Kamis, 11 Juni 2015

Virus MERS Masih Menjadi Misteri


MERS juga ditemukan pada unta Afrika, tapi tidak menyebar pada manusia

Virus MERS Masih Menjadi Misteri
Turis mengenakan masker mencegah penularan MERS di Korsel. (REUTERS/Park Ji-hye)
 
  CB - Korea Selatan (Korsel) memobilisasi semua sumber daya, untuk mengatasi mewabahnya virus MERS. Tapi segala sesuatu tentang virus MERS, masih menjadi misteri karena kurangnya penelitian.

Dilansir dari laman Chosun Ilbo, Kamis, 11 Juni 2015, dua hal yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana virus MERS menular dari hewan ke manusia, serta bagaimana bisa menular dari manusia ke manusia.

Para ahli sebelumnya bersikeras bahwa virus MERS hanya menular dari hewan ke manusia, tapi tidak dari manusia ke manusia lainnya. Faktanya sudah 122 kasus MERS di Korsel, yang menyebar dari manusia ke manusia.

Otoritas kesehatan Korsel, Minggu, 7 Juni lalu, mengatakan hasil analisa sampel virus dari pasien kedua, memperlihatkan adanya 99,82 persen kesamaan, dengan virus MERS di Timur Tengah.

"Kami menyelesaikan analisa 30.000 DNA virus, membaginya dengan komunitas virologis di Korsel dan luar negeri, termasuk Amerika Serikat (AS)," kata Lee Joo-shil dari Institut Kesehatan Nasional.

Lee mengatakan hasilnya virus MERS di Korsel memiliki 99,55 persen kesamaan, dengan sampel standar kasus MERS pertama, yang ditemukan pada 2013 di Arab Saudi. Artinya virus itu tidak bermutasi di Korsel.

Jurnal Sains, Nature, pada Selasa, 9 Juni, mengutip pernyataan seorang pakar, yang menyebut wabah MERS di Korsel akan menekan negara-negara Timur Tengah, untuk mengakselerasi penelitian.


 Peter Ben Embarek, yang memimpin komite darurat MERS WHO, mengatakan MERS yang pertama kali mewabah di Saudi, dikaitkan dengan takhyul dan itu dianggap sangat tidak membantu penyelidikan.

"Saudi cenderung menghindar, untuk mendiskusikan apa yang mereka anggap masalah pribadi," kata Peter. Pakar dari Inggris, David Heymann, mengatakan kasus pertama MERS ditularkan dari unta pada manusia.

Dibutuhkan penyelidikan, bagaimana unta dapat menularkan virus pada manusia, karena ada lebih banyak unta di Afrika daripada di Timur Tengah. Virus MERS pun ditemui pada unta-unta di Afrika.

Tapi MERS pada unta di Afrika, tidak menular pada manusia seperti yang terjadi di Arab Saudi. Ada beberapa penyakit mematikan yang bermula di negara-negara Afrika yang miskin, seperti epidemi ebola pada 2014 lalu.

Kemiskinan, sanitasi dan sistem kesehatan yang buruk, menjadi penjelasan yang masuk akal, mengapa penyakit begitu mudah menjadi epidemi di Afrika. Tapi MERS justru terjadi di negara kaya seperti Saudi.

Wakil Menteri Kesehatan Saudi, Ziad Memish, yang dikutip Al Jazeera, mengatakan penyelidikan virus MERS tidak dapat dilakukan, bukan karena keengganan, tapi karena virus MERS telah dipatenkan.

Hal serupa disampaikan Pusat Medis Erasmus di Rotterdam, Belanda, yang mengatakan tidak punya hak untuk mengembangkan vaksin, karena mereka harus membayar pada satu perusahaan Belanda yang memegang paten



Credit  VIVA.co.id