ADANA
- Otoritas Turki menangkap Jenderal Bekir Ercan Van, komandan Pangkalan
Udara Incirlik yang jadi rumah senjata nuklir Amerika Serikat (AS) di
Turki. Komandan militer Turki itu turut dicurigai terlibat kudeta
militer yang gagal pada Jumat malam.
Penangkapan Jenderal
Bekir terjadi pada hari Minggu. Dia selama ini bertanggung jawab atas
operasi di Pangkalan Udara Incirlik yang jadi markas AS dalam
meluncurkan serangan terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Menurut laporan Sputniknews,
Senin (18/7/2016), sejumlah petugas berpangkat lebih rendah turut
ditangkap bersama Jenderal Bekir. Penangkapan komandan Pangkalan Udara
Incirlik merupakan bagian dari operasi "pembersihan" besar-besaran di
korps militer Turki. Hingga kini, sekitar 6.000 orang telah ditangkap.
Setelah kudeta pada Jumat malam, Konsulat AS melaporkan bahwa akses
masuk dan keluar dari dan ke Pangkalan Udara Incirlik diblokir. Listrik
juga diputus. Padahal, pangkalan ini menjadi rumah bagi 2.500 staf
militer dan 90 senjata nuklir AS.
Sementara itu, di saat
situasi di Turki, khususnya di Pangkalan Udara Incirlik sudah stabil,
muncul laporan bahwa 42 helikopter telah hilang dari markas militer
Turki. Hal ini telah memicu spekulasi akan adanya kudeta kedua.
Spekulasi itu juga merembet pada kekhawatiran soal keamanan senjata
nuklir AS di Turki.
Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS,
John Kerry, berharap peristiwa yang terjadi di Turki tidak akan
mempengaruhi operasi militer bersama. Dia juga membahas rintangan yang
dialami personel militer AS usai upaya kudeta di Turki.
”Mungkin ada beberapa pengisian bahan bakar yang berlangsung dengan
Angkatan Udara Turki, dengan pesawat yang terbang dalam kudeta itu
sendiri,” katanya.
Juru bicara Pentagon, Peter Cook, mengklaim
bahwa operasi anti-ISIS telah dipulihkan kembali. Menurutnya, pemadaman
listrik yang sempat terjadi di Pangkalan Udara Incirlik usai kudeta
tidak mempengaruhi fasilitas AS yang menyediakan energi dengan generator
sendiri.
Credit Sindonews