Menurut Arrmanatha Nasir, KBRI Ankara
telah menemui Wakil Kepala Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Gaziantep
untuk menyampaikan permohonan agar proses kasus Sdr. HLS dapat
dipercepat. (ANTARA FOTO/ho/Suwandy)
"Sdr. HLS ditangkap di Turki oleh aparat keamanan Turki tanggal 3 Juni 2016 dengan tuduhan terlibat dalam 'organisasi teror bersenjata' yang terafiliasi dgn gerakan Hizmet dan/atau gerakan Fethullah Gulen," ujar juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, Senin (15/8).
Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara sudah beberapa kali menemui HLS di penjara. Menurut Arrmanatha, penjara itu khusus untuk menampung tahanan kasus politik.
|
KBRI Ankara dan pengacara tersebut akan terus mengupayakan kunjungan dan memantau perkembangan kasus ini secara berkala. Arrmanatha mengatakan bahwa hingga kini, KBRI Ankara masih menunggu jadwal sidang yang belum ditentukan.
"KBRI Ankara juga secara rutin melakukan komunikasi dengan orang tua Sdr. HLS untuk menyampaikan perkembangan penanganan kasus," tutur Arrmanatha.
|
Menurut Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, 16 ribu orang yang resmi ditahan adalah bagian dari 26 ribu orang yang ditangkap usai kudeta militer. Sebanyak 6.000 orang yang ditangkap masih dalam proses penyelidikan, sisanya dinyatakan tidak terlibat.
Kudeta militer yang berlangsung bulan lalu berakhir dengan kegagalan setelah Erdogan menyatakan perlawanan. Ribuan rakyat di Istanbul dan Ankara turun ke jalan melawan tentara.
Setidaknya 240 orang terbunuh dan 2.917 terluka dalam percobaan kudeta tersebut.
Credit CNN Indonesia
WNI yang Ditahan di Turki Dikenal sebagai Pelajar Cerdas
Ilustrasi (Thinkstock)
Sebelum melanjutkan pendidikan di Universitas Gaziantep, Handika merupakan seroang pelajar SMA Semesta Bilingual Boarding School di Gunung Pati, Kota Semarang. Selama belajar di Sekolah Semesta, putra pasangan Basuki Raharjo dan Supartiningsih, warga Wonosobo, Jateng ini selalu memperoleh nilai yang memuaskan.
|
"Kami yakin betul Handika tidak terlibat organisasi atau kelompok terlarang. Dia anak yang cerdas, alumni kami yang menorehkan prestasi", kata Kepala Sekolah SMA Semesta Moh.Haris kepada CNN Indonesia.com, Senin (15/8).
Senada dengan sang Kepala Sekolah, beberapa rekan Handika alumni SMA Semesta juga ikut membantah tuduhan yang dilontarkan Pemerintah Turki tersebut. Bahkan, apa yang dilakukan oleh aparat keamanan Turki sudah keterlaluan.
|
Husein mengungkapkan dirinya dan sejumlah rekannya akan melakukan upaya ke Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Pendidikan RI serta Kedutaan Besar Indonesia di Turki untuk melakukan mediasi atau pembebasan Handika dari sel tahanan di Turki.
"Kami dan rekan-rekan akan melakukan upaya ke Kemenlu, Kemendikbud dan Kedubes disana agar Handika bisa cepat dikelurkan", kata Husein.
Sebelum terkuaknya kabar penangkapan Handika, Pemerintah Turki sempat meminta Pemerintah Indonesia untuk menutup 9 sekolah yang dianggap terafiliasi Kelompok Pemberontak Fetulah Gulen. Salah satu dari sembilan sekolah tersebut adalah Sekolah Semesta Bilingual Boarding School di Semarang.
Credit CNN Indonesia