Senin, 18 Juli 2016

Mengenal Gulen, Tokoh yang Dituding Dalangi Kudeta Turki



Mengenal Gulen, Tokoh yang Dituding Dalangi Kudeta Turki  
Erdogan menuding Fethullah Gulen sebagai dalang dari upaya kudeta oleh militer di Turki. Erdogan dan Gulen sempat berkawan, namun pecah kongsi tahun 2013. (Dok. Wikipedia)
 
Jakarta, CB -- Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kudeta di Turki didalangi seseorang dari Pennsylvania di Amerika Serikat, yaitu seorang tokoh agama Islam Fethullah Gulen. Mengasingkan diri dari Turki, Gulen adalah kawan yang berakhir menjadi lawan bagi pemerintahan Erdogan.

Gullen adalah warga Turki, seorang mantan imam, penulis sekaligus tokoh politik. Pria 75 tahun ini membentuk gerakan politik keagamaan bernama gerakan Gulen, atau yang dikenal dengan nama Hizmet di Turki.

Mengaku bermazhab Hanafi, Gulen menekankan pengajarannya dengan memadukan agama dengan ilmu pengetahuan alam, mendorong dialog antar agama, serta demokrasi multi partai. Dia menginisiasi dialog dengan Vatikan dan organisasi-organisasi Yahudi.


Awalnya, Gulen merupakan pendukung Erdogan. Kongsi kedua tokoh ini pecah tahun 2013 saat kasus korupsi mendera keluarga dan para pendukung Erdogan di pemerintahan dan kepolisian. Erdogan membantah tudingan tersebut dan menuduh Gulen berada di balik fitnah korupsi terhadap dirinya. Gulen kemudian kabur ke AS, upaya Turki mendeportasinya belum membuahkan hasil.

Ajaran Gulen diyakini oleh sekitar 10 persen populasi Turki, atau yang disebut Gulenis. Saat ini Gulen masuk dalam salah satu buronan teroris nomor satu Turki. Hizmet yang dijuluki Turki sebagai Organisasi Teror Gulenis, FETO, dituding mencoba menggulingkan pemerintahan Erdogan, salah satunya dengan menebar fitnah korupsi di ring satu pemerintahan.

Dalam sebuah rekaman video tahun 1999, Gulen menyarankan para pengikutnya untuk menyusup ke institusi-institusi pemerintahan.

"Kalian harus masuk ke urat nadi sistem, tanpa seorang pun yang mengetahui kehadiran kalian, sampai kalian mencapai pusat dari kekuatan....kalian harus menunggu sampai memperoleh semua kekuatan di pemerintahan, sampai semua kekuatan di institusi konstitusional berada di pihak kalian," ujar Gulen saat itu.

Gulen membantahnya, mengatakan video rekaman itu telah diubah.

Pengacara pemerintah Turki, Robert Amsterdam, mengatakan ada indikasi keterlibatan para Gulenis dalam upaya kudeta militer ini. Menurut laporan intelijen yang diterima Amsterdam, ada "tanda-tanda Gulen bekerja sama dengan beberapa petinggi militer untuk melawan pemerintah terpilih."

Dari kediamannya di kota kecil Saylorsburg, Pennsylvania, Gulen membantah tuduhan tersebut. Dia mengaku menentang perebutan kekuasaan dengan kekerasan. "Sebagai seseorang yang menderita akibat beberapa kali kudeta militer selama lima dekade terakhir, sebuah penghinaan jika saya dituduh terkait dalam upaya yang sama," kata Gulen.

Upaya kudeta berhasil digagalkan setelah ribuan orang pendukung Erdogan turun ke jalan. Dalam pidatonya, Erdogan menegaskan bahwa pelaku kudeta adalah para pengkhianat. Sedikitnya 60 orang tewas dalam upaya kudeta di Ankara. Ratusan tentara ditahan.


Credit  CNN Indonesia