
Permintaan itu disampaikan politikus top Rusia, Vladimir Zhirinovsky. Menurutnya, penjatuhan bom nuklir juga akan menjadi bukti bahwa Rusia masih menjadi pemain utama di panggung dunia.
Wilayah yang diminta dibom nuklir itu adalah Kepulauan Faroe yang hanya berjarak 200 mil sebelah utara barat dari Britania Raya.
“Di Laut Utara ada sebuah pulau kecil, sebuah negara kecil (dengan) 200.000 orang,” katanya.
”Brussels harus mengatakan: Lihat, di sini adalah sebuah pulau. Sekarang tidak ada pulau. Negara ini tidak ada lagi,” lanjut dia.
”Kami harus menunjukkan kemampuan dari kekuatan nuklir kami,” ujar Zhirinovsky yang dikutip Mirror, semalam (26/5/2016).
Pemimpin Partai Demokrat Liberal menyerukan serangan horor itu saat siaran langsung di stasiun televisi Rossia 1.

Kepulauan Faroe dia sarankan jadi target dengan alasan penduduk di pulau tidak tidak padat. Komentar politikus Rusia ini muncul di saat Amerika Serikat (AS) dan NATO sibuk membangun perisai rudal baru di Eropa yang dekat dengan Laut Hitam.
AS dan NATO mengklaim penyebaran perisai rudal baru itu untuk menggantikan sistem pertahanan rudal yang mengalami penuaan. Salah satu sistem perisai rudal baru yang sudah diaktifkan AS dipasang di Rumania pada pekan lalu.
AS mengatakan perisai rudal di Rumania untuk melindungi Eropa dari rudal balistik yang berpotensi ditembakkan dari Timur Tengah.
Tapi, Rusia tidak percaya dengan alasan AS tersebut. Sebaliknya, Rusia yakin langkah AS itu sebagai “agresi” yang mengancam keamanan Moskow.
Kremlin belum merespons atas permintaan Zhirinovsky untuk menjatuhkan bom nuklir di pulau lepas pantai Skotlandia.
Credit Sindonews