Puluhan aktivis mahasiswa, pedagang kaki lima,
buruh dan nelayan yang tergabung dalam Aliansi Tarik Mandat, menyerukan
slogan saat melakukan aksi unjuk rasa, di depan Istana Negara, Jakarta,
28 Agustus 2015. TEMPO/Imam Sukamto
"Ada sepuluh tuntutan dari buruh yang dilatarbelakangi ketidakadilan yang diterima buruh akhir-akhir ini," kata Said Iqbal, Senin, 31 Agustus 2015.
Adapun sepuluh tuntutan buruh adalah:
1. Turunkan harga bahan bakar minyak dan sembilan bahan makanan pokok
2. Tolak pemutusan hubungan kerja akibat pelemahan rupiah dan perlambatan ekonomi
3. Tolak pekerja asing atau mewajibkan pekerja asing berbahasa Indonesia
4. Perbaiki layanan kesehatan
5. Naikkan upah minimum 22 persen
6. Angkat pekerja kontrak dan outsourcing jadi karyawan tetap dan guru honorer jadi pegawai negeri sipil
7. Revisi peraturan pemerintah jaminan pensiun setara dengan PNS
8. Bubarkan Pengadilan Hubungan Industrial
9. Pidanakan perusahaan pelanggar keselamatan dan kesehatan kerja
10. Sahkan Rancangan Undang-Undang Pembantu Rumah Tangga.
Said Iqbal menjelaskan massa yang datang berasal dari 40 organisasi yang tergabung dalam empat federasi: KSPI, KSBSI, KSPSI, dan KPKPBI. Massa akan berkumpul di patung kuda sekitar pukul 10.00 lalu bergerak ke Istana untuk berorasi. Setelah orasi, sekitar pukul 13.00 massa dibagi dua lalu long march ke Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Kesehatan.
Timboel Siregar Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia menuturkan aksi ini dilatarbelakangi oleh tindakan kesewenangan perusahaan akhir-akhir ini. "Ada banyak buruh di-PHK alasannya rupiah melemah sehingga keuangan perusahaan terpuruk, belum lagi kebakaran di Mandom yang menewaskan buruh," katanya.
Credit TEMPO.CO
Buruh Kepung Istana
JAKARTA – Kedatangan buruh menuju Jakarta terus
menjadi-jadi, bahkan buruh terlihat sudah mengepung Istana Merdeka
sampai siang hari ini. Belum terlihat aktifitas aksi buruh yang menurun
sampai saat ini.
Di depan gerbang Istana, mereka juga berorasi menuntut sejumlah permintaannya agar dipenuhi oleh pemerintah. Di antaranya kenaikan upah kaum buruh, dan juga keselamatan kerja bagi kaum buruh.
Di depan gerbang Istana, mereka juga berorasi menuntut sejumlah permintaannya agar dipenuhi oleh pemerintah. Di antaranya kenaikan upah kaum buruh, dan juga keselamatan kerja bagi kaum buruh.
Credit Okezone
Buruh Merangsek ke Istana Merdeka
Selasa, 01 September 2015 | 14:18 WIB
Ribuan buruh berbaris menuju Istana di kawasan
Jalan Thamrin, Jakarta, 1 September 2015. Massa buruh direncanakan akan
berdemo di depan Istana. TEMPO/Subekti
"Polisi jangan halangi kami. Jangan provokasi kami!" teriak orator aksi dari pikap dengan suara yang terdengar hingga radius 50 meter. Sang orator juga meneriakkan kepada buruh jangan masuk dan berhenti di Monumen Nasional. "Kalau di Monas artinya tunduk pada kemauan pemerintah. Kita di sini mau suarakan kepentingan kita, biar yang di dalam Istana tahu suara kita!"
Massa berseragam biru dari Brigade Serikat Pekerja Seluruh Indonesia berada di barisan terdepan, disusul barisan massa berseragam merah dari Garda Metal Merah dan massa berseragam hijau dari Green Force FSP KEP KSPI. "Jangan cuma duduk. Kita dilatih tidak untuk duduk saja!"
Massa sesekali berhenti. "Rapatkan barisan. Jangan sampai terputus!" kata orator. Lagu Darah Juang dan Halo-halo Bandung silih berganti dengan lagu Iwan Fals berjudul Bongkar. "Maju terus buruh!" yang disambut dengan teriakan-teriakan buruh.
Sebelumnya Kapolda Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengimbau buruh berorasi di Silang Monas. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempersilakan buruh berorasi di Balai Kota. Namun, buruh menganggap suara mereka harus disampaikan di depan Istana Merdeka.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuturkan ada 35 ribu massa buruh yang siap membanjiri Istana Merdeka pada 1 September 2015. Said Iqbal menjelaskan, massa yang datang berasal dari 40 federasi yang tergabung dalam 4 federasi: KSPI, KSBSI, KSPSI, dan KPKPBI.
Said mengatakan massa akan berkumpul di patung kuda sekitar pukul 10.00 lalu bergerak ke Istana Merdeka untuk berorasi. "Usai orasi, sekitar pukul 13.00 massa akan dibagi dua lalu long march ke Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Kesehatan," kata dia.
Timboel Siregar sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia menuturkan, aksi ini dilatarbelakangi oleh tindakan kesewenangan perusahaan akhir-akhir ini. "Ada banyak buruh di-PHK alasannya rupiah melemah sehingga keuangan perusahaan terpuruk, belum lagi kebakaran di Mandom yang menewaskan buruh," kata dia.
Adapun sepuluh tuntutan buruh adalah:
1. Turunkan harga bahan bakar minyak dan sembilan bahan makanan pokok
2. Tolak pemutusan hubungan kerja akibat pelemahan rupiah dan perlambatan ekonomi
3. Tolak pekerja asing atau mewajibkan pekerja asing berbahasa Indonesia
4. Perbaiki layanan kesehatan
5. Naikkan upah minimum 22 persen
6. Angkat pekerja kontrak dan outsourcing jadi karyawan tetap dan guru honorer jadi pegawai negeri sipil
7. Revisi peraturan pemerintah jaminan pensiun setara dengan PNS
8. Bubarkan Pengadilan Hubungan Industrial
9. Pidanakan perusahaan pelanggar keselamatan dan kesehatan kerja
10. Sahkan Rancangan Undang-Undang Pembantu Rumah Tangga.
Credit TEMPO.CO