteruan di Laut China Selatan yang dipicu
oleh sengketa maritim. Militer China menyerukan untuk membuat “hidung”
AS dan sekutunya berdarah sebagai desksripsi dari sebuah invasi.
Pemerintah China sudah terang-terangan menolak putusan Pengadilan Tetap
Arbitrase (PCA) di Den Haag. Putusan yang keluar pada 12 Juli 2016 itu
memenangkan gugatan Filipina terhadap China perihal sengketa “Nine-Dash
Line” kawasan Laut China Selatan.
China menilai putusan PCA
yang berpihak pada Filipina sebagai lelucon yang tidak memiliki dasar
hukum dan bagian dari rencana anti-China yang “dimasak” di Washington.
Sejauh ini, Beijing belum menunjukkan tanda-tanda ingin mengambil
tindakan militer yang lebih kuat. Sebaliknya Pemerintah Presiden Xi
Jinping, telah menyerukan resolusi damai melalui perundingan di luar
putusan PCA terkait sengketa Laut China Selatan.
Meski
demikian, beberapa elemen militer China semakin percaya diri untuk
memberikan respons militer yang kuat terhadap AS dan sekutu regionalnya.
Hal itu diungkap empat sumber yang memiliki hubungan dekat dengan
militer dan pemimpin China.
”Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) siap,” kata seorang sumber yang memiliki hubungan dekat dengan militer China kepada Reuters, Senin (1/8/2016).
”Kita harus pergi dan memberi mereka hidung berdarah seperti yang
dilakukan Deng Xiaoping kepada Vietnam pada tahun 1979,” lanjut sumber
itu merujuk pada invasi singkat China terhadap Vietnam saat membela
sekutu Beijing, Khmer Merah.
Sumber meminta ditulis dalam kondisi anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Sumber lain yang memiliki hubungan dengan kepemimpinan China membenarkan ada sentimen anti-AS di elemen-elemen PLA.
”Amerika Serikat akan melakukan apa yang harus dilakukan. Kami akan
melakukan apa yang harus kita lakukan,” ujarnya. ”Seluruh sisi militer
telah mengeras. Itu adalah kerugian besar dari wajah (mereka),” imbuh
dia.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun,
enggan membahas perihal keinginan militer China untuk merespons
negara-negara asing yang ikut campur dalam sengketa Laut China Selatan.
Sedangkan para pakar politik dan militer China membenarkan adanya
sentimen militer anti-AS yang menguat.
”Militer China akan
meningkatkan dan berjuang keras dan China tidak akan pernah tunduk
kepada negara manapun mengenai masalah-masalah kedaulatan,” kata Liang
Fang, seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional.
Credit Sindonews