Rekontruksi dari puing-puing pesawat Malaysia
Arilines MH17 saat dipresentasikan laporan terakhir kecelakaan pada Juli
2014 di Gilze Rijen, Belanda, 14 Oktober 2015. Para investigator
internasional menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 telah
ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia. REUTERS/Michael Kooren
"Pemerintah Indonesia mencatat upaya-upaya yang telah dilakukan oleh OvV dalam menyelidiki aspek keselamatan terkait penerbangan MH17. Bagi Pemerintah Indonesia, hasil penyelidikan tersebut dapat menjadi salah satu sumber referensi lebih lanjut dalam proses-proses yang berlangsung di Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata juru bicara Kementrian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, Rabu.
Selain mengikuti perkembangan proses penyelidikan OvV sejak awal, di tingkat internasional, Indonesia terus memainkan peran penting dalam diskusi dan pembahasan di Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait insiden MH17.
Indonesia merupakan co-sponsor Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 2166 Tahun 2014 yang memuat antara lain proses hukum bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Dalam rilis Kementrian Luar Negeri menyikapi pengumuman OvV, pemerintah Indonesia kembali menggarisbawahi pentingnya dilakukan penyelidikan internasional secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan, dan akuntabel.
"Indonesia berbagi komitmen dengan negara-negara yang warganya menjadi korban insiden MH17 dan komunitas internasional untuk membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden MH17 ke hadapan hukum," kata Arrmanatha.
Lebih jauh Indonesia menyerukan kepada semua pihak, termasuk komunitas internasional untuk terus bekerja sama erat dalam upaya mewujudkan rasa keadilan dan rasa kemanusiaan bagi keluarga-keluarga korban insiden MH17.
Hasil penyelidikan OvV menyebut pesawat pecah di udara setelah dihantam rudal dari darat yang ditembakkan peluncur rudal Buk buatan Rusia. Pemerintah Rusia membantah hal itu dan menyebut penyelidikan OvV bias.
Mayoritas korban pesawat yang jatuh di atas wilayah konflik Ukraina Timur, 17 Juli 2014 adalah warga Belanda. Australia, Belgia, Malaysia dan Ukraina yang warganya juga menjadi korban, turut ambil bagian dalam penyelidikan.
Credit TEMPO.CO